El terhanyut dalam pelukan Darren. Rasa yang tak pernah El rasakan sebelumnya. Darren tak henti menciumi El penuh hasrat sedang El begitu menikmatinya.
Getar dari ponsel El menghentikan kemesraan mereka. El mengerjapkan mata lalu mengambil ponselnya yang berada di meja.
"Siapa?" tanya Darren kecewa karena mengganggu aktivitasnya.
"Marco." jawab El sambil menggigit bibir bawahnya.
Darren mengangguk mengisyaratkan El untuk mengangkatnya.
"Hallo... " sapa El.
"El kamu dimana sekarang?"
"Aku... Aku di luar ada urusan sebentar." jawab El sambil terpejam menahan kebohongannya.
"Oke jangan lupa nanti sore yah! Aku hanya mengingatkan dan memastikan kamu baik-baik saja!"
"I'm okay!" jawab El.
Klik. Terputus.Setelah mengakhiri pembicaraannya dengan Marco kini El sudah di tunggu Darren dengan dahi menyerngit. "Kenapa berbohong?"
"Ehh? Ohh itu... Aku diminta Marco menemui Mama terus aku mau dengan syarat tidak ada kamu disana!" kata El ragu.
"Lalu untuk apa kamu kesini?"
El terdiam. "Mendengar kamu ngga pulang dari kemarin aku jadi khawatir."
Darren mengkerutkan dahinya dan menatap El cukup lama. "Bodoh!" katanya seraya menoyor pelan kepala El.
"Ih sakit tau!" El manyun sambil mengusap dahinya.
"Karena kamu sudah terlanjur disini jadi bereskan tempat ini ya!"
"Ehh?" El menyerngit.
"Good girl!" Darren mengacak lembut rambut El. Dan berlalu menuju kamar mandi. Sementara El hanya bisa menyilangkan tangannya di dada dengan wajah di tekuk.***
Wanita dengan piyama panjang yang transparan itu berjalan menuju meja riasnya. Sambil menatap wajahnya yang polos tanpa make up dia mulai menyisir rambut panjangnya.
"Darren sudah pasti sangat dibenci perempuan polos itu!" dia tersenyum miring bak pemain antagonis dalam sinetron. "Sekarang Darren hanya milikku!" katanya lagi.Wanita itu, Marry, sangat percaya bahwa rencananya saat di konsernya untuk membuat El membenci Darren sudah berhasil. Ya Marry sudah merencanakan pertemuan itu! Pertemuan antara dia, Darren dan El. Marry tak ingin Darren jatuh ke pelukan wanita lain terlebih El wanita yang dia anggap tidak sebanding dengannya.
Marry mengambil ponsel yang terletak tak jauh darinya. Dia mulai mencari kontak di ponselnya, Darren. Lalu menekan tombol hijau menandakan melakukan panggilan terhadapnya.
"Hallo!" sapa seseorang disana.
"Ya. Dengan siapa ini?" Marry mengkerut.
"Ini aku El, Marry!"
"Oh. Ada apa sepagi ini kau sudah di apartemen Darren?"
"Maaf. Bukan urusanmu! Dan kau kenapa menelepon Darren pagi sekali? Ada yang mau disampaikan?"
"Aku harus bicara dengannya langsung tidak melalui kamu!"
"Baiklah."
"Mana dia?" Marry mulai kesak.
"Kamu tidak bisa bicara sekarang dengannya! Maaf!"Klik. Terputus.
El memutuskan teleponnya sepihak dan itu membuat Marry sangat marah besar.
"SHIT!!! Wanita sialan itu ternyata belum menyerah!" Marry melempar ponselnya sembarang. "Lihat saja! Aku tidak akan berhenti begitu saja!"***
"Hei, lagi apa kamu dengan ponselku?" tanya Darren yang keluar dari kamar mandi dengan handuk melingkar di pinggulnya.
"Ehh? Ohh? Ini... " El menyerahkan ponselnya pada Darren dengan mata terpejam. Dia merasa malu melihat Darren bertelanjang dada seperti itu.
"Kamu kenapa?" Darren tersenyum miring seraya mengambil ponselnya.
"Ngga. Itu tadi Marry nelpon kamu!" kata El sambil memunggungi Darren.
"Ohh. Biarkan saja!"
"Dia bilang ingin bicara langsung denganmu." kali ini El berjalan menuju tempat tidur dan melanjutkan membereskannya setelah tadi terganggu oleh dering ponsel Darren.
Darren membututinya dari belakang. "Bicara apa dia padamu?"
"Tidak bicara apa-apa!"El yang sedang sibuk melipat selimut itu tiba-tiba terkesiap oleh Darren yang memeluknya dari belakang.
"Sekarang aku yang mau bicara denganmu!"
"Ih daritadi juga kan kita ngobrol! Lepasin Darren! Pake baju dulu ih!" El berusaha melepas pelukan Darren tapi tak bisa pelukannya begitu erat.
"Kamu akan terbiasa kok melihatku begini!"
"Ih dasar mesum!" umpat El sambil tertawa.
"Kenapa kalo aku mesum? Kan mesumnya sama kamu!" Darren menciumi pundak El dengan gemas.
"Udah ah!!! Nanti gak beres-beres kerjaan aku!"
"Okay!" Darren melepas pelukannya tak ingin rugi dia mendaratkan kecupan lembut di bibir El. Darren lalu menuju closetnya mengambil baju yang akan dia pakai.Setelah satu jam lebih akhirnya El selesai dengan pekerjaannya. Sementara Darren sedang asyik menonton acara di televisi.
"Kamu udah selesai?" tanya Darren pada El yang baru saja duduk di sampingnya.
"He.em" gumam El.
"Sekarang aku lapar!" kata Darren.
"Ehh? Terus aku harus masak sphagetti lagi?" tanya El sambil menyerngit.
"Ngga!" Darren menggeleng. "Kita makan siang di luar aja yuk!"Setelah bersiap Darren dan El menuju restoran yang tak jauh dari apartemennya. El merasa begitu senang melihat Darren sekarang begitu berseri. Tidak kacau seperti sebelumnya. Ternyata apa yang dikatakan Marco tentang Darren benar bahwa dia mencintai El.
Dalam perjalanan menuju restoran El merengek ingin beli permen kapas. Dia begitu senang akhirnya menemukan makanan masa kecilnya. Darren yang melihat El merengek begitu tidak bisa menolak dan mengiyakan keinginan kekasihnya itu.
Dari sisi lain Darren memperhatikan El yang begitu senang membeli permen kapas. Wajah El yang tersenyum lebar membuatnya begitu tenang dan bahagia.
Mulai saat ini kebahagiaanmu adalah yang terpenting! Batin Darren dengan seulas senyum di bibirnya.
.
.
.
.
Sampai sini dulu yaaa. Mohon vote nya!!!! 😂😂😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Girlfriend
Teen FictionPERINGATAN (21+) . . "Kamu emang hebat, Darren!" wanita bernama Marry itu mengelus dada kekasihnya dengan lembut. "Kamu juga. Wanita yang tidak pernah puas! Aku suka itu!" Puji Darren dengan nafas yang masih belum stabil. "Ya sudah aku harus pergi...