BE MY MAN.

9.3K 791 25
                                    

" aku menyukaimu. Apa yang kau rasakan?"

"aku gak tau."

----------

Dominik keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk dipinggangnya dan satu tangannya mengeringkan rambutnya dengan handuk lain.

" kamu mau pergi?" tanya seorang pria berwajah tampan yang malas- malasan di atas tempat tidurnya.

Dominik tak menjawab. Hanya melihat pria yang ada di atas tempat tidurnya keluar dari balik selimut. Mengambil baju dilantai yang kemudian dia pakai.

" bisa kamu pergi sekarang." kata Dominik datar.

Pria itu melihat Dominik dengan wajah terkejut.

" kamu mengusirku?" tanyanya gak percaya." setelah apa yang kita lakukan semalam, kamu mengusirku!?"

Dominik memakai celananya, keningnya mengkerut. " apa kamu gak ngerti maksud ' one night stand'?"

" apa?!"

Dominik diam sambil mengancingkan bajunya.

" keluar sekarang. Aku mau pergi."

" DASAR B****SEK. B*****AN...!!! " pria itu keluar kamar meneriakkan hujatan/ katar- kata  kasar pada Dominik di ikuti suara pintu yang ditutup dengan keras.

BRAG!!

Dominik gak peduli. Mengambil kunci motornya dari atas meja,

"Aku lihat pria marah- marah keluar apartemenmu." David tiba- tiba muncul di apartemennya.

"Ugh! apa gak ada yang ngerti kata ' aku mau pergi.' " gerutu Dominik melihat pria oriental masuk kedalam apartemennya.

David masuk apartemen seperti punya sendiri. Duduk disofa di depan tv. "aku pikir setelah tinggal di sini kamu bakal berhenti main- main."

" Seks bukan main- main. Aku butuh pelampiasan. Aku bukan kamu yang bisa hidup 6 bulan tanpa sekalipun mengeluarkan."

"Istriku hamil, aku gak mungkin minta."

" oh, aku pikir orang hamil masih bisa melakukannya."

" istriku lagi gak mau melihatku. Katanya wajahku bikin dia mual."

" akhirnya ada juga yang merasakan penderitaanku setiap hari."

" sialan kau!"

"sama- sama."

"ugh... Kau ini benar- benar...aku gak tau lagi mau ngomong apa..."

"Kalau begitu diam dan pulang sana. Aku mau pergi."

David cuma bisa mlongo. Tapi dalam hati dia ┻━┻ ︵ヽ('Д´)ノ︵ ┻━┻.

" mau kemana siang- siang gini?"

" kencan."

"Mau sampai kapan kamu mau jalani hidup liar seperti ini. Lari dari satu tempat ke tempat yang lain. Kau gak takut mati muda."

"Tenang saja aku cek tiap bulan dan hasilnya negatif."

"Kamu benar- benar tak tertolong lagi." David hanya bisa geleng- geleng kepala dengan kelakuan Dominik.

"Kalau kamu begitu peduli dengan hidupku, carikan aku seseorang yang gak hanya tau uang dan sex."

"Kau bicara tentang dirimu sendiri."

"Apa maksudmu?"

"Hidupmu hanya tau seks dan uang."

"memang."

"Kenapa aku masih jadi temanmu sampai sekarang."

"Aku juga mempertanyakan itu."

----------

Januari menikmati hangatnya senja sore. Semburat emas cahaya matahari menerpa wajah yang tersenyum. Seolah menatap lukisan hidup Dominik tak mampu mengalihkan matanya darinya.

" aku pikir kau akan menjauhiku."

Januari membuka matanya, melihat Dominik disampingnya.

"kenapa?"

" karena apa yang aku katakan padamu."

Januari tertawa. Kembali melihat matahari yang perlahan menghilang." aku hanya terkejut seseorang mengatakan kalau dia menyukaiku."

" meskipun orang yang menyukaimu seorang laki- laki."

" aku orang yang membosankan."

" apa?"

"Kamu gak mungkin lama menyukaiku."

" mau coba?"

Januari yang masih melihat Dominik tertawa." apa yang ingin kau coba?."

" kencan."

" aku laki- laki."

" dan aku gay."

"  bukan itu maksudku. Dengan.." melihat wajah tampan dan tubuh sempurna Dominik"...apa yang kau miliki, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."

Kenyataannya dia memang mendapatkan semua yang dia inginkan.

" tapi aku menginginkanmu."

Wajah Januari memerah. Jantungnya berdegub kencang.

" dan kamu yang tetap bicara denganku meskipun mengetahui kalau aku gay  cukup jadi alasanku untuk tetap mendekatimu."

Januari terdiam. Tak pernah seumur hidupnya dia mengalami situasi seperti ini. Dan kenyataan tubuhnya selalu bereaksi aneh setiap kali berdekatan dengan Dominik.

Selama ini dia hanya pernah menjalin hubungan dengan wanita. Meskipun itu sudah lama sekali dan gak pernah bertahan lama.

Lalu sekarang apa dia berani. Dengan seorang pria. Dengan Dominik.

Dominik melihat wajah bingung Januari, memegang telapak tangan Januari yang terasa dingin.

Januari melihat tangannya yang ada dalam genggaman Dominik.

Dia yang merasa risih berdekatan dengan orang, entah kenapa membiarkan Dominik memegangnya. merasakan tangan hangat Dominik yang menggenggam tangannya yang dingin.

Ini bukan soal dengan siapa kau menjalin hubungan, wanita atau pria. Tapi nyaman tidaknya kau bersama meraka.

Januari menggengam balik tangan Dominik.

" hmm...bisa gak lain kali kamu pergi ke tempat yang biasa..."

Dominik tersenyum penuh makna melihat Januari." lain kali.."

" kau tau apa maksudku."

" kau tidak suka tempat ini?"

" bukan tidak suka. Cuman..." Januari melihat sekeliling restoran yang asri. Berada di atap sebuah gedung perkantoran. Mendapat predikat sebagai salah satu restoran termahal di jakarta

" aku gak bisa bayangin berapa uang yang kamu keluarin hanya untuk pesan tempat di restoran ini."

"......."

Kenyataannya dia  bisa beli restoran ini plus isinya. Tapi dia gak akan bilang itu pada Januari.

" jadi apa kamu mau jadi lelakiku?"

Januari tertawa mendengar kalimat Dominik yang tetdengar aneh ditelingannya. Tapi dia juga senang mendengarnya.

Januari mengannguk memperlihatkan senyumnya. " oke."

----------

THE BADBOY BILLIONAIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang