Mertua? Mertua apa? Apakah ini bagian dari kesepakatan? Darren akan membebaskan masalahnya dengan El asal El mau menjadi istrinya, apakah begitu?
"Mertua?" El masih syok dengan jawaban Darren.
"Iya. Kali ini tugas kamu adalah berpura-pura jadi pacar aku di depan Mamah!" Darren menjelaskan tugas El tanpa menoleh pada El.
"Tap... Tapi... Aku... Aku... "
"Aku janji akan ngelakuin apa aja asal kamu berhasil bikin Mamah percaya kalau kamu itu adalah pacarku!" kali ini Darren menatap bola mata El penuh harap.
"Apa saja?" El meyakinkan.
"Iya. Apa saja!"Kali ini sepertinya Darren putus asa dan kehabisan akal. Darren memang memiliki banyak teman wanita, teman kencan yang dengan senang hati mau diajaknya untuk bertemu ibunya. Tetapi, Darren tahu persis apa yang ibunya inginkan. Tidak mungkin dia mengenalkan ibunya pada gadis-gadisnya yang kebanyakan hanya "pemuas nafsu" saja. Ibunya pasti akan langsung tidak suka dari pandangan pertama, maka dari itu saat bertemu El si gadis polos yang manis, Darren merasa beruntung apalagi dengan mudah Darren memanfaatkannya. Rupanya gadis ini sangat polos dan mudah dibohongi pikir Darren saat pertama bertemu El. Kepolosan inilah yang ibunya inginkan untuk menjadi menantunya. Darren terpaksa melakukan ini karena dia frustasi selalu ditanyakan mengenai calon istri, belum lagi saat dibandingkan dengan Marco yang sudah menikah dan istrinya itu sangat sempurna di mata ibunya. Hal itu membuat Darren semakin malas dan kesal terhadap Marco, lebih tepatnya iri. Kehidupan Marco sepertinya jauh lebih baik, lebih mulus dan lebih indah dari pada hidupnya membuat semua orang merasa Marco lebih baik daripada dirinya. Darren membenci itu.
"Aku harus melakukan sesuatu padamu sebelum bertemu Mama!" ungkap Darren.
"Apa?" tanya El penasaran.
"Liat saja nanti sebentar lagi kita sampai."
Darren memarkirkan mobilnya di sebuah salon kecantikan. El harus terlihat cantik dan sempurna. Kali ini dia tak mau kalah dari Marco. Dia juga ingin membuktikan kalo dirinya bisa sempurna seperti apa yang orang-orang lihat pada diri Marco. Apalagi masalah wanita harusnya itu bukan hal yang sulit baginya."Aku ingin dia terlihat sempurna tapi jangan berlebihan tetap harus ada kesan natural!" pinta El pada pemilik salon tersebut.
"Tenang Pak. Serahkan pada saya!" wanita itu tersenyum.
"Kalo gitu aku akan pergi ke butik untuk mengambil baju yang sudah aku pesan kemarin!" katanya seraya menatap El.
"Ehh? Ohh. Iya baiklah."El hanya terpaku melihat pantulan dirinya pada cermin besar di depannya. Di belakangnya sudah berada pemilik salon ternama itu yang bersiap akan melakukan make over terhadapnya.
"Jadi kamu ini pacarnya, Pak Darren?" wanita paruh baya itu tersenyum melihat El dari cermin.
"Oh.. Itu... Ya begitulah." Jawab El sedikit ragu. Bukannya memang sedang pura-pura jadi pacarnya kenapa tidak katakan iya saja.
"Cocok banget! Kamu cantik dan manis. Saya baru melihat Darren mengajak wanita secantik kamu! Sebelumnya sih ya cantik tapi tidak senatural kamu! Lebih kepada sexy!" katanya sambil terkekeh.
"Oh ya?" El tersenyum kikuk entah apa yang harus dia katakan.
"Eh maaf kenapa jadi ember kayak gini! Maaf ya!" katanya sambil menutup mulutnya.
"Tidak apa-apa, Mbak!" El tersenyum lebar. "Bukan masalah." dari sana El bisa menyimpulkan bahwa Darren adalah seorang playboy. Ya wajar sajalah. Pikirnya.
"Oya nama kamu siapa, cantik?" wanita itu sangat ramah sambil dengan lihai menata rambut El.
"Oh aku? Aku Elliana. Panggil saja El!"
"Jadi El... Hari ini kamu harus bersiap yah! Aku akan membuat kamu begitu berbeda!"
El tersenyum lebar. "Aku nervous!" katanya diakhiri dengan cengirannya yang polos.Sementara itu Darren sudah membawa sepaket pakaian yang akan dipakai oleh El lengkap dengan sepatu heels nya. Menurut Darren El butuh polesan sedikit saja agar terlihat lebih menarik dan dewasa. Penampilan El yang cuek dan sederhana malah memperlihatkan El yang kekanakan. Darren tidak ingin kan kalau dia mengenalkan El malah disangka pacaran dengan anak SMA.
Darren kembali ke salon ke tempat dimana El sedang di make over. Ketika memasuki salon itu Darren langsung menitipkan pakaian yang akan digunakan El pada salag satu pegawainya. Darren menunggu di lobby sambil memainkan ponselnya. Ibunya sudah menanyakan terus dimana Darren berada. Sepertinya sang ibu sudah tidak sabar ingin bertemu dengan calon menantunya.
Setelah 30 menit Darren menunggu akhirnya selesai juga El di make over lengkap dengan pakaian yang dibawakan Darren.
"Pak Darren, sudah selesai!" kata sang pemilik salon dengan senyuman lebar.
Tak berapa lama muncul El di belakang wanita itu sambil beberapa kali membenarkan letak rambutnya.
Darren menatap El tanpa berkedip. Dia begitu terpesona dengan penampilan baru dari perempuan berambut coklat itu.
"Bagaimana, Pak? Puas?" tanya lagi sang pemilik salon dengan senyum yang lebih merekah. Dia tahu ekspresi Darren menunjukkan bahwa Darren sangat puas.
"Yukita? Kamu...?" Darren sedikit terbata.
El memutar bola matanya. Daritadi dia menunggu pujian dan berharap Darren datang menggandeng tangannya eh dia malah salah menyebutkan namanya. Sepertinya Darren punya masalah dengan mengingat nama.
"Aku bukan Yukita!" ketus El.
Darren hanya tersenyum sambil mengangkat bahu..
.
Eh tunggu dulu kenapa El berharap Darren menggandeng tangannya? Apakah El mulai jatuh cinta pada pangeran badboy itu? 😂😂😂
.
.
.
Ngomong2 yang ingin tau penampilan El sebelum make over boleh nih...
Ini dia
Dan ini setelah make over..
.
Terimakasih sudah membaca sejauh ini. Kalau suka mohon vote nya ya....
Kritik dan saran juga sangat aku nanti dari kalian karena aku memang pemula d wattpad ini 😬😄
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Girlfriend
TienerfictiePERINGATAN (21+) . . "Kamu emang hebat, Darren!" wanita bernama Marry itu mengelus dada kekasihnya dengan lembut. "Kamu juga. Wanita yang tidak pernah puas! Aku suka itu!" Puji Darren dengan nafas yang masih belum stabil. "Ya sudah aku harus pergi...