Katamu, kau akan menjadikanku orang paling bahagia.
Katamu, kau akan menjadikanku orang yang paling penting dalam hidupmu.
Katamu, kau akan menjadikanku orang yang selalu kamu butuhkan, bahkan disetiap napasmu.
Kini kutanya kepadamu: sepenting apa dirimu sendiri untuk dirimu?
Aku bahkan sudah tidak tahu untuk apa aku menerimamu kembali. Aku bahkan bingung: tetap mencintaimu, atau beranjak pergi dari rasa sakit yang kuterima selama ini.
Jika pergi--kamu atau aku, jelas aku tak mampu. Jika tetap bersama, aku pun sudah tak sudi dilukai olehmu.
Benarkah kau akan membuatku menjadi seseorang yang paling hahagia? Bagaimana caranya? Sementara, tetap akulah yang berhasil membuatmu tertawa meski aku dalam keadaan luka sekalipun. Bahkan, akulah yang ngotot untuk tetap berkomnuikasi denganmu, meski hanya membahas perih-perih yang selama ini mengiris.
Apa solusimu? Bisa beri tahu aku? Tolong...
Sebenarnya, bahagia yang kau beri kepadaku sudah lebih dari cukup, sebelum kutahu bahagia yang sama juga kau berikan kepadanya. Tapi kini, setalah kutahu video itu, chat-chat singkatmu dengannya, dan perhatian serta kepedulianmu terhadapnya, membuat aku tak lagi percaya: bukan kepadamu, namun kepada kata bahagia yang kau janjikan saat mengiba seusai kau meluka.•Sekerat Sketsa•
*Karlha*