PENGAKUAN 1

7.3K 682 2
                                    

Setelah pulang dari rumah sakit.

" sebelas jahitan. Dua tulang jari retak. Sebenarnya apa yang tejadi?" Dominik khawatir melihat tangan terbalut perban di pangkuan Januari.

Januari hanya diam. Dengan mata tertutup menyandarkan kepalanya di kaca pintu mobil.

Dia mendengar semua ucapan Dominik.  Menikmati setiap kata yang keluar darinya.

Berharap semua ini bukan hanya mimpi.

Dominik melihat sekilas kearah Januari kemudian kembali melihat jalan didepannya.

Melihat matanya yang tertutup dia mengira Januari tertidur. Melepas satu tangannya dari setir mobil. Membelai rambut dan pipi Januari.

--------

Dominik melepas sepatu Januari, membantunya naik keatas tempat tidur. Membentulkan posisi bantal dibelakang Januari, membuatnya nyaman untuk Januari bersandar.

" mulai sekarang kamu akan tinggal bersamaku."

Januari mengerutkan dahinya. " kenapa?."

" tentu saja untuk memudahkanku merawatmu."

" kamu gak perlu melakukan itu." ucap Januari menundukkan wajahnya. Menarik- narik benang yang keluar dari kain kasa yang membalut tangan satunya yang terluka.

" kamu masih bisa bicara seperti itu." dia menggelengkan kepalanya. Melihat Januari." katakan sebenarnya apa yang terjadi?."

Januari masih diam. Dia gak berani  bicara. Mengatakan apa yang terjadi pada dirinnya mungkin hanya kembali memperburuk keadaan.

Dominik disini bersamanya. Tidak dengan pria kemarin atau yang lain. Dia kembali untuknya. Itu yang penting.

" kamu gak mau bicara." tanya Dominik pada Januari yang masih diam dengan wajah tertunduk.

Dominik mengambil nafas panjang. Kesabarannya mulai hilang menunggu jawaban dari Januari yang tetap bungkam.  Melihat Januari." aku harap semua ini tidak seperti yang aku pikirkan," ucapnya kecewa. " Kau tidak dengan sengaja melakukan semua ini ,kan?.  Ini terlalu berlebihan bahkan untukmu untuk melakukan hal seperti ini. Karena yang aku ingat kau yang meninggalkanku lebih dulu."

Januari mengangkat wajahnya. Meraih tangan Dominik. Menggenggnya. " kamu belum mengatakan alasanmu kenapa kau menginginkanku kembali." ucapnya dengan tersenyum.

" kenapa kau selalu mengalihkan pembicaraan!."

" karena yang akan kau dapat hanya orang dengan gangguan SAD. ( social anxiety disorder.)

Dominik terdiam melihat Januari. Mencoba memahami apa yang baru saja dikatakan Januari.

" kemudian Dion datang mengatakan semua hal itu tentangmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" kemudian Dion datang mengatakan semua hal itu tentangmu. Hanya membuatku berpikir, apa aku cukup baik untukmu. Apa kau akan meninggalkanku?."

" tentu saja kau akan meningglkan ku. Karena aku terlalu bodoh. Karena aku terlalu membosankan. Karena aku gak bisa melakukan apapun dengan baik. Karena aku gak bisa melihatmu meninggalkaku."

" lalu aku melihatmu pergi dengan pria itu. Hanya meyakinkanku kalau aku tak pernah pantas bersamamu. Karena itu aku putuskan itu pergi lebih dulu."

"iya. Aku melakukan ini pada diriku sendiri." memperlihatkan tangannya yang terluka.

" apa kamu masih menginginkanku Dom?. Karena aku tidak sesempurna seperti yang kau pikirkan."

Dominik terpaku. Mengalihkan pandangannya dari Januari. Dia tak tau apa yang harus dikatakan.

Dia seseorang yang selalu tenang menghadapi situasi seperti apapun.

Tapi sekarang dia benar- benar gak tau harus berbuat apa.

Dalam kebingungannya dia melepas tangan yang masih dalam genggaman Januari.

Berjalan keluar kamar meninggalkan Januari sendiri.

Januari menangis . Meremas tangannya yang terluka. Dia memilih merasakan sakit dktangannya dari pada rasa sakit didadanya. Melihat Dominik yang kali ini benar- benar pergi darinya.

-------------

Dominik membuka pintu kamar, melihat Januari tertidur dengan posisi miring. Tangannya yang terluka ada di dibawah, tertindih tubuhnya.

Dominik melepas kacamata yang masih terpasang diwajahnya. Meletakkan diatas meja disamping tempat tidur. Perlahan merubah posisi tidurnya, saat melakukannya dia mendengar erangan pelan dari Januari. Wajahnya terlihat kesakitan tapi dia masih tetap
tidur.

Lebih berhati- hati merebahkan tubuhnya, dia meletakan tangan terluka itu diatas perut Januari.

Meletakkan kepala Januari diatas lengannya sebagai bantal, kemudian memeluknya.

Dia melihat wajahnya Januari yang sedikit basah karena airmata yang belum mengering. Perlahan, dengan ujung jarinya mengeringkan sisa airmata dipipi Januari. Menyibak(?) rambut yang menutupi mata Januari. Memberikan kecupan lembut dikedua matanya. Kening, pipi, hidung, dan bibir Januari.

" aku hanya memiliki satu alasan untuk memintamu kembali, karena aku menginginkanmu. Gak ada alasan lain. Dan apapun kesulitanmu aku akan selalu ada untukmu."
.
.
.
.
.
.
.
------------


THE BADBOY BILLIONAIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang