chapter 18

123 26 2
                                    

"Selamat pagi Papa,"sapa Lisa setelah menuruni anak tangga rumah nya bersama dengan Fitri. Kedua gadis itu telah rapi memakai seragam sekolah putih abu-abu.

"Selamat pagi sayang,"pria itu menyahut menyapa Lisa yang mulai duduk bergabung bersama nya.

"Gimana kalau hari ini Papa yang ngenterin kalian ke sekolah?,"tawar Rafly pada anaknya.

Lisa mengangguk antusias. "Boleh. Kalau Papa nggak sibuk,"ujar Lisa.

"Nggak kok, Papa nggak sibuk,"sahut Rafly.

Rafly berniat untuk mengantar Lisa dan Fitri berangkat sekolah. Mereka menempuh perjalanan selama kurang lebih empat puluh menit.

***

Lisa merapikan rambut nya yang sedikit berantakan. Gadis itu baru saja keluar dari toilet wanita. Ia berjalan keluar kembali menuju kearah kelas nya.

Lisa menyipitkan kedua mata nya. Ia melihat empat orang cowok yang tengah berdiri dengan satu kaki sambil memengang satu telinga nya didepan ruangan Pak Arya.

Lisa terus berjalan, ia sudah hampir mendekat kearah cowok-cowok itu. Gadis itu melihat Pak Arya yang keluar dari ruangan nya sambil berkacak pinggang. Beliau tengah memarahi sekelompok cowok itu.

"Ini sudah kesekian kali nya kalian mengulang kesalahan yang sama!,"marah Pak guru itu pada murid nya.

Lisa mendekat kearah mereka. "Permisi Pak, mereka ini kenapa ya?,"tanya Lisa pada Pak Arya.

"Ini lho Lisa, mereka ini ngebolos pelajaran dan ngerokok diatas rooftop!,"jelas Pak Arya meninggi. "Gimana saya nggak marah."

Lisa mengangguk mengerti. "Ohh. Gitu ya Pak,"ujar Lisa. Gadis itu menatap kearah para cowok yang tengah dihukum tersebut. "Hukum aja Pak, kalau perlu kasih hukuman yang berat-berat gitu lo Pak sama mereka,"ucap Lisa sengaja sambil menahan tawa menatap mereka.

"Ya sudah pasti itu! Saya akan kasih hukuman yang sangat berat untuk mereka!,"tegas Pak Arya pada Andra dan kawan-kawan.

Lisa menutup mulutnya dengan telapak tangan. Ia berusaha menahan tawa nya agar tak berbunyi. Andra dan teman-teman nya membulatkan mata mereka lebar pada Lisa. Mereka mencoba memberi kode pada Lisa agar gadis itu tidak mempengaruhi Pak Arya.

"Yaudah saya permisi ya Pak, mau kekelas,"pamit Lisa pada laki-laki tua itu.

"Ya silahkan. Kamu jangan deket-deket sama mereka ya Lisa,"ucap Pak Arya.

Lisa mengangguk berkali-kali. "Oh-iya Pak. Pasti Pak, saya nggak akan deket-deket sama mereka."ujar Lisa masih menahan tawa. Ia berlari kecil menuju kelas.

***

Lisa, Fitri, Dewi, dan Raida sedang mengobrol seru dikursi depan kelas Lisa. Bermacam-macam hal dan lelucon yang mereka bahas. Jam istirahat kali ini, mereka masih tidak ingin kekantin karena kantin sangatlah ramai. Mereka akan menunggu kurang lebih sepuluh menit agar para siswa sudah mulai berkurang.

"Udah sepuluh menit nih, kekantin yuk,"ajak Dewi pada teman-teman nya.

Mereka mengiyakan ajakan Fitri. Lisa, Fitri, Dewi, dan Raida berjalan bersama menuju kantin. Jika sudah sepuluh menit, siswa akan lumayan berkurang untuk berdesakkan memesan makanan disana. Walaupun, meja kantin sudah pasti akan penuh semua. Tapi mereka juga dapat makan dikursi panjang taman sekolah.

Para gadis itu sudah berdiri didepan meja kasir untuk memesan beberapa makanan yang ingin mereka makan. Mata Lisa menyapu seluruh tempat itu. Dan benar saja, meja dan kursi disana sudah sangat penuh. Mereka sudah pasti tidak dapat menikmati makanan disana. Akhirnya Lisa dan teman-teman nya memutuskan untuk makan dikursi taman.

Setitik RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang