***
Tiba-tiba Lisa menginjak rem mobil nya mendadak, membuat Fitri kaget. "Lo kenapa sih Lis?"omel Fitri pada Lisa. Fitri sangat kaget karena Lisa merem mobil itu secara tiba-tiba ditengah mereka masih bersenda gurau.
Lisa melepas seatbelt nya. "Bentar-bentar, gue mau beli bunga dulu,"ujar Lisa lalu turun dari mobil nya.
Fitri hanya menghembuskan nafas nya gusar. "Ada yah, mau putus pake beli bunga segala,"celetuk Fitri.
Sepupu Lisa itu hanya menunggu didalam mobil sambil memperhatikan gerak-gerik Lisa yang lagi berbincang dengan si pedagang bunga tersebut.
Tak lama kemudian, Lisa pun kembali masuk kedalam mobil nya. Gadis itu meletakkan sebuket bunga ditengah-tengah mereka, lalu ia kembali memasang seatbelt dan langsung menginjak gas mobil nya.
Sedari tadi, Fitri hanya membuka mulutnya lebar dan mengerutkan dahi. Gadis itu seolah kebingungan dengan apa yang Lisa beli. Sangat aneh, fikir Fitri. "Lo beli bunga layu Lis?"tanya Fitri.
"Hmm,"jawab Lisa santai lalu memutar lagu diradio mobil nya.
Fitri mendorong keras tubuh Lisa sambil tertawa terbahak-bahak. "Gila lo!" Fitri menggeleng-gelengkan kepala nya tak percaya. "Bener-bener ya otak lo, cerdas banget."
"Gue gitu lho,"jawab Lisa yang ikut tertawa.
"Terniat emang,"celetuk Fitri.
Setelah kurang lebih menempuh perjalanan lima belas menit dari toko bunga tadi, mobil Lisa telah sampai berada didepan pagar rumah Sandi.
Namun tiba-tiba saja ada seorang laki-laki yang keluar dari rumah tersebut dan pergi menggunakan mobil nya. Tanpa fikir panjang, Lisa langsung menginjak gas nya berusaha untuk mengejar mobil yang dinaiki Sandi.
Lisa terus mengusahakan kecepatan mobil nya agar tak kehilangan jejak oleh mobil Sandi. Kedua gadis itu menjadi panik ketika mobil Sandi terus melaju sangat cepat. Fitri yang sedari tadi hanya berkicau terus-menerus, membuat Lisa menjadi tambah panik. Gadis itu hampir saja ingin menabrak sepeda motor.
Mobil yang mereka kejar pun akhirnya berhenti disebuah tempat yang sangat-sangat asing oleh Lisa dan Fitri. Mereka berdua hanya menatap bangunan itu penuh takjub, masih terlihat bingung ini tempat untuk apa.
Tiba-tiba saja Sandi keluar dari mobil nya dan masuk kedalam tempat itu. Lisa yang melihat Sandi masuk kedalam sana langsung turun dari mobil nya dan diikuti oleh Fitri.
Lisa masih menatap depan bangunan aneh tersebut. "Tempat apaan nih?"tanya Lisa kepada Fitri.
Fitri menatap Lisa penuh keresahan. "Lis, jangan-jangan ini diskotik lagi."
"Diskotik? Bukan kali, mungkin aja ini tempat karaoke biasa,"jawab Lisa.
"Apa nya yang bukan sih," Fitri mendekat kesamping tubuh Lisa. "Coba deh lo liat tempat nya, bangunan ini itu gelap banget, terus tempat nya ketutup banget kan?" Fitri mencoba meyakinkan Lisa. "Kalau ini tempat karaoke, pasti udah ada tulisan nya didepan sini."
"Udah lah kita masuk aja,"ajak Lisa.
Fitri langsung meraih tangan Lisa cepat. "Gila ya lo! Gimana kalau tempat ini beneran diskotik?!" Fitri merampas kesal tangan Lisa. "Lis, coba lo liat diri lo deh! Lo pake baju kentat warna kuning terang, terus lipstick tebel banget kayak tante-tante. Lo mau diapa-apain sama mereka?!"
Lisa langsung terdiam mendengar omelan Fitri. Fitri benar, penampilan Lisa saat ini memang memprihatinkan. Jika tempat ini adalah tempat yang kurang baik, penampilan Lisa pasti akan menjadi pusat perhatian orang-orang nakal yang berada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setitik Rindu
Teen FictionSLOW UPDATE:) Bila rindu, katakan. Jika tak bisa, simpan. Meski itu menyakitkan.