Darren melajukan mobilnya dengan tenang, pikiran kotor dan nakalnya mulai menyeruak di kepalanya. Baginya El memang bukan tipe nya. Dia suka dengan wanita sexy dan menggairahkan sedangkan El wanita yang biasa saja. Tetapi masih dalam kategori cantik baginya. Hanya kurang sexy saja.
Dalam perjalanan tersebut El hanya terdiam sibuk dengan pikirannya sendiri lain halnya dengan Darren yang tersenyum miring dengan rencana di kepalanya.
Jangan-jangan orang ini orang jahat. Ah masa sih? Tampilannya emg sedikit berantakan tapi dia ganteng parah! Masa iya orang jahat sih. Atau jangan-jangan dia mafia yang mau jual aku ke luar negeri gitu. Atau jangan-jangan.... Batin El terus saja membuatnya berfikir negatif.
"Eh Pak Pak turunin saya disini Pak!" titah El seraya menepuk bahunya Darren.
"Turunin?" Darren menyerngit.
"Iya rumah aku di komplek sana!" El menunjuk-nunjuk jalanan yang sudah terlewat.
"Emang kamu pikir aku sopir yang antar jemput kamu?" Darren tertawa dengan renyahnya.
"Lah terus? Bukannya Bapak emang mau nganterin saya pulang sebagai pertanggung jawaban karena udah nabrak saya?" tanya El dengan polos.
"Saya yang akan minta pertanggung jawaban kamu!" Darren menoleh menatap langsung mata El dengan dingin.
El terkesiap. Dia hanya terdiam tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Apakah El perlu turun paksa dari mobilnya kemudian berguling di atas aspal? Ah. El sempat memikirkannya tapi sebaiknya tidak perlu.Apartemen mewah milik Darren memang begitu berantakan. Dia hanya mengunjungi apartemennya saat diperlukan untuk berkencan atau saat perlu waktu untuk menyendiri. Sementara itu, El yang sedari tadi terdiam dengan rasa penasaran kini bertambah dengan perasaan takut. Jangan-jangan Darren akan menodainya?
"Nggaaakkkk!" pekik El tiba-tiba seraya menggelengkan kepalanya dengan cepat.
Darren yang berjalan di depannya sontak menoleh dengan dahi mengkerut. "Ada apa?"
"Ehh? Ohh. Nggak 'papa. A... Aku cuma... Cumaa.... " El menggigit bibir bawahnya sambil terbata. "Cuma kebelet!" katanya cepat seraya berlalu untuk mencari toilet.El berlarian mencari toilet. Beberapa kali membuka pintu akhirnya dia menemukannya di samping kamar utama.
Blug!
El menutup kencang pintu tersebut dengan nafas terengah-engah.
"Nggak! Gak mungkin!" El menatap wajahnya di cermin besar di kamar mandi. Kemudian membasuh wajahnya dengan air kran dengan kasar memastikan bahwa ini bukan mimpi. "Ya Tuhan ini bukan mimpi!" katanya lagi kali ini sambil menepuk-nepuk pipinya secara bergantian.
"Bener kan feeling aku pasti dia orang jahat mau macem-macem sama aku! Aduh aku harus apa nih kalo sampe dia perkosa aku!" katanya lagi dengan panik. "Pake ini kali ya? Dia mengambil botol sampo yang bertengger di rak sudut. "Aduhh nggak bisa pakai ini!" dia melempar botol tersebut. Kemudian dia mondar-mandir panik sambil mengacak-acak rambutnya.
"Aku tahu. Aku kabur aja dari sini! Tapi gimana caranya gak mungkin lompat dari jendela ini apartemen! Yang ada aku mati kalo lompat!"Tok... Tok... Tok...
Darren mengetuk pintu toilet dengan kencang. "Hei! Keluar kamu!"
Tegg jantung El semakin berdegup kencang. "please... Pak jangan nodain saya! Saya masih virgin!" kata El panik sambil sedikit berteriak.
Mendengar itu Darren menyerngit apalagi mendengar kata virgin di belakangnya dia menahan tawa.
"Hei! Kamu pikir aku tertarik padamu apa?"
"Jadi kamu nggak akan perkosa aku atau jual aku ke mafia kan?" tanya El sedikit lega.
"Nggak! Siapa juga yang mau jual kamu ke mafia sudah dijamin tidak akan ada yang tertarik!"
"Oke aku keluar sekarang!" kata El sambil membuka pintu toiletnya. Dia tersenyum kikuk keluar dari toilet tersebut.
Darrrn menghela nafas panjang. "Jadi kamu pikir aku ini mau memperkosa kamu, gitu?"
El mengangguk lemah.
"Bodoh!" Darren menoyor kepala El kemudian masuk ke kamar mandi. Sedangkan El terdiam dengan mulutnya yang manyun.El duduk di meja makan minimalis berhadapan dengan sang pemilik apartemen. El masih tidak mengerti apa yang sebenarnya Darren inginkan darinya.
Darrrn berdeham. "Ekhemd. Jadi nama kamu siapa?" tanyanya sambil menatap El dengan wajah dinginnya.
"Yurika Elliana Mahendra. Pangil saja aku El." jawab El ragu.
"El?"
El mengangguk. "Ada yang salah namaku?"
"Tidak." Darren mengambil ponselnya. "Ini ketik nomormu di hp-ku!"
"A apa? Nomorku?" El membelalak.
"Bukan tapi ibumu!"
"Oh ibuku ada, sebentar!" dengan polosnya El merogoh tasnya untuk mengambil ponselnya.
"Tentu saja bukan, bodoh! Nomormu!" pekik Darren kesal.
"Ohh oke." El segera mengetik nomornya di hp Darren. "Buat apa nomorku?" lanjutnya sambil memberikan hp tersebut pada yang punya.
"Aku akan menghubungi kamu saat aku butuh kamu! Dan kamu harus segera menerima perintahku apapun itu! Kalau gak mau, jangan salahkan aku kalau aku melaporkan kamu ke polisi atas kecelakaan tadi!"
"Apa? Polisi? Jangan jangan!!!" El mengibaskan tangannya dengan cepat. "Baik. Aku akan melakukan apa saja. Janji!" El menunjukkan dua jarinya membentuk peace mengisyaratkan that she's swear with that!
"Bagus! Sekarang bersihkan apartemen ini sampai bersih. Aku ada urusan di luar. Dan sampai aku kembali semua harus udah bersih! Ngerti?" titah Darren.
"Baik Boss Ganteng! Eh." sontak El menutup mulutnya dengan tangan pertanda kalau dia keceplosan.
Darren hanya tersenyum miring seraya meninggalkan El sendirian.
.
.
.
.
Baper ihh... Lucu banget yah El dengan GR nya dia kira Darren akan berbuat mesum padanya meskipun dalam hatinya yang dalam kalo sama Darren kayaknya rela rela aja tuh. Eheheheh #ehh
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Girlfriend
Teen FictionPERINGATAN (21+) . . "Kamu emang hebat, Darren!" wanita bernama Marry itu mengelus dada kekasihnya dengan lembut. "Kamu juga. Wanita yang tidak pernah puas! Aku suka itu!" Puji Darren dengan nafas yang masih belum stabil. "Ya sudah aku harus pergi...