"Aku tidak tahu cemburu itu apa, tapi saat kamu dengan laki-laki lain, kesalnya bukan main."
- Rean Kainand -
🍀
Feya sudah janji akan datang pukul 9 di depan toko kue. Tapi sebelum itu, Izal sudah berada di sana. Ia terlalu bersemangat, bangun lebih awal, memakai wewangian yang menyeruak, dan berdandan dengan baju terbaiknya.
Bagaimana ia tidak gembira, ini pertama kalinya ia berkencan dengan seorang gadis. Secantik Feya pula.
Jam sembilan kurang lima menit, Feya benar-benar datang. Dari kejauhan ia sudah menebarkan senyum ramah. Pemandangan Feya memakai pakaian bebas baru kali itu ia temukan.
Ia memilih keatasan kotak-kotak dengan bagian bahu terbuka, serta kebawahan rok jeans setinggi lututnya. Ada yang berbeda dari potongan rambutnya, Feya mengikat kepang besar-besar lalu menaruhnya di samping. Satu lagi, bibir Feya lebih merah, semerah tomat.
"Gomen ne! Udah nunggu lama, ya?" katanya begitu tiba di hadapan Izal.
"Ga juga, gue juga baru datang, sih! Lagian belum lewat jam perjanjian, kan?"
Feya dan Izal memutuskan beranjak dari sana setelah puas memandangi satu sama lain. Bukan, yang benar adalah... Izal puas memandangi Feya.
Menurutnya, Feya manis sekali, berkali-kali lipat daripada memakai seragam sekolah. Dan bahunya itu... uh, membuat Izal dag dig dug tak karuan. Beruntungnya Izal mengajukan syarat kencan. Feya jadi miliknya, meski cuma satu hari.
Mereka berputar-putar di mall, bermain timezone, mengikuti festival yang diadakan di atrium, dan terakhir mereka menonton bioskop. Tidak jarang orang-orang memperhatikan Feya karena wajahnya yang oriental. Apalagi saat gadis ini mengeluarkan logat jepangnya yang khas, ia benar-benar memancarkan aura sebagai gadis manis. Mungkin benak orang-orang itu mengatakan, 'beruntung sekali laki-laki itu punya pacar secantik dia.'
Oh, seandainya mereka tahu, dia bukan pacar gue.
"Lu sama si Rean pernah kencan?" tanya Izal sebelum lampu bioskop dimatikan sebab tayangan di layar akan segera dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
F. E. A. R [Tamat]
Teen Fiction(Book #1 F.Y.M Universe) Kisah empat orang remaja dengan masalahnya masing-masing. Rean Kainand, laki-laki berkemampuan Hyperacusis yaitu kepekaan terhadap suara. Ia harus menekan emosi agar telinganya tidak berdenging setiap kali emosi meningkat...