Tahukah bagaimana rasanya jauh dari suami? Rindu.. serindu-rindunya. Kangen tapi malas ke bandara, mau ketemu tapi sebatas video call, almost every day. Padahal, tiap bulan mas Revan pasti akan selalu pulang ke rumah. Iya, sekarang ini adalah rumah kami, dimana kami bisa tertawa bebas dan lepas, bermain dan bercanda hampir tanpa batas. Segalanya seketika menjadi mungkin, melawan dunia pun rasanya bisa saja terjadi.
Dengan rasa kesepian yang kian meningkat terkadang aku mengajak mbak Nita untuk bermalam, awalnya hanya satu sampai tiga hari. Lama kelamaan jadinya satu minggu, ndak terasa memang, lagipun jarak kantor ke rumah masih dalam jarak tempuh yang relatif dekat, satu kilometer lebih kurangnya.
Sudah dua hari mbak Nita menginap, semua berjalan seperti biasa. Kami berbelanja berdua, masak bersama, bergosip ria, setidaknya cukup membuatku membuang rasa bosan dan mati kutu. Jadi terbayang juga bagaimana seandainya aku benar-benar pengangguran nanti. Dia tengah membeli beberapa kebutuhan kami untuk membuat kue basah yang sudah kami pelajari sebulan ini, setelah beberapa kali percobaan yang gagal hingga mendekati berhasil akhirnya kami pun menetapkan kue brownies panggang sebagai cake of the month.
Sembari aku menunggunya pulang, kuambil sebuah buku bacaan yang sudah tertata rapi di ruang tengah. Ada sebuah lipatan dalam buku tersebut yang sepertinya sudah lama ditandai. Saat kubuka sungguh aku terkejut melihatnya.
Tulisan tersebut memang bagian dari buku yang kubaca, tapi tanpa terduga sepertinya suamiku tersayang sudah membacanya terlebih dahulu dan menandainya. Kemudian kuambil ponselku dan mengabadikan tulisan tersebut pada status di akun media sosialku.
Setelah selesai aku mempostingnya, dalam waktu kurang dari satu menit, terdapat sebuah komentar dibawahnya bertuliskan :
APAKAH KAMU BAHAGIA TANPAKU?
Tulisan tersebut dibuat dengan huruf kapital semua. Entahlah tiba-tiba perasaan takut merayap dihatiku. Setelah sekian lama bergantung pada priaku, kini aku berhadapan dengan sebuah akun ynag sama sekali tak kukenal. Setelah beberapa kali ku coba untuk mengecek pertemanan kami, rupanya kami tidak menjalin pertemanan, so dia siapa?
Segera dengan amat terburu-buru, aku segera memblokir pengguna akun tersebut dan me-log out dari akun pribadiku. Padahal selama ini aku tidak pernah keluar dari segala akun pribadi yang terhubung melalui ponsel pintarku, maklum aku memang cukup pelupa. Kemudian aku pun melanjutkan kegiatan membacaku yang tertunda.
Setelah beberapa kali membalik halaman demi halaman, akhirnya kembali aku menemukan sebuah quote di buku tersebut yang juga sudah ditulis pada sebuah post it.
--
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Kata (COMPLETE-END)
RomanceHal terakhir yang pernah kuingat adalah dia pergi untuk kembali bersatu dengan masa lalunya. Tinggallah aku dengan masa-masa yang terlewati tanpa seberkas memori apapun tentang dirinya. Aku tidak pernah benar-benar mengingatnya, tapi satu hal yan...