10. THE LOVE OF MY LIFE

2.3K 194 5
                                    

Terkadang, tidak semua yang kita mau bisa kita miliki.

AUTHOR POV

"N-Ne?"

Krystal dan Jong In pun hanya menahan tawa mereka melihat reaksi anak bungsu mereka.

"Aigooo, we're just kidding honey. Don't make it to serious, I don't want this kind of situation. To strict." Jawab Krystal sambil tertawa. Tertawa yang elegan tentunya. Jong In dan Seongwu yang sedari tadi menahan tawa melihat reaksi Seokjin pun akhirnya tertawa juga. 

"Not funny mom." Jawab Seokjin sambil mempoutkan bibirnya.

"I'm sorry. It just that, it's been so long since we didn't like this. Maybe about emm 3 years ago right?" Krystal berkata sembari meminum Soju nya.

"Yup!" Jawab Seongwu.

"Mom, I'm going to stay here for a day. Do you mind?" Tanya Seokjin

"Of course not. Anything for you my dear. Well, what about you Ong?" Krystal bertanya ke Seongwu yang sedang asik mengobrol hal yang tidak jelas dengan Appanya.

"Huh? Me? Well, I think I just stay in Hotel." Jawab Seongwu saat Ia merasa dirinya dipanggil.

Tiba tiba suara telepon Seokjin terdengar memecahkan keheningan diantara mereka.

"Permisi." Ujar Seokjin sambil membungkukan badannya sedikit.

"Ekhm.. language dear." Krystal berdeham pelan lalu memberi kode untuk anaknya.

"Excuse me." Seokjin berkata lagi.

Saat Ia sudah berada di balkon rumah yang terarah ke arah taman rumah keluarga Kim itu, Ia pun mengangkatkan telepon nya.

"Annyeong Namjoon?"

"Eungh...ahh...ehmm.."

Seokjin yang mendengar suara lenguhan Namjoon pun tersentak kaget. Tiba tiba Ia mendengar suara desahan dan racauan seorang yeoja.

"Ahh..ahh..ahhh...fasterhh...deeperhhh"

Jujur saja, Ia bingung harus bagaimana.

"N-Namjoon?"

Bukan jawaban yang Ia dengar melainkan suara pelepasan Namjoon.

Apakah Ia sedang bermain dengan seorang yeoja? Siapa? Chaeyoung? Lalu mengapa Ia mengatakan Ia mencintainya jika sekarang saja Ia sedang bermain dengan seseorang?

Apakah ini alasan Namjoon meneleponnya? Untuk membuktikan kepadanya bahwa Ia bisa mendapatkan yang lebih baik darinya?

Sebisa mungkin Ia tahan air matanya yang akan jatuh. Tetapi tetap saja, pada akhirnya air matanya mengalir begitu saja.

Ia pun mengusap air matanya kasar lalu berkata,

"Kututup."

Setelah berkata begitu, Ia menangis sesunggukan. Mengeluarkan rasa sakitnya, daripada harus ditahannya lebih baik Ia keluarkan.

"Dasar brengsek." Lirih Seokjin di tengah tangisnya.

"PERGI DARI HIDUPKU NAMJOON! KENAPA KAU HARUS HADIR DI HIDUPKU JIKA KEHADIRANMU MALAH MEMBUATKU SAKIT?! WAE?!WAEE?!!" Teriak Seokjin. Ia tidak peduli apakah Ia melanggar aturan dirumah ini ataukah ada yang mendengarnya. Satu hal yang ada dipikirannya. Mengeluarkan rasa sakitnya.

Tiba tiba pintu balkon terbuka. Seokjin berbalik melihat sosok yang Ia butuhkan. Hyungnya. Yang selalu setia ada disisinya dalam suka maupun duka. Yang ada disisinya saat Ia berpikir bahwa tak ada orang yang akan ada untuknya. Hyungnya yang mencintai dirinya sepenuh hati.

My Love For You || NamJin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang