16 - Heard It Through The Grapevine *)

145 25 6
                                    

"Lee Minhyuk berkencan dengan model hot itu!"

"Badannya hot sekali, seperti gitar spanyol!"

"Berani bertaruh, sebentar lagi si Minhyuk akan muncul di acara gosip televisi!"

"Kudengar mereka kepergok makan malam bersama, kan?"

"Minhyuk akan jadi aktor dadakan!"

Desas-desus gosip itu menyebar begitu cepat di dorm tanpa Minhyuk ketahui. Bahkan mereka membuat group chat khusus untuk membahasnya. Yang Minhyuk dapati hanyalah beberapa pasang mata yang kini tiba-tiba menatapnya heran atau melempar sindiran tidak jelas.

Sampai suatu hari saat persiapan latihan harian, Doojoon menegurnya di tempat ganti baju, saat semua anggota sudah berada di lapangan.

"Apa? Berkencan?" Minhyuk membelalakkan matanya, tak percaya.

"Katakan saja, ya atau tidak." Doojoon melipat kedua tangannya di depan dada, sambil melempar tatapan interogasi.

"Tentu saja tidak!" timpal Minhyuk cepat. "Tapi siapa yang menyebarkan gosip tidak penting itu?"

"Itu tidak penting sumbernya darimana. Tapi, biarkan aku menasihatimu, Lee Minhyuk," Doojoon menatapnya dengan tajam, "Kusarankan kau tidak terlibat dalam rumor seperti itu, apalagi di awal karirmu sekarang. Rasanya tidak etis kau memulai debutmu dengan rumor picisan, ingat saja, kepopuleran sesaat itu bisa meruntuhkan karirmu."

Minhyuk mengepalkan kedua tangannya hingga memerah. Siapa pula yang ingin kena rumor? Menjadi bintang iklan sponsor saja bahkan bukan keinginannya sejak awal.

"Ya sudah, daripada mengkhawatirkan rumor besar yang belum terjadi, lebih baik kau redam dulu rumor tidak penting diantara para anggota, Kapten. Kumohon padamu," ujar Minhyuk sebelum meninggalkan Doojoon ke luar menuju lapangan.

Namun, padamnya rumor itu tidak bertahan lama. Seminggu kemudian, rumor itu kembali hidup karena sebuah pos di SNS milik Yura. Rumor yang tidak bisa dipadamkan hanya oleh peringatan Doojoon semata.

"Wah, apakah itu pacarmu?"

"Tampan sekali!"

"Kalian serasi!"

"Dia seperti member boyband.."

Ratusan komentar bermunculan deras dan tak terkendali di pos terbaru Yura. Minhyuk kembali mendapatkan tatapan curiga dari setiap orang di sekitarnya, bahkan kini oleh setiap orang asing di luar dorm-nya.

***

Turnamen pertama untuk Minhyuk akhirnya tiba. Sebuah turnamen sepak bola nasional kini mempertandingkan klub sepak bola Seoul dengan Suwon.

Akhirnya kemenangan diraih oleh tim sepak bola Seoul dengan point 2-1 karena sebuah cetakan gol di menit-menit terakhir oleh pemain nomor 9, Lee Minhyuk. Tim Seoul melakukan selebrasi dengan mengangkat tubuh kecil Minhyuk yang ringan sambil menyanyikan lagu kebangsaan Korea, bernada sumbang namun harmonis.

"Aku bangga padamu, Minhyuk!" tangan kekar Kapten Yoon menepuk bahu Minhyuk, berujar dengan wajah sumringah. "Aku sangat mengandalkanmu!"

"Jangan begitu," Minhyuk tertawa kecil, "sebagai Kapten, kau harus percaya pada seluruh anggota tim, jangan padaku saja."

"Aish, itu pasti, bodoh. Kau ini, baru sekali mencetak gol saja sudah berani mengajariku, ya?" ketus Doojoon sambil menepuk bahunya lebih keras. Minhyuk hanya menanggapinya dengan tawa renyah.

Selebrasi kemenangan tim sepak bola Seoul tidak berakhir di lapangan pertandingan. Seluruh tim beserta Pelatih Choi berencana untuk makan malam di sebuah restoran daging Hanwoo di dekat lokasi stadion. Sebagai ungkapan terimakasih, Pak Choi akan mentraktir anak-anak didiknya.

B[L]ACKSTREETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang