38 - Hold My Hand

174 27 47
                                    

(#Play Media : Hold My Hand – CLC)

Kedua pasang mata bertemu dalam keheningan. Mendadak rikuh. Sebuah keputusan harus diambil untuk kepastian hubungan mereka.

"Maaf, aku terlambat. Ada yang harus kukerjakan sebelum aku berangkat kesini," ucap Seunghee memecah kesunyian.

Hyunsik melirik jam tangannya, gadis ini terlambat lima menit dari janji. "Oh.. tidak masalah, maaf telah membuatmu repot datang kesi-"

"Tidak apa-apa," potong Seunghee cepat. Kembali rikuh.

Gadis itu kini berdiri tepat di hadapan Hyunsik. Mengenakan kaos lengan panjang hitam dan legging jeans hitam yang simpel, wajah cantiknya yang nyaris tak ber-make up, dan rambut sebahunya yang terikat rendah.

"Sebelumnya, bolehkah aku menyampaikan sesuatu?" Seunghee kembali mengawali percakapan.

Hyunsik mengangguk pelan, "silahkan."

Seunghee menghela napas panjang sebelum memulai penuturannya.

"Terlepas dari janjiku.. sejujurnya, aku tidak menyukai permintaan ketigamu. Semakin lama dipikir, pendapatku tetap sama; kau terkesan berusaha keras mengerahkan kemampuan bermusikmu di hadapanku, merekam laguku, dan semua itu hanya kau lakukan agar kau dapat memutuskan hubunganmu denganku-"

"Seunghee, aku tidak pernah berpikir seperti itu-"

"Tapi begitulah faktanya, Oppa."

Suasana kembali hening. Hyunsik tidak dapat membantah. Meski maksud sebenarnya lain.

Ia hanya ingin memberikan hal yang selama ini tidak sempat ia berikan untuk Seunghee sebelum hubungan mereka diakhiri, hanya itu.

"Tapi, bagaimanapun, aku akan tetap memenuhi permintaan itu, sesuai janjiku," lanjut Seunghee kemudian.

Lelaki itu tertegun.

Hatinya lega, namun tidak bahagia.

Memutuskan hubungan di saat rasa cintanya sedang membuncah memang bukan hal yang mudah.

Mata kecilnya membulat dan beradu pandang dengan mata Seunghee saat gadis itu tiba-tiba menggenggam kedua tangannya.

"Aku tak tahu persis seperti apa jalan pikirmu itu, tapi mungkin, sekarang kau memang butuh ruang untuk sendiri. Jika memang begitu, ya, aku tidak bisa menahanmu lebih lama. Mungkin begini lebih baik. Mungkin ini bukan saat yang tepat bagi kita untuk menjalin hubungan ini. Dan bagaimanapun.. terimakasih. Aku bersyukur bahwa kaulah yang telah menjadi bagian dari cerita hidupku, meski kini harus berakhir."

Seunghee melepaskan genggaman tangannya, meninggalkan paper bag yang sedari tadi digenggamnya ke tangan Hyunsik.

"Aku memasak makanan berlebih. Mungkin membutuhkannya di perjalanan untuk makan siang, perjalananmu kan tidak sebentar," jelas Seunghee tanpa dipinta.

Sesal memang selalu datang terlambat. Hyunsik menatap gadis yang sudah menjadi mantan kekasihnya itu lekat-lekat, menyisir setiap inchi kecantikan parasnya. Bibir merah muda itu, ingin sekali ia kembali menyentuhnya meski untuk yang terakhir kali.

Namun, sangat tidak mungkin menarik kata yang sudah terucap.

Seunghee pantas mendapatkan yang lebih baik dariku.

Ia tersenyum tipis. "Terimakasih banyak, Seunghee," ia menepuk pelan bahu kecilnya, "jaga dirimu, ya."

Seunghee mengangguk pelan. "Kau juga."

Setelah satu tahun satu bulan hubungan itu terjalin dalam rahasia yang apik, akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhirinya dengan baik-baik. Meski mereka tidak dapat menampik, masih ada sisa perasaan yang tertinggal di dasar hati masing-masing, tersembunyi dibalik sikap sok tangguh dan menerima.

B[L]ACKSTREETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang