(Book #1 F.Y.M Universe)
Kisah empat orang remaja dengan masalahnya masing-masing.
Rean Kainand, laki-laki berkemampuan Hyperacusis yaitu kepekaan terhadap suara. Ia harus menekan emosi agar telinganya tidak berdenging setiap kali emosi meningkat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mudah bagi Rean menemukan Feya. Tinggal mengikuti suaranya yang khas. Feya tidak benar-benar bisa menyembunyikan diri dari telinga Rean yang peka.
"Feya, ngapain di situ? Turun!" perintah Rean.
Feya bersembunyi di atas pohon di belakang sekolah. Ia menyembunyikan diri dengan rantingnya yang rimbun.
"Aku lagi sembunyi."
"Udah ketahuan."
"Curang, Rean-kun pake telinga buat cari aku."
"Lagian, buat apa sembunyi?"
"Aku ga mau ketemu Rean-kun dulu."
"Kenapa?"
"Aku ga mau dimarahin."
"Kalo kamu ga salah kenapa harus kumarahin."
"Kalo aku punya salah?"
"Emangnya kamu udah ngapain?"
"Ga mau bilang."
"Yaudah terserah, asal kamu turun dulu ke sini."
"Janji ga akan marahin aku?"
"Iya!"
"Yakusoku?" (1)
"Iya Feya, iya. Cepetan turun!"
Feya ragu-ragu awalnya, kemudian memutuskan turun karena kakinya mulai keram terlalu lama menahan beban tubuhnya ke dahan pohon.
Mudah saja bagi Feya melompat dari satu dahan ke dahan lain. Ia mendarat sempurna di hadapan Rean yang memandanginya dengan muka datar. Sempat oleng sedikit ketika kaki Feya mengenai akar pohon yang menyembul di tanah, tapi langsung Rean tangkap lengan Feya dan membuatnya berdiri tegap.
"Kenapa bolos?" tanya Rean masih dengan muka datarnya.
"Kepalaku mumet, mau cari angin dari atas pohon biar sedikit fresh," ungkap Feya sekenanya.
"Bohong, tadi Sanny bilang kamu marah karena lihat foto ciumanku sama Sanny."
Feya menarik ujung bibirnya. "Kalau tahu kenapa tanya," kesal Feya.
"Kamu marahan sama Sanny gara-gara foto itu?"
"Tadinya sih, tapi sekarang engga. Daijoubu desu." Feya mengangguk-angguk. "Aku udah ga marah lagi sama Sanny-chan, tapi ga mau ketemu dulu. Malu."
Rean mengernyitkan kening. Ia mengulang kata terakhir Feya. "Malu?"
"Aku udah menuduh Sanny-chan yang engga-engga, padahal Sanny-chan ga salah apa-apa."