(Book #1 F.Y.M Universe)
Kisah empat orang remaja dengan masalahnya masing-masing.
Rean Kainand, laki-laki berkemampuan Hyperacusis yaitu kepekaan terhadap suara. Ia harus menekan emosi agar telinganya tidak berdenging setiap kali emosi meningkat...
"Nanti, entah kapan, pastikan kamu mengatakan aishiteru padaku."
- Feya Ryuuna -
🍀
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Feya berada di kelas Rean sepulang sekolah tadi. Hujan membuat mereka memutuskan untuk berteduh sambil Rean mengerjakan PR.
Hanyaada mereka berdua di dalam kelas XI IPA 2. Bangku Rean berada di dekat jendela baris paling belakang. Feya mengambil kursi berhadapan dengan Rean. Memandanginya sambil bertopang dagu. Rean tidak beranjak, perhatiannya jatuh pada soal matematika yang rumit. Feya sedikit mengganggu, melakukan pedang-pedangan dengan pensil yang digunakan Rean untuk menulis.
"Ciat... Ciat..." Feya berlagak sedang berperang melawan penjahat berpedang.
Rean mendelik, terganggu. Tulisannya di buku jadi tergores kacau ulah Feya. Bahkan pensil Rean terlepas dari genggaman setelah Feya memukulnya keras dengan pensil miliknya.
"Banzai! (1) aku menang!" Feya mengangkat tangannya ke udara. Berteriak kencang seperti habis memenangkan pertandingan.
Rean tidak melakukan apapun selain mendelik pada Feya yang heboh. Feya mengatupkan mulut, sadar Rean tidak tertarik mengikuti permainannya.
"Rean-kun... PR kan harusnya dikerjakan di rumah," gerutu Feya.
Feya bosan, ingin dapat perhatian Rean. Tapi Rean melotot karena pekerjaannya terganggu.
"Rean-kun..." Feya mulai berdendang memanggil Rean dengan nada yang berirama.
"Rean-kun..." Kali ini dengan memoncongkan bibir seperti bebek.
Feya tertawa melihat Rean mulai emosi. Baginya, wajah Rean yang marah sangat lucu. Ia dapat kesenangan baru belakangan ini dengan mengumpulkan segala ekspresi dari wajah Rean. Ia merekamnya di otak, menjadikannya kenangan berharga.
"Rean-kun, jawab jujur. Apa Rean-kun suka aku?" tanya Feya.
"Hm," jawab Rean singkat.
"Kok cuma hm... Coba pilih... Suki? Daisuki? Atau aishiteru?" Feya menunjukkan jari-jarinya bergantian.
Tanpa menoleh Rean menggumam. "Apa bedanya?"
Rean tahu ketiga kata itu sama-sama artinya suka.
"Beda lah, suka juga ada tingkatannya. Suki berarti suka biasa, daisuki berarti sangat suka, kalo aishiteru artinya cinta. Rean-kun yang mana?"
Rean tidak menggubris.
"Rean-kun...." Feya manyun lagi. "Bilang ih, Rean-kun sukanya yang mana. Sekaliiii aja!" Feya menunjukkan telunjuknya.