Prolog

69.5K 3.5K 838
                                    

.
.
Disclaimer by Masashi Kishimoto
.
.

Naruto berjalan mengendap endap, memasuki sebuah rumah yang sudah tampak gelap. Jam sudah menunjukan hampir pukul satu dinihari. Tidak, pemuda pirang itu bukan penjahat yang hendak mencuri ia hanya ingin masuk kedalam rumahnya sendiri.

Memastikan ini benar pintu kamarnya, Naruto memutar knop pintu dengan senang. Perlahan namun pintu itu tidak bisa dibuka

"Ini benar kamarku tapi kenapa tidak bisa dibuka"

Naruto semakin brutal memutar mutar knop pintu kamarnya, tidak menyadari siluet seseorang yang kini telah berdiri dibelakangnya

"Tidak bisa dibuka pintu nya?"

Naruto meringis. kenal betul suara siapa yang baru memasuki pendengarannya. Dalam sekejap lampu menyala, terlihat jelas dua orang paruh baya yang seperti sedang menangkap basah Naruto

"Kaasan, Tousan kenapa belum tidur? ini kan sudah malam"

"kalau ini sudah malam ..LALU KENAPA KAU BARU PULANG?!"

Kushina, orang yang Naruto panggil kaasan tidak bisa menyembunyikan amarahnya. Membuat nyali Naruto menciut seketika

"Ampun kaasan"

Gumam Naruto, melirik kearah tousan nya meminta bantuan. Sementara yang dilirik hanya membuang nafas lelah. Naruto anak yang nakal, bisa dibilang berandalan. Mereka baru pindah ke Jepang 3 tahun, setelah sebelumnya menetap di Amerika. Dan selama 3 tahun itu pula, Naruto masih membawa kebiasaan buruknya. Sudah tidak terhitung berapa kali mereka datang ke sekolah karena Naruto membuat masalah

"Tadi sore kepala sekolahmu menelepon, kau berkelahi lagi Naruto?"

Suara sang ayah yang kali ini ia dengar. Sialan betul, padahal Naruto sudah sengaja tidak berkelahi di area sekolah

"JAWAB AYAHMU!"

"I-iya kaasan, tousan. Tapi itu bukan salahku. Lihat. mereka juga memukuliku jadi aku hanya melindungi diri saja"

Jawab Naruto, berusaha menunjukan wajahnya yang babak belur. Sementara Kushina terlihat mencari sesuatu, ya. Tongkat Baseball

"Kemari kau bocah nakal! kau membuat 6 orang masuk rumah sakit dan kau hanya memar seperti itu? kau pasti terlibat tawuran kan! kemari kau!"

"Tidak kaasan! ini pengeroyokan. Untung saja aku ini hebat jadi bisa mengalahkan mereka semua"

Ucap Naruto, berlindung di belakang ayahnya berusaha menghindari amukan Kushina

"Sudahlah kushina, kita bicarakan baik baik"

.
.

"APA? TOUSAN BERCANDA KAN?"

Naruto menatap tak percaya, sementara ibunya hanya tersenyum penuh kemenangan. Ia tahu, ia anak yang nakal. Tapi dinikahkan dengan orang asing juga tidak membuatnya menjadi anak baik baik

"Kami sudah lelah dengan sikapmu, Naruto. Lagipula dia anak yang baik, tampan, mapan, sopan, juga dewasa"

Naruto membuang nafas dengan kasar. Ia masih ingin menikmati masa mudanya. Walaupun dengan cara sendiri yang ternyata membuat kedua orangtua nya pusing bukan main. Tapi tunggu dulu..

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang