My Annoying Girlfriend : 14

8.3K 191 0
                                    

Darren tersenyum sendiri melihat El ada di depannya dengan lahap menyantap makanan yang berada di meja mereka. Kini dia bisa bernafas lega karena perasaannya terhadap El terbalas sudah. Darren berjanji akan menjaga dan melindungi El serta membuat wanita itu bahagia karena bagi Darren senyuman El adalah penyemangatnya.

"Kamu kok gak makan?" tanya El dengan mulut penuh.
Darren terkekeh melihat ekspresi El dengan mulut penuh dan mata membulat. "Kamu rakus banget kayak belum makan tiga hari!"
"Emg belom makan dari kemaren!!" sungut El.
"Kenapa? Oya aku tahu kamu gak mau makan karena galau kan?"
"Galau? Ih ngga lah!"
"Terus apa? Gak mungkin kan karena diet badan udah kurus kerempeng gitu!"
"Ih kamu nyebelin banget sih!" El meletakan sumpitnya dan berhenti makan.
"Ya udah gak usah ngambek gitu ntar tambah kurus tambah rata tuh dada ama pantat!" celetuk Darren.
"Biarin!" balas El dengan wajah di tekuk.
"Ih ngambek segala!" Darren melahap sushi tuna di depannya. "Udah jangan ngambek lagi ya!" rayu Darren sambil mengarahkan sumpit berisi sushi ke mulut El.
El terdiam sejenak kemudian menyuapkan makanan itu ke mulutnya.
"Nah gitu dong!" Darren tersenyum lebar. "Jadi sore ini Mama pengen ketemu kamu?"
El mengangguk.
"Ya sudah kita ke rumah Mama sama-sama!"
"Mmm... Jangan!" kata El masih mengunyah sambil mengibaskan tangannya dengan cepat.
"Kenapa?"
El menelan makanan di mulutnya dengan bantuan minuman yang dia teguk sebelum mulai berbicara. "Marco akan menjemputku kan lagipula aku sudah mau dengan syarat tak ada kamu di sana. Kalo aku malah kesana sama kamu ya gengsi dong! Aku malu sama Marco!" wajah El terlihat memelas.
Darren mengangguk lalu mengambil ponsel di saku celananya dan mencari kontak disana. "Iya Hallo... Nanti sore kamu gak usah jemput si perempuan bodoh itu... Iya maksud aku dia... Iya biar aku saja... Oke... "

Darren menutup teleponnya kemudian menatap El yang sekarang sedang melongo. "Jadi nanti sore kamu pergi sama aku!"
"Wait! Kamu telepon Marco tadi?"
"Iya. Kenapa sampe kaget gitu ekspresinya?"
"Kamu bilang apa? Perempuan bodoh?"
Darren mengangkat bahu. "Aku salah bicara ya?"
"Iyalah!" sungut El.
"Harusnya aku bilang perempuan bodoh dan ceroboh!" kata Darren sambil terkekeh.
"Ih Darren!" El mencubit lengan Darren dengan kesal.
"Aw... Aw... Sakit ih! Kalau mau main cubit-cubitan jangan disini dong sayang!"
"Ih apaan sih kamu dasar mesum!"
Darren tertawa lepas melihat ekspresi El yang kesal padanya.
"Ya udah cepetan kita harus pulang!" kata El masih dengan muka manyunnya.
"Oh ayok! Pengen cepet main cubit-cubitan ya?"
"Ih Darren bukaaan! Tapi siap-siap ke rumah Mama!" kali ini El mencubit Darren lebih kencang lagi.
"Awwww... Ih galak banget sih punya pacar!" kata Darren seraya mengelus tangannya yang sakit kena cubitan.
"Sukurin!" El menjulurkan lidahnya.

***

Sore ini El bersiap dengan dress selutut berwarna tosca dengan riasan sedikit feminim yang menonjol karena warna lipstik pink rose yang El terapkan pada bibir mungilnya. Rambut coklatnya El biarkan tergerai dan tas tangan berwarna dusty pink senada dengan heels yang dia pakai.

Darren sudah siap dengan kemeja hitamnya dan jeans berwarna biru donker agar tidak terlihat begitu formal.
"Sudah siap?" tanya Darren melihat El keluar dari kamar di apartemennya.
"Udah. Makasih bajunya bagus banget! Tas dan heelsnya juga aku suka!" El tersenyum lebar sudah dibelikan satu set oleh Darren sebelum mereka kembali ke apartemen tadi siang. Darren membelikannya agar El tidak perlu bolak-balik ke rumahnya.
"Bukan apa-apa. Kamu cantik banget pake warna ini!" kata Darren sambil melingkarkan tangannya di pinggang El, perlahan wajahnya mulai mendekati El dan bibirnya tepat mendarat di bibir El. Mereka berciuman dengan mesra sampai El memejamkan matanya karena begitu menikmati setiap lumatan dari Darren.
"Darren..." panggil El setelah menghentikan aktivitas ciuman itu.
"Hm?" Darren menatap dalam mata El.
"Aku tidak mau melakukan itu sebelum kita menikah!"
"Itu apa?" Darren menyerngit.
"Ituuuu.... " El menekankan kata-katanya dengan perasaan malu.
Darren terkekeh melihat wajah polos El. "Iya... Kalau begitu kita menikah saja besok!"
"Ehh? Gila kamu ya!" kata El dengan mata membulat.
"Kalau aku tidak tahan bagaimana?"
"Ya ngga besok juga Darren!" ketus El.
"Hahaha. Iya aku bercanda! Tapi aku berjanji akan menikahi kamu secepatnya!" mata Darren begitu teduh menatap El.
"Serius?" tanya El ragu.
Darren mengangguk lalu mencium lagi bibir El kali ini dengan lembut dan penuh kasih sayang.
.
.
.
.
.
Darren bisa aja bikin El baper 😁 thanks yang udah baca sampai sejauh ini tunggu kisah selanjutnya yah!!!!

My Annoying GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang