Regret

27.4K 1.8K 397
                                        

.
.
.

Disclaimer By Masashi Kishimoto
3 Years Old Menma!

.
.
.

Aku tidak tahu mana yang lebih baik. Tetapi, meninggalkanmu saat ini adalah keputusan terberat yang harus aku ambil. Bukan karena aku tidak mencintaimu, tetapi aku harus cukup tahu diri. Jangan sampai kamu terluka, karena dicintai oleh seseorang seperti aku. Kebahagiaanmu, selalu menjadi semoga paling manis dalam doa. Memastikanmu baik baik saja, sudah cukup membuatku lega. Aku tahu, tidak ada yang pernah siap untuk sebuah kehilangan. Tetapi untuk kebahagiaanmu, aku akan belajar untuk itu.

Sasuke meletakan surat yang Naruto tulis dengan pelan. Airmata kembali keluar menghiasi sudut sudut mata indahnya. Surat konyol yang Naruto tulis di pagi buta, karena enggan meninggalkannya untuk perjalanan bisnis keluar negeri.

Ya, surat konyol itu berubah menjadi surat terakhir yang Sasuke dapatkan dari lelaki pirangnya. Ini yang terakhir. Setelah ini, Sasuke mungkin harus kembali menata hidupnya atau entah apa yang harus ia lakukan. Yang jelas ia hanya ingin menumpahkan kesedihannya untuk saat ini.

Jet pribadi milik Namikaze Corporation mungkin telah disabotase. Beberapa menit setelah lepas landas, pesawat yang membawa Naruto juga beberapa jajaran perusahaan itu hilang kontak dan dinyatakan menghilang. Sasuke sudah lupa, kapan terakhir kali ia merasa benar benar hancur seperti sekarang ini.

.
.

2 Hari Sebelumnya
.
.

Naruto membolak balikan tubuhnya diranjang. Ia tidak bisa tidur. Membangunkan Sasuke juga tidak mungkin, si raven kesayangannya itu pulang lebih malam karena ada meeting dadakan untuk masalah perusahaannya. Sudah pasti Sasuke kini kelelahan.

Tangannya bergerak menyingkirkan sedikit rambut yang menutupi wajah Sasuke. Nah, sekarang ia bisa puas menatap pemilik hatinya yang tengah terlelap itu. Sebuah senyum tipis tercetak dibibirnya, jika ada hal yang harus ia sesali adalah ..mengapa mereka tidak dipertemukan sedikit lebih cepat?

Agar mereka dapat bersama sedikit lebih lama.

Nafasnya dibuang kasar, ini sudah lewat tengah malam tapi mata sialan -namun indah- nya belum juga bisa terpejam dengan damai. Apa karena ia memandangi Sasuke? ia tidak perlu tidur untuk bermimpi, karena mimpi nya sudah berada tepat didepan mata.

I love you

Naruto merengkuh pujaan hatinya, kemudian sesekali menciumi kening lelaki raven itu dengan tulus. Sasuke bukannya tidak terganggu, ia yang notabene gampang sekali terbangun tentu saja tahu apa yang sedang suaminya lakukan. Namun biarlah, tubuhnya benar benar lelah. Lagipula ia suka saat Naruto memeluknya seperti ini.

"Tidurlah dobe"
Gumamnya saat si kuning mulai melakukan hal hal aneh. Ia merasa pipinya sedikit digigit, dan itu aneh. Terdengar kekehan pelan dari si pelaku, suara renyah yang sialnya sangat ia sukai.

"Aku tidak bisa tidur"
Sasuke tidak menjawab, jujur saja matanya berat sekali untuk terbuka. Ia ingin mengistirahatkan tubuhnya namun Naruto sepertinya tidak mengizinkan.

"Bagaimana kalau akhir pekan nanti kita berkemah? seperti dulu, tapi sekarang kita ajak Menma"
Ah Sasuke tahu. Suami kuningnya ini sedang mencari alasan untuk tidak melakukan perjalanan bisnis. Jadwal Naruto satu minggu kedepan adalah untuk melakukan peninjauan cabang perusahaannya dibeberapa negara.

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang