Chapter 32

3.4K 129 0
                                    

Hei chingu usahakan sebelum baca vote dulu ya? Vote kalian sangat penting?
.
.
.
.
.
.
.


Yoonji terbangun lebih dulu. Ia menoleh ke arah Jimin yang tengah memeluknya dengan lembut. Pria itu masih berdengkur pelan. Ah suaminya ! Gina mencium bekas lipstik yang ada dada Jimin sekali lagi, setelah ia keluar dari selimut ia mencari-cari celana dalamnya dan memakainya. Untuk pakaian dia asal saja mengambil kemeja putih yang kebesaran selutut. Semalam Jimin berulah lagi, Yoonji dan Jimin masih belum puas dengan permainannya sebelumnya dan tadi malam mereka melanjutkannya.

Yoonji berjalan menuju jendela. Sudah pagi, matahari baru saja muncul dari ufuk barat. Memperlihatkan keindahan dunia di pagi hari dalam bentuk cahaya fajar. Yoonji menarik nafas dalam-dalam, jarang sekali ia mendapatkan keindahan ini di pagi hari.

Tiba-tiba sebuah tubuh memeluknya dari belakang dan menyatukan tubuh mereka. Tubuh itu hangat dan kekar, memeluknya erat dan menenggelamkan dalam lengan pria itu.

"Selamat pagi sayang." sapa Jimin sambil menyandarkan dagunya di bahu Yoonji.

"Pagi sayang. Kenapa bangun?" tanya Yoonji sambil menikmati kedua hal terindah di pagi ini. Sunrise dan kehangatan dari suaminya.

"Istriku sudah hilanh disisiku tentu saja aku mencarinya. Ternyata pesonaku dikalahkan oleh matahari yang baru terbit."

Yoonji tertawa. Digenggamnya tangan yang melingkar di tubuhnya.

"Tidurlah sana! Ini kan hari libur. Nanti kita jemput Yoomin dirumah Eomma." suruh Yoonji.

"Biarkan dia disana dulu, aku masih ingin berdua denganmu!"

"Kau ini! Sudahlah pergilah tidur." ucap Yoonji membalikan badannya.

"Baiklah." jawab Jimin malas.

****

Jimin mengucek matanya berulang kali. Istrinya sudah tidak ada dipelukannya. Kemana lagi istrinya itu?

Diambil kaosnya dan beranjak dari ranjang lalu mulai mencari keberadaan istrinya. Jimin berjalan ke arah kamar mandi tapi Yoonji tidak ada disana. Akhirnya Jimin bergerak ke ruang keluarga. Ah itu rupanya istrinya sedang sarapan dengan nonton televisi.

Yoonji menoleh mendengar langkah kaki suaminya!

"Hey!" sapanya sambil mengulas senyum. Jimin membalas senyumannya lalu duduk disampingnya.

"Kau sarapan tidak membangunkan aku dulu!"

"Mianhae, tapi aku lihat kau tidur dengan nyenyak sekali. Jadi aku biarkan saja. Lagian ini sudah pukul sebelas, dibilang sarapam juga tidak"

Jimin melirik jam dinding. Benar ini hampir jam sebelas siang.

Dilipat kakinya diatas sofa dan menghadap Yoonji. "Suapin aku Yeobo"

Yoonji tersenyum lalu menyendoki nasi gorengnya dan mengarahkan kemulut Jimin. Jimin menerima suapan itu dan mulai mengunyahnya.

"Nanti kita jemput Yoomin, Ne!" Jimin mengangguk.

"Tapi sebelum itu kita temui Taehyung dulu." Jimin terlihat berfikir sebentar, untuk apa Yoonji mengajaknya bertemu Taehyung. Raut wajah Jimin seketika berubah.

"Tenanglah. Aku ingin kau dengannya berbaikan. Kau tak bosan terus menurus bertengkar. Sudahlah sayang lupakan masalalu dan maafkan dia!"

"Baiklah. Nanti kita bertemu dengannya."

"Jinja, aku akan menghubunginya!" Jimin mengangguk.

Skip

Taehyung telah usai mengantarkan Hyerin ke perpustakaan dan kembali mengantarnya pulang ke rumah. Setelah mengantar Hyerin pulang, Taehyung tak pulang kerumahnya. Namun, ia pergi ke cafe dekat sini untuk pertemu dengan Jimin dan Yoonji.

Setelah sampai Taehyung masuk ke dalam dan mencari kedua orang yang akan di temuinya. Taehyung menghampiri Jimin dan Yoonji yang tengah duduk berdua di salah satu bangku cafe.

"Hey" sapa Taehyung dan duduk diantara mereka. Keheningan melanda mereka bertiga, tak ada yang berani mengawali percakapan. Merasa suasana menjadi canggung dalah satu diantara merekan puna membuka suara.

"Hyung. Bagaimana kabarmu?" tanya Taehyung pada Jimin.

"Aku baik-baik saja." jawab Jimin. Taehyung tersenyum.

"Tae maafkan aku. Maafkan semua perbuatanku selama ini." ucap Jimin tiba-tiba.

"Kau tak perlu minta maaf padaku hyung, seharusnya aku yang meminta maaf padamu."

"Aku sudah memaafkanmu."

"Kita berteman lagi kan hyung,"

"Tentu"

Taehyung tersenyum dan memeluk Jimin tiba-tiba. Matanya mulai berkaca-kaca, Taehyung bahagia karena bisa berbaikan kembali pada Jimin.

Yoonji yang melihatnya ikut tersenyum lega, kedua lelaki itu sudah akur kembali.

"Aku pergi ke toilet dulu, kalian lanjutkan bicaranya. Sekalian aku akan pesankan makanan." umpat Yoonji yang beranjak dari tempat duduk.

Tak lama Yoonji kembali dan melanjutkan obrolan mereka dengan menyantap makanan yang sudah ia pesan.

"Sayang sebaiknya kita segera ke rumah Eomma" ucap Yoonji.

"Berapa hari tak bertemu Yoomin kau sudah sangat rindu padanya." ujar Jimin.

"Bukan begitu. Eomma ingin kita cepat pergi kesana karena mereka akan bicarakan tentang pernikahan Jungkook dan Soya"

"Ahh.. Jinji!"  Yoonji mengangguk.

"Bagaimana kau tau jika mereka akan menikah." tanya Jimin bingung.

"Tadi Eomma memberitahuku. Setelah kelulusannya mereka akan melangsungkan pernikahan."

"Kenapa secepat ini." tanya Taehyung.
Yoonji menggeleng tak mengerti.

"Sebenarnya anak eomma itu aku atau kau sih yeibo? Aku tak diberitahu sama sekali."

"Sudahlah Jim, jangan bicarakan hal yang tak penting. Sebaiknya kita segera kesana, supaya kita mengetahui semuanya." Jimin hanya mengangguk oleh perkataan Yoonji.

Jimin dan Yoonji berpamit pada Taehyung. Mereka terpaksa harus meninggalkan Taehyung sendirian di cafe. Sebenarnya mereka sudah mengajaknya namun Taehyung sedang menunggu seseorang, jadi Jimin dan Yoonji meninggalkannya sendirian.

Terlihat mobil yang ditumpangi Jimin dan Yoonji sudah tidak ada di cafe itu tandanya mereka sudah pergi sejak dari tadi.

TBC
.
.
.
.
.
.
Vote chingu please?

Because Of Your Love [PJM 21+] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang