My Annoying Girlfriend : 9

9.8K 203 5
                                    

Sebelum lanjut ke ceritanya aku mau kasih gambar si sexy Marry dulu deh biar lebih gampang bayanginnya saat baca cerita di part ini 😁😁😁
.
.
.
.

Sebelum lanjut ke ceritanya aku mau kasih gambar si sexy Marry dulu deh biar lebih gampang bayanginnya saat baca cerita di part ini 😁😁😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

El membelalak dengan mata melotot. Dia terkejut kenapa bisa jatuh dengan posisi begitu? Belum sempat dia bangun dari posisi itu Darren membuka matanya dan kaget saat melihat pemandangan wajah El sedekat itu.
"Maaf maaf!" El langsung berdiri dengan panik sambil menyentuh bibirnya.
Darren tersenyum miring. "Gak usah pura-pura kalau mau nyium aku cium aja! Tapi jangan pas lagi tidur, cemen!"
"Aku beneran ngga sengaja kok!" kata El kesal malah diledek oleh Darren. "Tadi aku keserimpet terus jatoh!" jelasnya meyakinkan Darren. Dia merasa sangat malu dengan apa yang baru saja terjadi.
"Oh ya? Iya aku percaya!" Darren hanya terkekeh seolah tak percaya dengan El. Lalu dia beranjak menuju meja makan.

El masih berdiri terpaku tak percaya dia baru saja mencium seorang pria, dan itu adalah boss nya sendiri. Dia berpikir pasti Darren menganggapnya murahan denga apa yang terjadi.

"Kamu mau berdiri disitu terus sampe kapan?" tanya Darren sambil melahap sphagetti di atas piringnya.
"Ehh? Ohh. Aku mau nonton tv." Jawab El gugup.
"Eh... Siapa suruh kamu nonton tv? Kamu gak inget kamu itu lagi kerja!"
El menghela nafas panjang lalu menghampiri dan duduk di depan Darren dengan wajah kesal dan bibir manyun.
"Nah bagus gitu! Temenin aku makan!" kata Darren dengan mulut penuh sphagetti.
El mulai mengambil garfu dan mengambil sphagetti di depannya. Dia memutar-mutar mie ala italia itu cukup lama.
"Makan ayok! Nanti kamu mati aku juga yang repot!" titah Darren.
El melotot ke arah Darren. Dengan mood yang rusak akhirnya El menyuapkan makanan itu ke mulutnya.
"Enak mana? Sphagetti atau bibir aku?" tanya Darren terkekeh.
"Hm." lagi-lagi El melotot. Kali ini dia tidak membalas apa-apa hanya memalingkan wajahnya saja.
"Hahahaha." Darren tertawa entah mengapa dia begitu bahagia melihat ekspresi seperti itu dari El.
Setelah El menelan habis makanan di mulutnya dia mulai bersungut lagi pada Darren. "Pak denger ya! Aku gak sengaja tadi cium bapak! Bapak jangan berpikir hal negatif tentang aku yah!"
"Alahhh gak usah munafik! Aku sudah biasa dengan cewek-cewek yang bersikap seperti itu!"
"Tapi aku tidak seperti itu, Pak!" kali ini nada El sedikit meninggi.
"Hei..  Santai dong aku hanya bercanda!" jawab Darren santai sambil meminum orange juice-nya.
El menghembuskan nafasnya dengan kasar.

***

Sambil menatap keluar jendela kamarnya yang besar, Marry menyesap rokoknya. Dia masih memikirkan siapa wanita yang bersama Darren tadi di apartemen. Hatinya begitu panas saat melihat Darren bersama dengan wanita lain.
"What are you thinking, Sweety?" suara itu mengagetkan Marry dari lamunannya.
"Nothing, Honey! I just feel so tired!" jawab Marry bohong pada suaminya.
Suaminya yang sudah berkepala lima itu memeluk Marry dari belakang kemudian mulai menciumi lehernya dengan nafas yang memburu.
"Honey please not now!!" Marry berusaha melepas pelukan suaminya yang begitu erat itu meskipun tetap saja dia sulit melepaskannya.
Kali ini Marry hanya memikirkan Darren. Dia merasa malas pada suaminya itu terlebih Marry memang tak benar-benar cinta padanya. Dia hanya menginginkan popularitas serta kekayaan yang dimiliki Sam, suaminya itu.
"I miss you!  I want you now!" Sam lalu menarik Marry ke tempat tidur dengan sedikit memaksa sampai rokok di tangan Marry pun terjatuh.
Marry terhempas di atas pembaringan dan Sam langsung menjamah Marry dengan beringas. Sementara itu Marry hanya bisa pasrah dengan apa yang suaminya inginkan saat ini.

***

"Ini sudah pukul lima, bisa aku pulang sekarang?" tanya El pada Darren dengan wajah lelah.
"Belum. Kamu tidak usah kuatir nanti aku antarkan kamu pulang!" jawab Darren sambil sibuk dengan tabletnya.
"Tapi jam kerjaku kan sudah habis!" kekeh El sambil manyun.
"Boss nya itu aku atau kamu? Kenapa kamu menjadi ngatur aku?" tanya Darren menoleh pada El. Dia melihat rambut El yang mulai acak-acakan dan wajahnya yang mulai kusut itu. Kasihan juga.
"Ya kamu!" jawab El lemah sambil menyandar pada sofa.
"Apa aku harus menciummu agar kau tidak lesu begini?" tanya Darren sambil mengangkat alisnya.
"Ehh?" El sontak menoleh pada Darren. "Kamu jangan macam-macam yah!" lanjut El kali ini sambil menutupi bibirnya.
"Payah!" kata Darren sambil memutar bola matanya.
"Emangnya kenapa kalo aku payah?!" El menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Payah. Seperti orang tak pernah ciuman saja!"
"Terus masalah gitu?" ketus El.
"Seriously? Jadi kamu belum pernah ciuman?" tanya Darren dengan tawanya yang menggelegar.
"Ehh?"
"Pantas saja kamu marah-marah karena insiden ciuman tadi! Hahaha."
"Terserah." Kali ini El yang memutar bola matanya dengan kesal.
"Berarti kamu harus belajar, bahkan lebih dari ciuman mungkin!" kata Darren masih terkekeh.
"Aku mau pulang sekarang!" pekik El sambil beranjak menuju pintu keluar.
Darren dengan sigap berdiri dan meraih tangan El. Sepertinya kali ini El benar-benar marah.
"Tunggu! Aku hanya bercanda tadi!"
"Mau bercanda atau bukan ini sudah waktunya aku pulang!"
Darren menghela nafas panjang. "Oke."

Sepanjang perjalanan El hanya terdiam sambil menatap keluar jendela. Suasana menjadi terasa begitu canggung saat Darren juga ikut terdiam. Dia merasa tak enak dan bersalah sudah mengatakan hal itu pada El. Jadi benar El ini memang wanita yang begitu polos sama seperti wajah dan tingkahnya. Kalau tahu begitu Darren tak akan mencandainya seperti itu. Darren tahu wanita baik-baik akan marah saat dicandai dengan hal-hal tabu seperti itu, rasanya seperti menurunkan harga dirinya.

Sesampainya di tujuan, El bergegas melepas seatbelt nya dan akan segera turun sebelum akhirnya Darren meraih tangannya lagi.
"Ada apa lagi?" ketus El.
Darren ingin mengatakan maaf pada El tetapi entah mengapa lidahnya begitu kelu. Dia hanya bisa menatap El dengan mata penuh harap.
"Kalau sudah selesai, aku mau keluar!" El masih ketus pada Darren.
Darren pun melepaskan genggamannya pada El dan hanya bisa menghela nafas panjang. El pun keluar daru mobil dan segera masuk ke rumahnya tanpa mengatakan apapun lagi pada Darren.
"Shit!! " Darren mengumpat pada dirinya sendiri lalu melajukan mobilnya untuk pulang.
.
.
.
.
.
El marah besar nih!!!  Bikin Darren jadi galau 😂😂😂
Makasih udah baca sampai sejauh ini jangan lupa vote ya 😁😇

My Annoying GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang