.
.Sebulan sudah berlalu sejak mereka memilih cincin pernikahan dan esok adalah hari besar mereka. Hubungan Naruto dan Sasuke semakin dekat, Sasuke yang memiliki sifat tenang sedikit banyak bisa mengurangi tabiat Naruto yang sering membuat Masalah. Walaupun Sasuke akui Naruto masih berpikir kekanakan dan sering bertingkah aneh. Seperti saat ini, Naruto sedang menatap layar ponselnya yang menunjukan nama Sasuke. Ia tidak bisa tidur, gugup sekali untuk acara esok. Jam yang hampir menunjukan pukul 12 malam membuatnya ragu untuk menghubungi orang yang dikaguminya itu
"Telepon tidak ya? tapi.. aku harus bicara apa kalau dijawab? tapi aku rindu sekali suaranya sasuke. Telepon ti- ASTAGA"
Naruto menjatuhkan benda persegi panjang itu ke wajahnya saat tiba tiba ada panggilan masuk, dari Sasuke. Buru buru ia duduk lalu menjawab
"Iya sasuke ada apa?"
"Aku tidak bisa tidur. Kau kenapa belum tidur?"
"Sudah umm maksudku belum su-sudah tadinya tapi belum.. Ish maksudku tadinya aku-aku sudah tidur sebelum kau meneleponku"
Sasuke tersenyum kecil, Tidak mungkin Naruto menjawab panggilannya secepat itu jika dia sudah tidur tadi
"Baiklah kau lanjutkan saja tidurmu. sampai bertemu besok"
Lalu sasuke mematikan sambungannya. Meninggalkan Naruto yang menatap tak percaya ke arah ponsel
"Sampai bertemu besok? dia bahkan santai sekali mengatakannya. Seperti akan pergi karya wisata saja"
Lalu Naruto menyimpan ponselnya diatas nakas. Berusaha memejamkan matanya. Disisi lain Sasuke melakukan hal yang sama, ia tahu Naruto pasti gugup. Jika ia terlihat gugup bukan tidak mungkin Naruto akan semakin menunjukan kegugupannya.
.
.Acara pernikahan diadakan di Ballroom hotel milik keluarga Namikaze. Kesan mewah juga classic sangat ditunjukan, tidak terlalu banyak orang yang Naruto kenal hadir. Hanya rekan keluarganya dan keluarga Sasuke. Ya, dilihat darimanapun Naruto memang tidak ada apa apanya dibanding Sasuke. Dan sekarang ia jadi lebih paham lagi, cara Sasuke berjalan, berbicara, menyapa tamu bahkan minum seolah tertata, dan terdidik dengan begitu rapih. Membuat Naruto semakin merasa tidak pantas. Selama perayaan berlangsung Naruto lebih banyak diam, meminum wine di depan jendela besar.
Kira kira pukul 10 malam, acara sepenuhnya selesai. Para orangtua sudah kembali ke rumah masing masing sementara Naruto dan Sasuke menginap di hotel ini sebelum pindah ke rumah baru mereka esok.
Sasuke sedang mandi, sejak 20 menit yang lalu. Sementara Naruto melanjutkan acara minumnya saat melihat sebotol wine di sudut ruangan. Matanya menatap jauh keluar jendela. Entah apa yang ia pikirkan. Tak lama, bau harum memenuhi penciuman Naruto disusul dengan suara Sasuke setelahnya
"Naruto kau mau mandi?"
Kepalanya menoleh kearah Sasuke. Lelaki itu memakai kimono mandi berwarna hitam, kontras sekali dengan kulit putihnya. Tangannya masih menggosok-gosokan handuk kecil ke rambutnya yang basah membuat Naruto meneguk ludah secara tidak sadar
"Ya"
Ucapnya lalu masuk ke kamar mandi. Seperginya Naruto, Sasuke duduk di sofa. Ada gelas yang masih tersisa sedikit cairan merah didalamnya. Sasuke bermaksud menuang wine untuknya sendiri saat mendapati botol itu telah kosong
"Apa? dia minum sebanyak itu? apa dia pikir ini soda?"
Diletakan lagi botol wine yang telah kosong itu. Sasuke menghela nafas. Apa Naruto suka mabuk mabukan? Ia tahu, selama acara tadi Naruto banyak sekali minum dan sekarang ia menghabiskan satu botol lagi. Tapi anak itu masih bisa menjawab panggilan sasuke dan berjalan dengan tegap ke kamar mandi

KAMU SEDANG MEMBACA
Young Marriage
FanfictionNaruto si anak berandal dipaksa menikah diumurnya yang ke - 17 dengan seseorang yang 5 tahun lebih tua darinya.