chapter 4

216 62 0
                                    

Bel pulang sudah berbunyi.
Semua siswa besiap-siap untuk pulang.
Disepanjang jalan Lisa terus bertanya-tanya siapa Andra? Waktu ia melihat sekumpulan cowok selengean dikantin, memang ada seperti wajah Andra walaupun hanya terlihat samar-samar.

Apa mungkin cowok yang duduk dibawah pohon tadi pagi itu Andra?
Cowok itu juga babak belur, fikir Lisa

Setelah mereka sampai dirumah.
Bi Sri sudah memasak banyak makanan.Bi Sri adalah pembantu rumah Lisa. Beliau sudah bekerja kurang lebih sepuluh tahun dirumah Lisa. Oleh karena itu orang tua Lisa sudah menganggap bi Sri sebagai keluarga mereka sendiri.

"Ayo mba Lisa sama mba Fitri makan dulu"tawar nya sambil memberi piring untuk mereka berdua

"Tante Rahma mana bi?,"tanya Fitri yang lagi mengambil nasi

"Tadi katanya ibu mau keluar sebentar, buat beli sesuatu." Beliau menyodorkan beberapa macam makanan kepada mereka bedua.
"Mba Lisa mau makan apa? Biar bibi ambilin,"

"Nggak usah bi, Lisa ambil sendiri aja"

Saat setelah piring Lisa terpenuhi oleh beberapa macam makanan, tapi Lisa juga tak kunjung makan. Lisa terus memikirkan kejadian yang tadi disekolah, sampai makanannya pun hampir dingin. Rasa keingin tahuan Lisa itu tinggi sekali. Dari yang kepo dengan penulis puisi itu sampai ia juga kepo dengan cowok yang bernama Andra. Itu lah Lisa ia harus tahu apapun itu yang dia tidak tahu.

"Liss! Lo tu kenapa sih dari pulang sekolah sampe sekarang lo terus aja ngelamun nggak jelas, ayo makan!,"ujar Fitri ngegas karna Lisa terus melamun hingga makanan nya hampir dingin.

Lisa tersentak kaget oleh Fitri. Ia kembali melanjutkan makan nya. Walau di otak nya masih terus berputar apa yang kini menjadi topik pikiran Lisa.

Setelah semua nya selesai makan, mereka kekamar masing-masing.
Dikamar, Fitri masih bingung apa yang sudah terjadi pada sepupunya itu. Ia pun segera berjalan menuju kamar Lisa.

Fitri duduk ditepi kasur Lisa
"Lis, sebenarnya lo kenapa sih? Lo sakit?,"tanya Fitri yang langsung lembut seketika.

"Nggak."geleng nya cepat. Lisa membetulkan posisi duduk nya diatas kasur agar lebih dekat dengan Fitri,"Gini Fit, lo inget kan cowok yang muka nya memar-memar dibawah pohon kemaren?"

"Iya gue inget, terus emangnya kenapa?,"

"Gue masih kepikiran soal dia."jawab Lisa

"Apa hubungannya sama lo Liss yaampunn,"ucap Fitri dengan memukul pelan dahi nya.

"Gue juga bingung Fit, soal nya yah yang gue denger-denger sih kata nya dia badboy gitu."

"Terserah lo deh, gue nggak perduli,"

"Gue sih yakin nya kalo nama cowok itu Andra"

"Ya ya ya,"Fitri beranjak keluar dari kamar Lisa

***

Sore itu Lisa terlihat sangat rapi.
Dengan memakai baju kaos lengan panjang berwarna biru muda, dan dilengkapi dengan celana jeans. rambut digerai panjang serta sedikit polesan lipbalm yang mewarnai bibirnya.

"Mau kemana lo Lis?rapi banget,"ujar Fitri bingung yang tiba-tiba masuk kekamar Lisa

"Gue mau ketoko buku bentar mau beli novel. Biar koleksi novel gue makin banyak."

"Yaudah nih kunci mobilnya." Ia memberikan kunci mobil itu pada Lisa. Tak sempat Lisa ambil, Fitri kembali menarik kunci mobil nya itu,"Jangan bilang lo bohongin gue,"

"Bohongin paansih, lo tu ya bawaan nya curigaan mulu sama gue"

"Yakali aja lo jalan ama cowo gitu,"

"Ya enggak lah, orang gue mau ketoko buku. tapi kalo nemu dijalan ya nggak papa juga sih haha.."

"Dasar emang. Yaudah jangan lama-lama. Hati-hati dijalan yah."

"Iya sayangku bye,"Lisa sambil mencium pipi kanan Fitri.

Setelah Lisa sampai ditoko buku, saat hendak mengambil salah satu buku, tiba-tiba ada seorang cowo yang pas disebelah Lisa, dan mengambil buku yang sama.

"LISA!.."

"SANDI! Ya ampun, lama banget ya kita nggak ketemu,"

"Iya, tambah cantik aja lo sekarang,"

" Bisa aja lo"

"Gimana kalo kita ngobrol di cafe-cafe gitu, bolehkan?..."

"Boleh, boleh banget,"Lisa tersenyum dengan lebar, memperlihatkan gigi nya yang putih tersusun rapi.

Setelah Lisa membeli buku, mereka pergi kesebuah cafe, sambil ngobrol-ngobrol. Sandi itu adalah temen SMP Lisa waktu masih di Surabaya. Mereka berhenti disalah satu coffie shop yang tak terlalu jauh dari toko buku itu.

Mereka berdua duduk di dua kursi yang berhadapan dengan meja bundar kecil di tengah nya."Kenapa lo jadi pindah ke Jakarta Lis?"

"Iya nih ada, bokap gue dipindah tugaskan di Jakarta sekarang."

"Oh. Gimana sama sepupu lo itu? dia masih tinggal sama lo?"

"Masih kok, gue juga satu sekolah sama dia sekarang"

"Lo udah punya pacar belum Lis?,"tanya Sandi yang membuat suasana saat itu berubah menjadi horror. Pertanyaan Sandi tersebut membuat seluruh ruangan menjadi terasa panas menurut Lisa.

Tapi Lisa tidak mau menjawab, menurut nya pertanyaan seperti itu tidak harus untuk dijawab. Sandi tak perlu tau apakah ia sudah mempunyai pacar atau belum,pikir Lisa. Gadis itu langsung mengalihkan pembicaraan."Lo ngga ada niatan buat pesenin gue minum gitu?".
Lisa terkekeh pelan,"gue haus kali San,"

Sandi pun juga terkekeh pelan,"ohiya yah, lupa gue,"ia beranjak dari tempat duduk nya menuju meja salah satu karyawan cafe itu untuk memesan makanan.

Setelah kurang lebih lima belas menit, Sandi kembali datang dengan membawa secangkir minuman dan sebotol minuman bersoda. "Selamat menikmati,"ucap nya riang dengan tersenyum simpul dan menaruh secangkir matchalatte di hadapan cewek teman seSMP nya dulu.

"Waah, Terima kasih."ujar Lisa yang terlihat sangat bahagia. "Minuman kesukaan gue nih,"Lisa mulai meminum nya secara perlahan dengan mata yang tertutup agar dapat merasakan rasa dan aroma dari minuman yang berwarna hijau itu.

Lisa memang sangat menyukai matchalatte, karena menurut nya minuman itu bisa membawa hati dan pikiran nya menjadi lebih tenang dan nyaman.

Ia sudah menyukai minuman itu sejak kelas empat SD. waktu itu ia melihat kakak sepupu nya yang sedang meminum secangkir matchalatte dan Lisa pun tertarik untuk mencoba nya dan terbukti bahwa Lisa mulai menyukai nya. Dan mulai saat itu Lisa selalu membuat minuman kesukaan nya itu hingga sekarang.

Setelah Sandi membawakan minuman untuk Lisa dan untuk dirinya. Seorang pelayan datang menghampiri dengan membawakan beberapa cemilan kehadapan mereka.
Mungkin Sandi yang memesan nya.

Lisa sangat enjoy berada disana bersama Sandi. Sesekali mereka tertawa pecah saat mengingat kembali masa-masa SMP yang sangat memalukan. Menceritakan kejadian-kejadian kocak teman-teman mereka.

Tak terasa, mereka mengobrol cukup lama. Lisa baru ingat bahwa sepupu kesayangan nya itu sudah berpesan untuk tidak pergi lama-lama. Lisa membuka suara terlebih dahulu,"pulang yuk?" Kalau tak seperti itu bisa-bisa Sandi lupa waktu.
Cowok itu mengangguk setuju.

Sandi pun mengantar Lisa pulang, walaupun sebenarnya Lisa juga membawa mobil sendiri, setidak nya Sandi bisa mengikuti Lisa dari belakang, untuk memastikan bahwa gadis itu sampai rumah dengan kondisi baik-baik saja.

Akhirnya sampai lah mereka didepan gerbang rumah Lisa. Mobil nya berhenti, Lisa menurunkan kaca mobil lalu mengeluarkan kepala nya,"gue masuk ya San,"teriak nya mengakhiri pertemuan nya dengan Sandi hari ini.

Sandi juga menurunkan kaca mobil nya, ia tak mengeluarkan kepala nya, karna saat kaca mobil sudah turun arah nya langsung menghadap kegerbang rumah Lisa,"iya."

***

Setitik RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang