Aku memandangi wajah damai Taehyung yang sedang terlelap. Dia tampan. Sangat. Jika ada orang yang mengatakan Taehyung jelek,mungkin indera pengelihatannya bermasalah?
Tapi kenapa saat dia bangun,wajah itu menghilang. Kenapa yang kulihat hanya wajah dingin pun acuh? Kemana wajah hangatnya?
Aku mengenggam erat tangan Taehyung yang terasa dingin. Ini sudah hari ketiga,dan Taehyung masih belum sadar. Aku bahkan tidak bisa merasakan apapun. Baik hatiku,otakku,semuanya hampa. Aku masih merasa bersalah pada laki laki ini,sebab saat dia meminta maaf aku malah pergi begitu saja.
Aku benar benar sudah memaafkannya. Tapi aku juga masih kesal. Memangnya ada ya,seorang anak yang ingin ayahnya dikatai tua bangka?
Aku sayang papa. Terlepas dari semuanya.
"Taehyung..cepat bangun ya,aku merindukanmu!" Ucapku dengan suara yang parau. Mataku bengkak. Sejak kemarin aku terus terusan menangis karena Taehyung tidak juga sadar. Berakhir Kak Jaehyun yang ketar ketir karena bingung harus menenangkanku dengan cara apa lagi.
Tapi tangisku berhenti,ketika Park Jimin datang. Dia memberi kekuatan. Memberi tumpuan agar aku mampu berdiri dengan baik. Katanya,
"Kamu orang yang kuat Jennie,jangan menangis! Ayo bangkit!!"
Park Jimin adalah orang kedua setelah Kak Jaehyun yang memberi semangat. Sementara Jungkook,aku tidak tahu kabarnya semenjak Taehyung keracunan. Omong omong,aku sudah tidak masuk selama tiga hari.
Kenapa lagi jika bukan Taehyung. Paman dan bibi Kim sudah membujukku agar pulang. Tapi aku menolak. Justru memilih tidur di sofa yang tersedia di kamar privat ini.
Dan papa...
Jangan khawatirkan soal papa. Dia tidak akan memukuli dan menjambakku seperti malam itu. Aku aman selama dua minggu ini. Sebab papa sedang melakukan perjalanan bisnis keliling Eropa. Setidaknya aku bisa bernafas bebas meski sebentar.
"Taehyung,sejujurnya aku ingin sekali berbagi cerita hidup bersamamu. Bagaimana suka duka kita selama delapanbelas tahun hidup didunia?
Pengalaman pengalaman masa kecil yang tak terlupakan,atau bagaimana kita memulai hari? Aku selalu bermimpi bisa bersamamu Taehyung. Selamanya."Air mataku luruh. Karena Taehyung aku lemah. Aku tidak bisa pura pura kuat lagi. Aku rapuh.
Jangan berpikir bahwa aku terlalu over! Coba kalian diposisiku. Jatuh cinta pada seseorang yang jelas jelas tak tergapai. Memang tidak lelah?
Aku lelah. Tapi lagi lagi Taehyung yang membuatku kuat. Senyum menawannya selalu jadi objek terfavorit. Membuatku lebih bersemangat memulai hari. Meski yang kupandangi saat itu hanya foto pertunangan kami. Hari itu Taehyung tampak tersenyum lebar,kotak. Dan itu identik sekali dengan Kim Taehyung.
"Maaf ya..kalau kehadiranku membuatmu terganggu selama ini. Aku sadar,sebanyak apapun aku berusaha untuk menggapaimu-kau semakin jauh Taehyung-a."
Aku terisak. Meletakkan tangan Taehyung didahiku. Aku mengenggamnya. Erat. Takut terlepas. Benar benar takut Taehyung menghilang.
"Aku mungkin terlihat begitu kuat seolah tidak ada beban. Tapi sejujurnya aku lemah Tae,aku rapuh. Aku selalu ingin terbang bebas tanpa ada siapapun yang mengikat. Tapi gagal,aku tetap tidak bisa lepas dari ikatan itu. Aku terkunci. Dan itu sudah disimpul mati."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Choose You | Revenge and the past
Fanfiction- revisi "Me and you, are the thread of destiny. Me for you, and you for me." ©️Flo! 310320-140920 #5 in taennie on September 16 2020