DRAMA KLISE

4.1K 368 12
                                    

Dua pria duduk berhadapan saling pandang.

Satu dengan pandangan tajam penuh kebencian sedang yang lain menatap penasaran dan tanya.

"Jadi kamu yang menyebarkan berita- berita ini?."

Pria yang duduk didepannya yang hanya dibatasi meja memandangnya tajam tanpa menjawab.

"Bisa jelaskan padaku kenapa kau melakukannya?."

Pria didepannya mendengus. Memperlihatkan senyum sinis. "Jangan berlagak bodoh. Kau mengambil apa yang aku sayangi. Akupun juga bisa mengambil semua yang kau miliki."

Dominik tertawa. "Jangan tersinggung. Aku tidak menertawakanmu." Ucap Dom diantara tawanya. "Aku sedang menertawakan hidupku yang dipenuhi drama klise. Selamat, kau jadi salah satunya." Ucap Dom masih tertawa sambil mengusap air yang kaluar dari ujung matanya.

Dion hanya diam melempar tatapan penuh amarah pada Dom. Giginya gemeretak. Dua telapak tangannya mengepal kuat.

Orang didepannya ini tidak serius menanggapinya.

"Oh, astaga. Aku gak tau kalau kau seorang jurnalis?."

"Diam!. Karena kau Rendra pergi dariku. " Desis Dion disela gemeretak giginya, berusaha menahan diri untuk tidak menyerang pria didepannya.

"Hei, bukan salahku kalau dia lebih memilihku dari pada kamu." Dalih Dom masih dengan senyum dibibirnya.

"Kau...! ."

"Jangan marah. Lalu apa kau puas dengan trikmu?."

Sekarang ganti Dion yang mengembangkan sringai. "Tentu saja. "

"Dan apa yang membuatmu berpikir kalau yang kau lakulan berhasil?."

"Keluarnya berita ini membuat namamu jatuh di pasaran dan di dunia bisnis. Orangpun mulai berpikir ulang untuk memakai produksimu setelah mereka tau siapa dirimu yang sebenarnya dan aku berani mengatakan kalau itu bisa memicu kerugian untuk perusahaanmu. "

Dom mengangguk- anggukan kepalanya. Tapi tak ada ketakutan dan kesedihan di matanya. Dia duduk tenang melihat Dion.

"Memang membuatku rugi. Good job."

Dion dibuat bingung dengan ketenangan Dom.

"Sosial media memang mengerikan." Ucap Dom. "Kau hanya perlu menulis sesuatu disana, orang membaca tulisanmu dan Bam! Orang seluruh negri akan membela atau menghujatmu. Cukup merepotkan mengatasi hasil akhirnya."

Dion hanya diam mendengarkan ocehan Dominik.

"Sosial media memang mengerikan," Dominik mengulangi perkataannya. "Jika ada satu kostumer yang tidak puas dengan hasil akhir custom motor mereka maka kostumer yang lainpun mulai mempertanyakan kinerja bengkel custom itu,"

Dion diam mulai bingung dengan alur pembicaraan Dom.

Dom melempar hp kearah Dion memperlihatkan sebuah akun sosial media. Dilayar hp itu terpampang gambar bengkel custom milik kakaknya, Rini. Dan disamping gambar itu sederet tulisan yang berisi keluhan dan buruknya hasil dari custom motornya yang jauh tidak sesuai dengan harapan. Juga mengingatkan kostumer lain untuk tidak memakai jasa custom bengkel ini kalau tidak ingin kecewa juga rugi.

Dion dengan mata terbelalak ketakutan melihat Dom. Jantungnya berdegub kencang.

"Oh, ngomong- ngomong itu ID palsu." Ucap Dom dengan bangga seperti anak kecil memperlihatkan hasil karyanya.

Dion yang tidak bisa lagi menahan rasa marahnya berdiri berusaha meloncat keatas meja yang membatasinya untuk menyerang langsung pria didepannya.

Namun dua tangan yang menarik pundaknya menghentikan aksinya membuatnya kembali terduduk dikursinya.

THE BADBOY BILLIONAIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang