21 - Wrong Desicion

171 27 9
                                    

Pagi yang mengejutkan untuk Lee Minhyuk. Pasalnya, seseorang dari anggota tiba-tiba mengirimkan sebuah link dari portal berita online ke chatroom tim. Headline yang terpampang sudah cukup menjelaskan isi berita di dalamnya.

Model-Aktris Yura Kim dikonfirmasi berkencan dengan seorang atlit sepak bola dari Tim Sepak Bola Seoul.

Beragam respon muncul dari anggota tim. Mengucapkan selamat, mengungkapkan kekaguman, pun melontarkan sindiran pedas. Minhyuk tidak menanggapinya dengan sepatah katapun. Tak lama, ponselnya berdering, sebuah panggilan telpon masuk dari Doojoon.

"Ya, hyung."

"Kau sudah melihatnya?"

"Sudah," jawab Minhyuk lesu. Sebenarnya ia sudah menduga, suatu saat ini akan terjadi. Tapi berharap tidak secepat ini.

Terdengar helaan napas berat dari Doojoon, sebelum melanjutkan ucapannya. "Bersiaplah, Pak Choi akan segera memanggilmu. Jelaskan saja sewajarnya. Jika terjadi apa-apa, katakan padaku, aku siap membantumu."

Ucapan Doojoon memang benar. Minhyuk baru saja hendak ke kamar mandi saat seseorang mengetuk pintu kamarnya, menyampaikan pesan dari Pak Choi untuk segera ke ruangannya saat itu juga.

Masih menggunakan pakaian tidur ditutupi selembar jaket sport, Minhyuk segera menghadap Pak Choi, berdoa semoga pelatihnya tidak memecatnya dari keanggotaan tim sepak bola.

***

"Sebelumnya, saya ingin mengucapkan selamat padamu, Lee Minhyuk. Selamat karena sudah berhasil menggaet wanita idaman para pria Seoul. Seleramu tinggi juga," ujar Pak Choi sambil terkekeh, membuka pembicaraan.

Minhyuk melongo. Ia kira pak Pelatih akan langsung memarahinya.

"Kenapa tidak memberitahu saya lebih awal? Padahal kan saya bisa mentraktir kalian minum sebagai ucapan selamat."

Ia semakin tidak mengerti. Sikap Pak Choi terlalu ramah dari apa yang dikatakan Doojoon dan yang ia bayangkan.

"Anda tidak memarahi saya, Pak?" tanya Minhyuk polos, membuat Pak Choi semakin terkekeh.

"Untuk apa marah padamu, nak!" Pak Choi mengambil ponselnya. "Sepertinya kau belum membaca artikel ini dengan seksama. Lihatlah, para penggemar memberi komentar yang positif, kebanyakan menguji ketampananmu. Secara tidak langsung, kau sudah berhasil membuat tim kita diperbincangkan banyak orang karena ketampananmu. Berani bertaruh, sebentar lagi kau akan punya fanclub seperti seorang Idol."

Minhyuk tersenyum kecut. Tenyata Pak Choi gembira karena rumor kencannya cukup 'bermanfaat' untuk nama baik tim. Padahal ia tidak pernah berpikir sedikitpun tentang itu.

"Tapi, Lee Minhyuk. Saya harus menyampaikan hal penting ini padamu," raut wajah Pak Choi berganti menjadi serius. "Ayah Yura adalah salah satu yang memiliki peran penting bagi berdirinya tim kita. Saya harap kau terus berlaku baik pada Yura. Demi kelancaran tim. Juga, demi karirmu dan rekan-rekan. Saya harap kau mengerti."

Ucapan Pak Choi seketika membuat Minhyuk serasa ditimpa sebuah beban yang berat di punggungnya. Mengingat hubungan kencan ini bahkan awalnya tidak begitu ia inginkan. Tiba-tiba ia merasa telah mengambil sebuah keputusan besar yang salah dan rumit. Yang awalnya hanya didasari rasa kasihan, kini ia harus berbuat lebih jauh lagi.

***

Sementara di sebuah sudut kamar apartemen Haneul, seorang gadis tengah menatap ponselnya sambil membaca artikel yang sama berulang kali. Menatap foto sepasang kekasih yang disandingkan dalam sebuah artikel yang menjadi headline portal berita gosip online hari ini.

B[L]ACKSTREETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang