chapter 6

166 57 0
                                    

Pagi itu Lisa sedang membaca buku diperpustkaan. Ia sedang membaca novel. Walaupun bukan membaca buku pelajaran, setidak nya ia juga membaca buku. Dari pada ia menghabiskan waktu luang dengan menggosip bersama teman-temannya, lebih baik ia membaca novel. Terlihat dari kejauhan bahwa Andra berjalan mendekatinya.

"Lo yang namanya Lisa bukan sih?"tanya Andra yang kini sudah berdiri disamping Lisa.

Sontak Lisa kaget karna Andra berada disebelah nya. Konsentrasi nya menjadi pudar ketika mendengar suara yang membuat nya terkejut. Lisa menoleh kepada seseorang yang sekarang sedang berada disebelah nya."iya,"

"Lo pindahan dari mana?"tanya nya lagi.

"Surabaya."jawab Lisa singkat tanpa menoleh sedikit pun kearah Andra.

Jawaban Lisa yang begitu singkat membuat Andra semakin tertarik untuk mengenal lebih jauh tentang gadis itu. Ia memberanikan diri untuk duduk disebelah Lisa. Gadis itu melirik sebentar pada Andra, dan kembali melanjutkan bacaan nya.

"Baca buku apa sih?"

"Novel."jawab nya singkat lagi dan masih terus fokus membaca novel itu.

Mendengar jawaban Lisa yang begitu, membuat Andra semakin berkeinginan untuk menggoda Lisa. Setelah itu, obrolan mereka terputus untuk beberapa saat. Andra bingung untuk memulai percakapan dari mana. Dan akhirnya, ia mulai kembali menggoda Lisa,"lo makan apa sih?, jadi pipi lo chubby gitu?"

Dengan cepat Lisa langsung menolehkan wajah nya pada Andra,"emang pipi gue chubby?"sangat anti sekali jika cewek dikatain chubby

Andra mengangguk. "Pipi lo gendut."

Ini sangat-sangat membuat Lisa menjadi tidak percaya diri. Apakah benar pipi nya bertambah chubby?. Lisa langsung mengangkat tangan menyentuh kedua pipi nya untuk memastikan perkataan Andra tersebut.

"Gue serius."ucap Andra lagi.

"Apaan sih lo, orang pipi gue tirus kok,"Lisa tak terima jika cowok itu bilang bahwa pipi nya sangat chubby.

Lisa berdiri. Ia menutup novel nya,"dasar cowok aneh."Lisa langsung meninggalkan Anda sendiri didalam perpustakaan. Lisa begitu sangat terusik oleh Andra.

Andra tertawa pelan atas kemenangan nya yang telah berhasil mengganggu Lisa dan membuat nya menjadi terusik.

***

Saat jam istirahat telah tiba, Lisa dan kawan-kawan menuju ke kantin.

"Lo mau makan apa Lis?"tanya Dewi

"Nggak ah gue nggak mau makan,"ujar Lisa yang ingin menjaga pipi nya agar tak terlihat chubby seperti apa yang dikatakan Andra pada saat diperpustakaan.

Dahi Dewi berkerut,"Loh, kenapa?"tanya Dewi bingung. Sebenarnya, tak hanya dewi saja yang bingung, yang lain juga ikut bingung saat Lisa mendadak tak ingin makan.

"Nanti gue jadi gendut."

Mereka tertawa atas apa yang Lisa katakan tersebut, "emang siapa yang bilang lo gendut?"tanya Raida yang masih berada dalam tawa nya.

"Andra bilang gue gendut,"ucap Lisa sambil memanyunkan mulut nya.

"Nggak kok Lis, lo nggak gendut kok,"ujar Raida membela Lisa

"Cuman lebar aja dikit haha,"kata Dewi sambil tertawa dan membuat mereka juga tak bisa menahan tawa yang membuat Lisa menjadi terlihat cemberut. Mereka hanya bertujuan membuat candaan kepada Lisa.

"Emang kapan lo ketemu sama Andra?"tanya Fitri

"Tadi sebelum bel, gue kan diperpus tu baca novel, terus dia nyamperin gue,"ucap Lisa

"Ya Allah Lisa, terus sekarang lo nggak papa kan? Lo nggak di apa-apain kan sama dia? Dia ngomong apa aja sama lo? Dia kasar nggak sama lo?"tanya Dewi gegabah, "gue saranin nih ya, mending lo jangan deket-deket deh sama Andra. Bahaya."

"Alay deh lo Dew,"ujar Raida tidak suka.

"Cowok-cowok aja banyak yang nggak berani deket-deket sama dia, apa lagi cewek."kata Dewi heboh, "dia sering buat masalah disekolah ini Lis, lo jangan deket-deket deh sama dia."

Kehebohan Dewi membuat wajah Lisa menjadi was-was. Tetapi malah membuat Raida menggeleng kepala atas ucapan yang terlalu berlebihan Dewi.

***

Bel pulang sekolah pun sudah terdengar, bel yang semua para siswa tunggu-tunggu akhirnya telah berbunyi. Mereka sangat terlihat bahagia, karena sudah telah lama berkutik dengan pelajaran, akhirnya mereka dapat melepaskan semua penat yang ada. Semua para siswa berhamburan keluar kelas, begitu pun dengan Lisa.

Saat ini Lisa sedang berjalan sendirian menuju parkiran mobil, karna tepat setelah bel berbunyi, Fitri ingin ketoilet sebentar. Ditengah perjalanan nya, Lisa kaget karena ada seseorang yang telah menepuk punggung nya.

"Hai," sapa seseorang itu

Lisa tersenyum saat menyadari bahwa seseorang yang menepuk punggung nya itu adalah Deni.

"Pulang sendiri?"tanya Deni

"Nggak kok, gue naik mobil sama Fitri."

"Yaudah. Gue duluan yah,"ujar Deni

Lisa mengangguk sambil tersenyum. Deni mulai melangkahkan kaki nya pergi. Fitri pun akhirnya kembali dari toilet. Mereka masuk kedalam mobil, dan yang menyetir mobil saat itu adalah Fitri.

Ditengah perjalanan menuju rumah, Fitri terlihat menyipitkan mata nya serta mobil yang menjadi sedikit menepi ke jalan.

Lisa menatap Fitri bingung, "kenapa?" tanya Lisa aneh pada Fitri.

Pandangan Fitri tak teralih, "Liat deh, itu Andra kan?"tanya Fitri pada Lisa.

Lisa memalingkan wajah, mengikuti apa yang sedang dilihat oleh Fitri."iya, Andra." Lisa melihat sesosok Andra yang sedang duduk berbincang santai bersama seorang wanita cantik berambut pendek sebahu.

Fitri menatap Lisa setelah itu, "pacar nya kali yah?"

Lisa mengangkat bahu nya, "tau."

Fitri kembali menatap kearah Andra bersama wanita itu, "Cantik Lis,"

"Udah deh, mending kita jalan aja."ajak Lisa. Lisa begitu tak perduli pada laki-laki yang diseberang sana.

Fitri menancap gas kembali, meninggalkan tempat itu.

"Gimana Lis pacaran ama Sandi?"tanya Fitri kembali membuka suara.

"Biasa aja sih menurut gue."jawab Lisa seadanya.

"Lo nggak bahagia pacaran sama Sandi?"tanya Fitri lagi.

"Bahagia kok,"ujar Lisa menekankan kata bahagia. Lisa memang belum sepenuh nya merasakan kebahagiaan pacaran dengan Sandi. Mungkin karna mereka baru aja jadian, sehingga belum banyak melakukan hal-hal bahagia bersama.

"Kalo Andra, menurut lo gimana? Gue kan belum pernah berinteraksi tuh sama dia, menurut lo aja gimana waktu ketemu diperpus tadi?"

"Fit, stop yah." Lisa mengangkat tangan, menunjukkan kelima jari nya, "jangan sebut nama dia dikuping gue. Dia tuh nyebelin banget tau nggak. Masa yah, dari sekian banyak nya cowok yang deketin gue, cuma dia doang yang berani ngatain gue chubby."jelas Lisa memanas.

Fitri tertawa geli melihat kondisi wajah Lisa yang sedang emosi. Menampilkan wajah tak suka atas pertanyaan Fitri tentang Andra. "Berarti dia beda dong dari semua cowok yang ngedeketin elo."ujar Fitri berhenti tertawa dan kembali fokus menyetir mobil.

"Tau ah sebel gue."

***

Setitik RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang