Sebenarnya aku bukan seseorang yang pandai mengejar. Tapi kepadamu aku menjelma menjadi pengemis kabar.
Juga harus kamu tahu, aku bukan seseorang yang sanggup menunggu. Tapi demi tahu tentang lelahmu, aku siap menanggung resahmu dikala aku pun lelah menunggu.
Parahnya lagi, aku bukan seseorang yang pandai perihal mengganggu. Tetapi kepadamu, aku malah selalu membunuh malu meski aku tahu sakitnya bersabar atas sebuah acuh yang begitu akbar.
Tidak lain, dan tidak bukan... Diriku berubah menjadi seseorang yang peduli di atas ketidak pedulianmu. Menjadi seseorang yang khawatir di atas takdir yang perlahan membawaku pada tepian hilir. Menjadi seseorang yang tabah setelah patah oleh balasmu yang kuterima pasrah.
Tidak tahu kenapa: berjuang belum pernah kupelajari caranya. Tapi demi meraihmu aku seolah bertualang menjemputmu untuk pulang, seseorang yang baru saja kukenal.
Namun... Pada akhirnya, aku pun hatus rela menempatkanmu pada deretan ingatan sebuah kenang yang akan mengaitkanku pada kisah sakitnya perasaan.
Ya...! Aku juga tidak begitu kuat. Aku tidak begitu hebat. Benar, harusnya aku berjuang demi seseorang yang memang peduli, bukan demi seseorang yang malah semakin berbangga karena seseorang bodoh tergila-gila kepadanya.•Sekerat Sketsa•
*Karlha*