1. Awal sebuah ambisi

3.8K 264 7
                                    

Kata orang aku ini beruang kutub. Terlihat menggemaskan namun menakutkan dalam sekejab. Tidak sih! Mereka saja yang belum mengenalku terlalu dalam.

Omong omong namaku Jennie Kim. Jiwa yang ingin bebas. Menjadi anak tunggal sekaligus pewaris perusahaan papa, aku diharuskan menjadi yang sempurna. Memiliki kecerdasan diatas rata rata dan attitude yang kepalang luar biasa. Papa bahkan tidak pernah bertanya apa aku bahagia, menatapku saja beliau rasanya enggan.

Mengenai anak tunggal, tidak juga. Aku punya seorang kakak, namanya Kak Jaehyun. Bukan kakak kandung, dia hanya anak dari Bibi Song yang merupakan kepala pelayan di rumah besar ini.

Dan dimanakah mama? Mama tinggal bersama keluarga barunya. Kedua orang tuaku bercerai tepat dihari kelulusanku di bangku SMP. Mereka bahkan tidak datang memberikan semangat. Malah memarahiku karena nilai kelulusanku ada diposisi kedua. Menurutku itu sudah sangat luar biasa. Bayangkan kau berada diurutan kedua dari banyaknya pelajar diseluruh negeri. Tapi papa malah menggangap itu buruk. Katanya, kenapa harus yang kedua jika bisa jadi yang utama.

Hell, aku pernah merasa lelah. Tidak sekali dua kali. Waktu menulis inipun aku merasa sangat-sangat lelah, baik secara fisik maupun psikis. Aku merasa tidak pernah melakukan keinginanku dengan benar. Tentu, aku juga bukan orang baik yang akan diam saja saat ditindas. Tapi menghadapi papa dan keluarga yang tercerai berai ini membuatku menghela napas lelah. Ini sudah terlalu rusak untuk diperbaiki.


Terkadang aku malu melihat diriku sendiri. Kenapa Jennie Kim yang terlihat kuat ini harus menunduk pada manusia diktator seperti papa. Haruskah aku terus hidup menjadi batu pijakan dalam kesuksesannya. Hahaha, bodoh sekali jika aku terus menahan diri. Sebenarnya aku normal. Aku punya perasaan tersakiti saat papa mulai bertindak. Terkadang aku hanya butuh seseorang untuk tempatku beristirahat. Berbagi keluh kesah mengenai apa yang kuhadapi. Dan menjalin kasih tentu saja. Klise, tapi itu yang kuinginkan untuk saat ini.

Ya, aku ingin punya pacar. Dan sepertinya Kim Taehyung sangat cocok menyandang gelar itu.


Pacarku!

Hah! Tapi laki laki itu terlalu acuh dan tak peduli. Itu hal bagus, mengingat aku tidak butuh pacar yang hanya bermodalkan tampan dan bersedia memujaku. Aku tak butuh hal itu, yang kubutuhkan hanya sosok seperti Taehyung. Sosok dengan kepribadian kuat sepertinya tentu akan sangat cocok bersanding dengan tuan putri sepertiku.


"Kim Taehyung!" Panggilku.

Dia tidak menghiraukan, malah tetap berjalan seolah bocah tuli. Aku menghela nafas kasar, berlari mengejarnya yang menghilang di belokan koridor. Aku tidak akan menyerah semudah itu. Menurutku, hal semacam ini semakin membuatku bertindak lebih jauh.

Katakan aku konyol. Tapi, hei! Kim Taehyung itu tampan. Siapa yang tidak menyukainya?

"Jennie! Hei jangan berlari." Suara Kang Daniel menggema disepanjang koridor. Anak anak yang sejak tadi menatap aksiku terkejut mendengar suara husky Kang Daniel yang benar benar memesona.

Aku terus mengejar Taehyung, sambil berlari tentunya. Langkah Taehyung yang lebar membuatku kesulitan mengejarnya. Hingga ia berhenti, di depan kelas yang sudah kuhafal benar diluar kepala. Aku tahu siapa gadis itu— yang sedang bergelayut manja dilengan priaku, sosok yang membuatku terus marah dan ingin menyingkirkannya secepat mungkin.

[✔] Choose You | Revenge and the pastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang