OBROLAN DUA ORANG BODOH...

5.6K 456 7
                                    

Selama berhubungan, ini kedua kalinya Dominik masuk kedalam kamar kontrakan Januari.

Tapi ini pertama kalinya dia memperhatikan isi kamarnya.

Kosong. Itu yang ada dalam pikiran Dom melihat ruangan kecil yang menjadi tempat tinggal Januari.

Meminta Januari untuk tinggal bersamanya memang yang terbaik.

Hanya ada lemari kecil, kasur yang diletakkan begitu saja diatas lantai, dan TV 14 inc.

Tidak ada foto dirinya atau teman. Bahkan tidak ada satupun foto keluarga.

Dindingnya dicat putih bersih tanpa satupun coretan atau tempelan gambar. Yang ada hanya bingkai bekas cermin yang remuk berserakan diatas lantai.

Noda- noda darah masih terlihat diserpihan cermin yang terjatuh dilantai.

Melihat pemandangan didepannya memaksanya mengingat saat dia mencari Januari untuk kembali padanya.

Dom melihat Januari yang sibuk mengemas bajunya, seperti tidak memperdulikan kondisi kamarnya.

Tapi Dominik tau yang Januari lakukan. Dia tidak ingin melihat juga mengingat. Berusaha mengabaikan masalah.

Tapi Dom bukan orang yang seperti itu.

Dom mendekati Januari." Saat aku datang mencarimu. Membawamu kerumah sakit karena kondisi tanganmu. Apa yang kamu pikirkan saat itu?."

Januari menghentikan apa yang dilakukannya. " banyak hal." jawabnya.

"Contohnya?."

Januari melanjutkan memasukan bajunya kedalam ransel untuk dia bawa ke apartemen Dominik.

"Aku gak bisa mengingatnnya. Terlalu banyak pikiran buruk yang ada dalam otakku."

"Kau tau apa yang ku pikirkan saat itu?."

Januari melihat Dominik siap mendengarkan jawaban Dominik.

"Aku pikir kau akan menolakku."

Januari hanya tersenyum tipis untuk Dom. "Kamu gak mungkin takut hanya karena aku menolakmu ,kan?."

"Jujur saja aku sedikit takut waktu itu. Tapi ternyata, tanpa banyak drama dan pertanyaan, kamu mau pergi dengannku."

Januari tertawa. "Karena waktu itu aku terlalu sibuk mencari tau kalau kau yang didepanku saat itu nyata atau halusinasi saja."

"Jadi karena itu kamu gak menolak saat membawamu kerumah sakit."

"Ya." jawab Januari sambil tertawa." Tapi kamu yang merasa takut karena aku menolakmu, bukannya itu gak dapat dipercaya?." Tanya Januari selesai memasukkan semua bajunya kedalam tas.

Dom mendekat, melihat tas Ransel dibawah kaki Januari.

"Hanya ini baju- bajumu?." Tanyanya.

"Iya."

"Sepertinya kita harus belanja sebelum pulang nanti."

"Hei, kamu belum menjawab pertanyaanku."

Dom duduk disamping Januari.

"Kau takut seseorang menolakmu. Kenapa aku gak percaya itu."

"Kamu gak percaya."

Januari menggeleng. "Gak sedikitpun."

"Karena aku menginginkanmu."

"Kenapa aku?."

Dom diam.

Januari melanjutkan." Aku gak sempurna. Aku miskin gak punya uang. Aku hanya pegawai rendahan. Aku juga punya social anxiety. Orang melihatku sebagai pecundang. Bahkan aku gak bisa melihatmu kalau aku lepas kaca mataku. " Seperti ingin membuktikan kebenarannya, Januari melepas kacamatanya. Beberapa kali mengerjapkan matanya yang buram.

THE BADBOY BILLIONAIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang