Betting

1K 99 16
                                    

"Kalau kau tidak bisa bergabung dengan mereka, kalahkan mereka"

- F.E.A.R -

🍀

Hari pertaruhan sudah tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari pertaruhan sudah tiba. Rean dan timnya berkumpul di kelas XI IPA 2 untuk berganti kostum. Bukan kostum resmi, hanya baju olahraga sekolah. Hanya Izal yang memakai kostum basketnya. Warna green navy berpolet putih. Sudah diputuskan, dialah kapten tim. Sebab Izal memang kapten tim basket sungguhan.

Eza menerima telepon dari tadi, orang diseberang telepon sana tidak lain adalah Yicky si atlet basket. Karena Eza yang mengatur pertandingan hari ini, ia juga yang memutuskan pertandingan dilaksanakan sepulang sekolah. Hal ini agar tidak mengganggu jam pelajaran, juga memberi peluang pada siapapun yang berniat mendukung di kursi penonton. Si ketua OSIS itu bahkan mengumumkannya di mading bahwa hari ini ada pertandingan tim sekolah melawan atlet nasional. Dasar!

Di ujung pintu, Feya celingukan. Ia tersenyum setelah melihat Rean duduk di sebuah bangku dengan gaya bertopang dagu. Lantas ia menghampiri Rean.

"Rean-kun, ganbatte-yo!" (1) serunya dengan kepalan tangan di depan dada. Karena suaranya berisik, serta merta mata para pria yang berada di kelas itu jadi memperhatikannya. Terutama Theo yang langsung menebar muka sok imutnya.

"Hai, manis! Mau kasih kami semangat sebelum bertanding, ya!" oceh Theo membuat siapapun yang mendengarnya geli.

Parahnya, Feya malah menanggapi dengan kerlingan mata yang manja.

"Haik, sou desu! Aku akan jadi pendukung tim kalian. Gambarimasu!" teriak Feya membara. Seketika Theo dan Jeff yang baru hari itu melihat Feya bersorak heboh menanggapi seruan Feya. Hanya Eza saja yang tidak terpengaruh dan terus berbicara dengan telepon.

"Rean-kun!" ujarnya tiba-tiba. Ia membungkuk, menyejajarkan pandangan mata mereka. Kemudian Feya menyodorkan sebuah benda berwarna kuning keemasan. Sebuah wristband dengan gambar bintang hitam di atasnya. "Pakailah! Aku sengaja memilihkan warna yang sama dengan matamu, cocok kan?"

Izal menghampiri. Hampir saja ia merebut wristband yang sudah beralih ke tangan Rean. Ternyata dia juga ingin benda yang sama dari Feya.

"Curang, kenapa cuma Rean yang dikasih. Gue kaptennya, gue juga mau pakai wristband."

"Eh, Theo juga pengen."

"Jeff juga!"

"Eeto~ gomen ne, aku cuma bawa satu!"

Izal memajukan bibirnya, kecewa berat. Sedangkan Feya terus saja memperhatikan Rean, seolah tidak memperdulikan Izal sedikitpun.

"Hei, tim Yicky sudah sampai di gerbang. Ayo siap-siap!" seru Eza sambil menutup panggilan teleponnya. Mereka bangkit dan siap-siap seperti kata Eza. Lalu, Feya menarik pergelangan tangan Rean pelan. Ia mendekatkan mulutnya pada telinga Rean yang lebih tinggi, ia berjinjit agar sampai.

F. E. A. R  [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang