Andra menggebrak keras meja Deni. Membuat Nichole, Kevin, dan si pemilik meja tersentak kaget.
"Apa-apan sih lo Ndra?"omel Kevin.
"Bilangin cewek lo yang bener!"ujar Andra nyaring sambil menunjuk kearah Deni. "Kemaren Bella nyuruh Luna buat ngunci Lisa digudang. Dan alasan nya, karna Lisa numpahin jus dibaju lo!"
"Keterlaluan cewek lu Den!"ujar Nichol.
"Cewek kayak gitu masih dipelihara,"celoteh Kevin lalu menggeleng-gelengkan kepala nya.
"Kenapa sih, lo mau jadi cowok nya Bella?"tanya Nichole heran. "Udah tau orang nya kayak gitu, masih aja dipertahanin,"tambah nya.
"Berisik lu berdua! Nanti gue bilangin si Bella,"ucap Deni.
Andra, Kevin, dan Nichole menampilkan wajah tak suka nya pada Deni. Sahabat-sahabat nya itu sering kali mempertanyakan pada Deni, mengapa dirinya jadi sampai berpacaran dengan Bella.
Bahkan, Deni yang mereka kenal adalah orang yang sangat cuek pada cewek dan tidak suka mempermainkan cewek. Namun Deni adalah sosok cowok yang begitu romantis, ia mahir dalam membuat ataupun membaca puisi, bisa bermain gitar dan piano, bahkan ia juga seorang murid yang pintar dalam mata pelajaran Fisika.
Waktu itu memang ada, Deni mengatakan pada sahabat-sahabat nya bahwa dia seperti tertarik dengan seorang Bella. Dan Deni menembak Bella dengan sebuah puisi lalu ia bacakan bersama dengan petikkan gitar nya.
Bella sudah pasti luluh dengan puisi Deni. Karya puisi nya yang kebanyakan bertema romantis sangat digemari para perempuan. Apalagi, Deni sering memajang karya nya itu di mading sekolah.
"Ternyata bener, Lisa itu pacar nya Sandi,"ujar Andra disela keheningan.
Deni dan Kevin saling berpandangan.
Nichol menghempas buku nya kuat-kuat sambil berdiri. "Dugaan gue bener!"
"Apa-apaan sih tu orang! Suka banget ngambil apa yang orang punya,"ujar Kevin ikut mengomel.
"Tapi kan Lisa belum punya gue,"sahut Andra.
"Ya juga sih,"kata Nichol.
"Tapi kan, lo sama Lisa udah lumayan deket,"ucap Deni ikut bersuara.
Obrolan mereka terhenti ketika Pak Rahman datang.
***
Lisa dan sahabat-sahabat nya sedang berjalan santai menuju kelas, karena mereka baru saja datang dari kantin. Bel berakhirnya istirahat telah berbunyi beberapa detik yang lalu.
Lisa melihat Andra, Nichol, dan Deni sedang bermain basket dilapangan outdoor dari jarak yang lumayan jauh. Andra terus mendribble-dribble bola nya lalu melayangkan nya kepada Nichol. Namun gawat, Nichol tak berhasil menangkap bola itu dan akhirnya....
Bola itu berhasil menembus kaca kelas X IPA 3.
Kaca itu pecah. Serpihan-serpihan kaca nya banyak sekali berguguran dilantai. Semua orang melihat kejadian itu dengan sangat takjub. Untung saja, didalam kelas itu tidak ada siswa yang posisi nya berdekatan dengan kaca itu.
"Gawat,"ujar Andra pelan.
Saat kaca itu terpecahkan, kejadian itu menimbulkan suara yang begitu nyaring, sama seperti suara pecahan kaca seperti biasa nya, namun suara nya begitu keras. Nyaring nya suara pecahan itu, membuat beberapa guru keluar dari ruangan nya untuk memastikan apa yang terjadi.
Dari ujung sana, menampilkan seorang pria berdasi dengan wajah yang sangat sangar. Pria itu sudah mengepalkan kedua tangan nya.
"Mampus lo!"kata Dewi yang ia tujukan kepada sang pemecah kaca. Pak Arya terlihat sangat marah pada Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setitik Rindu
Teen FictionSLOW UPDATE:) Bila rindu, katakan. Jika tak bisa, simpan. Meski itu menyakitkan.