Andra membuka lemari baju nya dan mencari-cari baju yang ada disana untuk ia kenakan saat ingin bertemu dengan Lisa. Andra tidak ahli dalam hal fashion, namun apapun yang ia pakai, selalu saja cowok itu tetap terlihat tampan dimata orang-orang.
Andra mengambil sebuah t-shirt polos berwarna putih dan kemeja hitam polos yang ia biarkan semua kancing baju nya dibuka habis. Cowok itu mencolek sedikit gel untuk rambut lalu ia pakaikan dirambut nya.
"Kamu fikir aku bisa gampang percaya sama omongan kamu itu?!"
"Bisa nggak kamu jangan ngatur-ngatur hidup aku?"
"Kamu tuh bener-bener keterlaluan mas! Kamu selingkuh dibelakang aku, tanpa mikirin anak kamu!"
"Emang kamu mikirin anak kamu? Dateng aja jam sepuluh malem!"
Andra mengepalkan kedua tangan nya kuat-kuat. Kuping nya tiba-tiba menjadi luar biasa panas. Lagi lagi dan lagi. Papa dan Mama nya kembali beradu mulut lagi. Andra sangat bosan dengan keadaan ini semua. Tiada hari tanpa konflik yang terjadi dirumah ini.
Cowok itu berniat keluar kamar dengan hati yang panas untuk menemui kedua orang tua nya itu. Andra menuruni anak tangga rumah nya itu dengan wajah yang terlihat begitu kesal. Andra melihat kedua orang tua nya dilantai bawah, ternyata mereka beradu mulut dilantai bawah dekat ruang tamu.
"Mah Pah!" Teriak Andra lalu menengahi kedua orang tua nya. Andra menatap Wijaya. "Kalian tuh nggak bosen apa berantem terus?" Andra berpaling menatap Yuni. "Nggak mikirin perasaan aku kayak gimana?"
"Papah kamu yang mulai duluan Andra,"ujar Yuni kepada putra nya. "Dia udah selingkuh sayang, Papa kamu udah main cewek dibelakang Mamah."
"Jaga mulut kamu Yuni!"
Wijaya hampir saja melayangkan telapak tangan nya kearah Yuni. Namun Andra menangkis nya cepat. "Jangan ikut campur urusan Papah sama Mamah Andra,"tegas Wijaya.
"Kalo Papah berani kasar sama Mamah, ini bakalan jadi urusan Andra,"ujar Andra menatap berani wajah Papa nya.
Wijaya merampas kasar genggaman tangan Andra. "Terserah! Terserah kamu." Pria berjas hitam itu langsung pergi meninggalkan rumah.
Andra membawa Mama nya untuk duduk di sofa ruang tamu. "Mamah sekarang di rumah aja ya, Andra mau pergi."
"Kamu pergi kemana Andra?"tanya Yuni khawatir.
"Aku mau ketemuan sama temen,"sahut Andra.
"Yaudah kamu hati-hati ya, pulang nya jangan terlalu malem,"pesan wanita itu.
***
07:00 PM.
Lisa mengetuk-ngetuk meja didepan nya itu menggunakan jari-jari cantik nya. Sudah satu jam menunggu, masih tak terlihat juga orang yang telah mengajak nya kesini. Sebal sebenar nya, namun Lisa memilih untuk bersabar terlebih dahulu. Mungkin saja orang itu terkena macet dijalan.
Gadis itu sudah mencoba untuk menelfon Andra, namun handphone cowok itu seperti nya mati.
"Permisi mba, mau pesen?"tanya seorang pegawai wanita cafe itu.
Pelayan itu sudah sekali datang kemeja Lisa untuk menawarkan apakah Lisa ingin memesan sesuatu. Namun Lisa menolak, ia bilang bahwa ia sedang menunggu seseorang datang ke cafe ini.
"Saya pesen matchalatte anget aja deh, masih nunggu seseorang soal nya,"ujar Lisa dengan cengengesan.
Pelayan itu tersenyum lebar. "Nunggu pacar nya ya mba?" Goda nya.
Lisa tertawa pelan. "Nggak, nunggu temen aja."
"Yaudah, mohon ditunggu ya mba minuman nya, dibuatin dulu,"ujar pelayan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setitik Rindu
Teen FictionSLOW UPDATE:) Bila rindu, katakan. Jika tak bisa, simpan. Meski itu menyakitkan.