chapter 19

121 28 1
                                    

Lisa dan Fitri sedang duduk disebuah taman didekat rumah Lisa. Mereka tengah menunggu kehadiran Sandi. Lisa dan Sandi sudah janjian untuk pergi bersama sore ini. Sandi menyuruh Lisa untuk menunggu nya menjemput ditaman tersebut.

"Sumpah deh Lis, gue takut banget tadi lo kenapa-napa,"ujar Fitri.

"Gue dijebak ama orang,"jawab Lisa.

"Tapi nggak mungkin sih Luna ngelakuin itu sama lo. Ini tuh udah pasti kelakuan nya Bella sama geng nya deh,"kata Fitri mengira-ngira.

"Gue juga mikir kayak gitu sih,"balas Lisa.

"Udah lah. Udah pasti mereka, siapa lagi yang benci banget sama lo kalau bukan Bella,"ucap Fitri yang begitu pasti.

Tak lama kemudian, orang yang Lisa tunggu-tunggu akhirnya telah datang. Seorang laki-laki yang memakai kemeja polos berwarna biru muda itu mendekat kearah Lisa.

"Maaf ya sayang, kamu jadi nunggu lama,"ujar Sandi.

"Iya nggak-papa."

Lisa pun mulai beranjak pergi bersama Sandi. Sedangkan Fitri akan segera pulang duluan menggunakan mobil.

***

"Aku denger Papa kamu udah pulang ya?,"tanya Sandi.

Lisa meminum kembali orange jus nya lalu mengangguk.

"Gimana kalau malam ini aku kerumah kamu? Biar bisa kenalan sama Papa kamu,"ujar Sandi.

Lisa tersedak. "Nggak usah, nanti aja lah kamu kenalan nya. Kan bisa kapan-kapan,"kata Lisa menolak secara halus.

Sandi mengangguk mengiyakan. "Yaudah, terserah kamu aja."

Mereka kembali melanjutkan makan dan minum nya. Karna sudah jarang sekali mereka menghabiskan waktu berdua seperti makan-makan dicafe seperti ini.

"Kamu masih deket sama Andra?"tanya Sandi disela-sela.

"Emang salah ya kalau aku temenan sama dia? Dia orang baik kok,"ujar Lisa membela. "Sekarang aku tanya sama kamu, kamu berantem dulu sama Andra itu gara-gara apa?"tanya Lisa mulai serius.

"Cewek."

"Cewek nya Andra kan? Dan kamu ngambil cewek nya Andra kan dari dia?"tanya Lisa lagi.

"Kamu tuh nggak usah sok tau deh,"ucap Sandi mulai emosi.

"Aku tau. Aku tau San, kamu udah ngerebut Vania dari Andra. Aku udah tau semua nya,"ujar Lisa dengan nada yang mulai meninggi.

Sandi terdiam sejenak. "Kamu tau dari mana soal Vania?"

"Kamu nggak perlu tau, aku tau dari mana soal Vania,"ucap Lisa lalu memalingkan pandangan nya.

"Lisa kamu tuh bisa nggak sih, nggak usah ngerusak pertemuan kita,"ujar Sandi agak kesal.

"Apa kamu bilang? Aku ngerusak pertemuan kita?,"tanya Lisa mulai emosi. "Yang ngerusak pertemuan kita itu kamu! Yang duluan mulai ngebahas Andra siapa? Kamu kan?,"nada Lisa mulai sangat meninggi. "Sumpah ya, aku nyesel banget jalan samu kamu sekarang!"

Lisa menghabiskan minum nya cepat. Ia mulai berusaha untuk meredamkan emosi nya. Sedangkan Sandi hanya memilih diam.

"Kita pulang sekarang aja deh,"kata Lisa.

"Jangan dong sayang, aku minta maaf ya udah bikin kamu bete kayak gini,"ujar Sandi melembut lalu mencoba meraih tangan Lisa diatas meja mereka.

"Kamu udah bikin mood aku hancur tau nggak,"ucap Lisa tetap ketus.

"Aku minta maaf Lis,"ujar Sandi terus memohon-mohon agar Lisa dapat memaafkan nya. "Maafin aku ya?"

Lisa mengangguk pasrah. "Iya."

Setitik RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang