chapter 10

142 42 4
                                    

Lisa keluar dari kamar mandi nya. Bersepeda sore tadi menghasilkan banyak keringat ditubuh nya. Ia duduk ditepi kasur, lalu mengambil handphone nya. Membuka aplikasi whatsapp dan menemukan beberapa notifikasi dari Sandi.

Sandi:*= Sayang, kamu lagi dimana?

Sandi:*= Lisaa....

Sandi:*= Kebiasaan bgt sih, kalo offline gak bilang2 aku dulu.

Sandi:*= Lisa kamu dimana? Jgn bikin aku khawatir:(

Pesan-pesan Sandi tersebut dikirim pada pukul lima sore. Dan pada saat pukul itu, Lisa sedang tidak ada dirumah. Ia sedang bersepeda keliling komplek dan tidak membawa handphone. Lisa mulai mengetik.

Lisa= hehe maafin ya beb:* tadi aku keliling komplek naik sepeda.

Pesan itu terkirim. Tak menunggu waktu lama, Sandi sudah membaca pesan itu dan kembali mengetik. Sambil menunggu pacar nya itu mengetik, Lisa mengambil bedak bayi yang ada dimeja rias. Dan memakai nya asal pada wajah cantiknya.

Ting!

Lisa kembali ketempat tidur nya untuk mengecek handphone yang berada diatas sana.

Sandi:*= Lain kali, kalo mau pergi itu bilang dulu. Biar aku gak khawatir.

Lisa membaca balasan dari Sandi tersebut dan kembali mengetik. Belum sempat ia kirim ke nomer Sandi. Cowok itu sudah menelfon nya terlebih dahulu.

"Kenapa?"

"Kamu dimana? Kita jalan yuk"

"Tapi aku masih capek. Besok aja deh. Besok kan malem minggu"

"Yaudah deh terserah kamu. Tapi kalo besok aku jemput, gak ada penolakan ya"

"Iyaa"

Hanya itu obrolan singkat yang sedikit berarti bagi Lisa, karena sehabis obrolan itu topik selanjut nya yang dibahas Sandi adalah sebuah pertanyaan apakah sudah makan atau belum, apakah sudah mandi atau belum, dan kurang lebih sejenis itu.

Setelah merasa tak ada lagi topik selanjutnya yang akan dibahas, Lisa mengatakan pada Sandi bahwa ia ingin mengerjakan pr matematika dan memutuskan telfon mereka.

Saat ini sudah menunjukkan pukul tujuh tiga puluh malam. Lisa menuruni anak tangga dan menuju dapur untuk makan malam. Ia mendapati bibi dan mama nya yang sudah bekerja memasak di dapur.

Lisa menghampiri mereka, dan bertanya apa yang bisa ia lakukan untuk membantu mereka memasak. Lisa diperintah kan mama nya untuk memotong sosis dan nugget lalu menggoreng nya.

Setelah semua sudah siap, mereka semua menuju meja makan sambil membawa piring yang sudah berisi makanan yang tadi mereka masak. Menu makan malam kali ini adalah nasi goreng ayam, beberapa nugget dan sosis goreng. Bi Sri mencoba naik ke lantai atas memanggil Fitri dan Fahri yang masih ada dikamar menyuruh mereka agar segera turun untuk makan malam bersama.

"Si Fitri lagi galau ma, abis putus sama Sam,"ujar Lisa pada mama nya yang sambil memakan potongan sosis.

Mama Lisa menghembuskan nafas dan menggelengkan kepala. Ia sudah tak mengerti dengan anak muda zaman sekarang. Ia sudah memaklumi nya.

Fahri turun dari tangga dan langsung duduk cepat di kursi sebelah Lisa, "Hai dede nya bang Fahri,"goda nya.

"Idih najis,"ujar Lisa singkat.

Fahri tertawa pelan. Ia mengambil nasi goreng tersebut dan menuangkan beberapa sendok dipiring nya. Ia juga menuangkan nasi goreng tersebut kedalam piring Lisa.

Setitik RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang