F. E. A. R [Tamat]

Kaharu Kent

"Kau tahu apa artinya menjadi dewasa? Artinya mereka memiliki lebih sedikit alasan untuk tersenyum."

- Kaharu Kent -

🍀

Usia Aru baru 11 tahun saat itu. Ia punya adik perempuan yang manis. Sebelum ia terlahir ke dunia, ayah dan ibunya sudah menyiapkan sebuah nama - Feya Ryuuna - 'Feya' diambil dari nama 'Freya' bahasa Norwegia yang artinya perempuan, dan 'Ryuuna' diambil dari 'Ryuu' bahasa Jepang yang artinya Naga.

Ayah dan ibu berharap anak perempuannya bisa sehebat naga yang punya mitos sebagai makhluk suci di negara kelahiran ibu Yumi Harada, Jepang.

Feya adalah anak manis dan penurut. Aru menyayanginya dari awal ia menangis ke dunia. Aru dan Feya sangat dekat, mereka saling ketergantungan. Tidak, lebih dari itu. Aru merasa Feya adalah dirinya yang lain, begitupun sebaliknya.

Sebenarnya, keluarga mereka bisa dikatakan tidak harmonis. Ayah dan ibu sering bertengkar. Sesekali di hadapan Feya kecil mereka beradu mulut, kadang main pukul. Sedikitnya Aru tahu alasan pertengkaran mereka, karena ayah berselingkuh dengan rekan kerjanya yang masih muda.

Yang bisa Aru lakukan hanyalah menjaga Feya kecil dari pengaruh negatif pertengkaran mereka. Saat ayah mulai membentak atau nada ibu mulai meninggi, Aru akan merangkul Feya, menutup telinganya, atau mengajaknya pergi ke luar.

Baginya, Feya tidak harus tahu menahu tentang ini, setidaknya ia masih memiliki kakak yang sangat menyayanginya.

Keretakan keluarga itu semakin parah setiap waktu. Keduanya sepakat untuk bercerai. Mereka membagi anak-anak mereka, Aru dibawa ayah, dan Feya dibawa ibu Yumi ke Jepang.

Sebenarnya, Aru tidak mau dipisahkan dengan Feya. Hanya dia alasan bertahan di keluarga itu. Dan saat keputusan itu sudah bulat, Aru merasa hampa, seperti dicabut nyawa oleh orang tuanya sendiri.

Feya belum terlalu paham dengan keadaan keluarga ini. Baginya semua nampak baik-baik saja. Sampai Aru mengatakan sesuatu padanya.

"Nanti, mungkin kita akan jarang ketemu. Jangan lupakan kakak ya, sedetikpun jangan," lirihnya di pertemuan terakhir mereka di bandara.

Aru ditemani Yicky ke bandara. Yicky sahabat terbaik Aru, ia tahu kisah keluarga mereka dan kepindahan Feya ke Jepang hari ini. Yicky bahkan memberi buah pir sebagai camilan di pesawat nanti. Feya memeluknya, menganggap Yicky sebagai kakaknya, selain Aru.

"Feya janji, Feya akan terus ingat kak Aru, kak Yicky, aku akan mengingat semuanya," ujarnya dengan mata nanar.

Aru belum pernah melihat Feya menangis sebelumnya. Dia tidak menangis, semburat senyum ia berikan sampai di akhir perjumpaan mereka. Sampai pesawat membawa tubuh mungil itu pergi dan entah kapan akan bertemu.