Biasakan vote sebelum membaca.
.
.
.
.
.
.
.Happy Reading ♥♥
Waktu sudah menunjukkan tengah malam, kini Jimin dan Yoonji sudah ada di dalam apartemen. Bisa cukup dibilang luas berisikan dua kamar,ruang tamu dan dapur.
Jimin membukan pintu apartemen segera menuju kamar untuk merehatkan dirinya dan di ikuti Yoonji di belakangnya dengan menundukkan kepalanya , Jimin yang merasa bahwa Yoonji mengikutinya kini langsung membalikan badan dan tanpa sengaja Yoonji menabrak dada bidang Jimin.
"Auww... Mianhae " ucap lirih Yoonji.
"Kenapa kau mengikutiku, pergilah ke kamarmu aku tidak mau sekamar dengan mu" ucap Jimin dengan nada keras.
"Tapi jim kita kan sudah menikah" jawab Yoonji.
"Emang kenapa kalo kita sudah menikah.. Aku tidak akan menerima pernikahan ini sampai kapanpun" ucap Jimin dan langsung meninggalkan Yoonji.
Yoonji terkejut akan perkataan Jimin barusan, Yoonji memutuskan untuk pergi ke kamarnya.
-
Sinar matahari sudah nampak terlihat, seorang gadis cantik sedang berkutik di dalam dapur menyiapkan sarapan untuk suaminya. Setelah nanti selesai membuat sarapan Yoonji berniat melihat Jimin apakah dia sudah bangun.
Tak butuh lama Yoonji membuatkan sarapan, mengingat hal akan Yoonji pandai memasak. Nasi goreng dengan omelet di atasnya dan secangkir teh hangat Yoonji letakkan di meja makan.
Yoonji pergi untuk melihat Jimin. Hendak saja melangkahkan kaki, Jimin pun sudah menampakkan dirinya.
"Jim makanlah, aku sudah membuat kan sarapan untuk mu" Jimin tak menggubris perkataan Yoonji, malah pergi meninggalkan Yoonji tanpa sepatah kata.
Yoonji sedih melihat perlakuan Jimin, ia merasa di abaikan dan tak dianggap. Meski dia tahu jika Jimin tak menyukainya, setidaknya hargai makanan yang sudah ia buat khusua untuk Jimin.
Yoonji kembali ke dapur dan memakan sarapannya. Setelah sarapan yyoonji akan berangkat ke kantor.
Satu bulan setelah mereka menikah.
Keadaan tetap saja sama, Jimin yang selalu mengabaikan dan tak menganggap Yoonji. Namun walau begitu Yoonji tidak pernah melupakan kewajiban nya sebagai seorang istri. Bahkan di kantorpun Jimin tak pernah menyapa ataupun yang lainnya. Bahkan semua orang heran dan mengetahui bahwa Jimin tidak menyukai pernikahan nya bersama Yoonji. Banyak ucapan yang keluar dari mulut orang - orang yang membicarakan mereka berdua.
Yoonji sebenarnya sudah capek dengan sandiwara ini, dia berusaha akan mengatakan semuanya pada kedua keluarga. Namun, Yoonji takut Jimin pasti akan memarahinya jika dia membuat kesalahan, pasti jimin akan memperlakukannya dengan kasar sampai memukulnya."Cukup ini sudah keterlaluan Yoonji, kenapa kau diam saja saat suamimu memperlakukanmu seperti ini. Kau lemah jika berhadapan dengannya, kemana dirimu yang pemberani itu. Baiklah aku akan selesai kan semuanya malam ini" guman Yoonji sendiri yang kini sedang berada di tempat kerja.
Yoonji berniat mengatakan semunya pada Jimin sebelum pulang kerumah. "Jim aku ingin mengatakan suatu hal padamu" ucap Yoonji menghampiri Jimin di meja kerja, Jimin pun hanya diam.
"Jim dengarkan aku" tak menjawab perkataan Yoonji, Jimin pun bangkit dan berniat meninggalkan Yoonji.
"Cukup Jim hentikan semua ini, aku capek jika seperti ini terus. Aku merasa tidak pernah dihargai. Kali ini aku tidak akan membiarkanmu, cukup sudah apa yang kau lakukan padaku" ucapan yoonji sontak membuat Jimin berhenti dan membalikan badannya.
"Aku memang bodoh menuruti permintaan untuk menikah denganmu.. Setiap hari aku membuatkan makanan untukmu walaupun kau tak memakan nya bahkan untuk melihatnya dan menyentuh nya saja tidak. Setiap malam aku selalu menunggu kedatangan mu pulang kantor jika aku sudah ada dirumah duluan karena aku tahu kau selalu pulang larut, kau selalu berlaku kasar hingga kau pernah memukulku.. Tapi aku tetap membiarkan itu, mengingat kau adalah suamiku"
"Aku lemah jika berhadapan denganmu, karna apa kau tau?. Karena aku mencintaimu " lontaran kata demi kata Yoonji ucapkan walau dengan keadaan tangan gemeteran.
Jimin mengepalkan tangannya saat Yoonji berkata semua itu padanya. Dia sudah tak tahan lagi. " cukup hentikan perkatanmu itu aku tak mau mendengarnya lagi. Asal kau tahu jika bukan karena eomma dan kakakmu Yoongi aku tak akan mau menikah dengan mu, sedikitpun aku tak memiliki rasa suka apa lagi sampai mencintaimu" ucap Jimin marah hingga dia memegang rahang Yoonji dengan keras.
"Jika kau tidak tahan dengan semua ini silahkan pergi dan jangan kembali lagi" ucap Jimin lagi.
"Baiklah jika itu yang kau mau, aku akan pergi dan aku akan mengatakan semua nya kepada eomma" jawab Yoonji.
Plakk
Satu tamparan Yoonji dapatkan dari Jimin.Mereka berdua tak sadar sejak dari tadi eomma Jimin mendengar semua perkataan mereka dari kejauhan di ruang jimin.
"Cukup tak perlu katakan apapun aku sudah mendengar semuanya" ucap eomma Jimin sontak membuat mereka berdua menoleh ke sumber suara.
"Eomma" ucap Jimin terkejut.
"Eomma kecewa akan hal ini, eomma merasa gagal mendidikmu. Kenapa kau lakukan ini Jimin" ucap eomma Jimin dengan terisak tangis.
"Eomma mianhae, Yoonji sudah membuat kecewa. Yoonji yang salah disini, seharusnya Yoonji bilang dari awal tentang semua ini" ucap Yoonji dengan memegang tangan eomma Jimin.
"Tidak nak, ini bukan salahmu eomma mengerti kau lakukan ini pasti demi eomma kan? , kamu tak ingin eomma sedih karna Jimin tak jadi nikah jika kamu menolaknya" jelas eomma Jimin.
"Aku mohon jangan marahi Jimin. Dia juga tidak bersalah eomma. Mianhae eomma , aku harus pergi aku tidak bisa lama-lama disini" ucap Yoonji dan pergi meninggalkan mereka berdua.
"Tapi Yoon..." Yoonji mengabaikan dan bergegas pergi.
"Kau lihat itu bahkan saat kau memperlakukan nya dengan tak pantas dia masih tetap membelamu, apa kau sadar dengan perlakuanmu itu? Eomma kecewa denganmu" Jimin hanya menundukan kepalanya tak berani menatap eomma nya.
"Eomma aku bisa jelaskan"
Karena marah dengan apa yang terjadi eomma Jimin pergi dan membiarkan Jimin sendiri di kantor, eomma Jimin juga tak mau mendengarkan apa yang akan dijelaskan oleh Jimin.Tbc
.
.
.
.
.
.
.Masih setia bacakan? Vote nya jangan lupa!
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of Your Love [PJM 21+] END
FanfictionBernafas bersama dengan orang yang disayangi adalah salah satu anugerah terindah dari sang pencipta. sama halnya yang dirasakan Park jimin saat ini dia telah dibuat jatuh cinta dengan seseorang yang tak sengaja bertemu dengannya. Awalnya jimin menol...