13

13 6 0
                                    

"Sayang kamu udah sadar" Agil yang melihat Raya membuka mata langsung duduk dikursi sebelah ranjang Raya.
"Dimana?" Tanya Raya bingung.
"Dirumah sakit kemarin kau pingsan sayang" ucap Agil sambil membelai rambut Raya.
"Pergi kamu" Raya memalingkan wajahnya dari Agil dia ternyata masih ingat kejadian malam itu.
"Maafkan aku sayang" Agil menggenggam tangan Raya.
"Lepaskan tangan kotor mu" ucap Raya melepas genggaman tangan Agil.

Kreekk...
(Mamah dan Ayah Raya datang)

"Mah pah kok disini?" Raya terkejut melihat orang tuanya ada disitu.
"Dasar anak bandel !!!" Mamah Raya marah kepada Raya.
"Mak.. maksud mamah apa?" Tanya Raya bingung dengan ucapan mamahnya.
"Kamu tadi makan ice cream rasa coklat kacang kan?" mamah Raya menggelenggelengkan kepalanya.
"Eemm" Raya mengangguk merasa bersalah.
"Kamu tau kan kalo kamu itu alergi kacang kenapa masih Aaarrrgh" ucap mamahnya mengacak acak rambut Raya.
"Ampuun mah ampuunn, Raya ngaku salah. Raya kira udah sembuh dari alergi itu" Raya memanyunkan bibirnya.
"Kamu juga salah Gil. Kenapa gak ngelarang Raya makan ice cream itu" Sarah menunjuk Agil dengan aura kemarahannya.
"Maaf mah Agil bener bener gak tau kalo itu ada kacang nya" jawab Agil jujur karna yang dia tau itu hanya ice cream coklat biasa.
"Anak bandeel.. anak bandeeel.. kamu gak kesian sama mamah papah hah?" Tanya Sarah sambil mengacak rambut Raya.
"Udah mah kasian Raya" Tyo menarik tangan Sarah.
"Iiih apaan sih pah. Raya itu bandel harus dikasih pelajaran biar ngerti" ucap Sarah.
"Udah udah biarin Raya istrahat kasian dia lagi sakit mah, sekarang kita juga harus istrahat" Kata papah Raya lalu menggandeng istrinya itu keluar meninggalkan Agil dan Raya berdua.

Dreetdreetdreeet...
(Ada yang menelpon Agil)

"Ya oke Agil kesana sekarang" Agil menyudahi panggilan itu.

"Istri ku tercinta yang paling cantik didunia inih. Aku mau nganter mamah sama papah kevilla kita dulu yah bentaaar aja" ucap Agil berdiri disamping Raya bahkan Raya tidak menoleh kearahnya.
"Hmmm" jawab Raya seperti lirik nisa sabyan wkwk.
"Aku sebentar aja kok. Kalo ada apa apa panggil suster" ucap Agil lalu mencium kening Raya dan berjalan keluar.

***
Bisa bisanya ya Agil ninggalin gue sendirian padahalkan dia tau kalo gue lagi marah sama dia. Ish bete deh gue, masa dia gak ngerayu rayu gue minta maaf atau apa gitu biar gue udahan marah nya.
Batin Raya.
Dia bingung dengan Agil seolah olah Agil gak berbuat salah sama dia. Raya juga merasa bosan diruangan itu sendirian dia mengubah ubah posisinya dari telentang tiarap duduk sana sini. Rasanya dia ingin sekali pulang tapi itu tidak mungkin karna besok dia baru boleh pulang.

 Rasanya dia ingin sekali pulang tapi itu tidak mungkin karna besok dia baru boleh pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Kayaknya Raya bosan banget)









Tok...tok..tok
(Ada yang masuk kekamar Raya)

"Ekheem. Raya?" Ada yang memanggil Raya lalu Raya menolehkan kepala nya.
"Kam.. kamuu ngapain disini Agilnya gak ada" ucap Raya saat melihat Alena didepannya.
"Maaf Raya aku kesini mau minta maaf sudah membuat hubungan kalian runyam" Alena mendekati Raya.
"Sudah lah lupakan sekarang kamu pergi" ucap Raya menunjuk pintu.
"Aku mau jelasin sama kamu Ray sebenarnya Agil cuma nolongin aku" Alena ingin menjelaskan kejadian yang dilihat oleh Raya.
"Iya bantuin kamu mesum" kata Raya sinis.
"Itu tidak seperti yang kamu kira. Agil hanya membantuku mencari tikus dikamar ku" bantah Alena.
"Mencari tikus tidak memakai PAKAIAN hebat" Raya menekan kata pakaian, iya berusaha menahan amarahnya sekarang.
"Itu sudah menjadi kebiasaan ditempat tinggal kami ketika memasuki kamar,kami menanggalkan pakaian" jujur Alena.
"Meskipun ada laki laki dikamar mu. Memalukan!!!" Raya sudah tidak dapat menahan emosinya sekarang.
"Maaf mungkin aku sangat sangat salah. Tapi Agil hanya membantuku" ujar Alena menunduk.
"Sekarang lo pergi temui Agil bilang sama dia kalau gue percaya sama omongan lo" Raya sudah sangat marah. Dia menyangka Agil yang menyuruh Alena.
"Tidak, aku sama sekali tidak ada hubungan dengan Agil. Bahkan ini keinginan ku sendiri menjenguk mu" Alena sangat merasa bersalah atas kecerobohannya.
"Terserah apa alasan lo. Sekarang lo pergi dari hadapan gue JALANG!!!!" Ucap Raya sangat emosi.
"Oke aku akan keluar,tapi ingat Raya jangan egois" Alena meninggalkan ruangan Raya.
"Hiks.. hiks.. hiks.." Raya menangis sendiri. Dia bingung apakah yang dikatakan Alena itu benar atau hanya omongan sampahnya saja.

DREAM OF REALITY ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang