TOKOH BARU ?.

4.3K 367 4
                                    

Perusahaan Dom.
Tiga hari kemudian.

"Tiga dari empat investor menarik paksa perjanjian kerjasamanya. Mereka juga menuntut semua investasi mereka dikembalikan."

Dom diam melihat layar hpnya. Tapi dia serius mendengarkan laporan David.

",Dan semua itu uang yang banyak." David menghela nafas panjang. Dia melihat Dom tapi tidak tau wajah seperti apa yang ingin dia perlihatkan pada temannya itu. Prihatin atau marah.

",Mereka mengundurkan diri setelah mengetahui kalau kau penyuka sesama jenis.."

Dom melirik David namun kemudian kembali melihat layar hpnya. Dia tertawa kecil tidak memperdulikan masalah yang baru saja dia dengar dari David. "Mereka membatalkan kerja sama karena tau aku 'gay'?, Kau pikir itu tidak aneh. Selama ini mereka kemana saja?Pantas saja negri ini gak pernah maju. Penghuninya hanya orang- orang berpikiran sempit."

David menggelengkan kepalanya. Merasa marah dengan sikap yang terlalu tenang temannya." Kau tau, semua ini tidak akan terjadi kalau saja kau hidup low profile sebentar saja. Meninggalkan hobi burukmu di Amerika. Lagi pula kau juga tidak akan selamanya tinggal di Jakarta."

Dom melihat tajam kearah David  sringai muncul dibibirnya membuat semua bulu kuduk David meremang. "Semua ini juga tak akan terjadi kalau saja aku gak menuruti permintaanmu yang memintaku kembali ke tempat ini." Katanya dingin. "Tapi aku tetap datang." sambil membuka kedua tangannya.

Namun pembawaannya yang menakutkan itu menghilang dengan senyuman diwajahnya yang tidak lagi mengerikan." Tenang saja aku gak sepenuhnya manyalahkanmu. Kalau kamu gak memintaku kembali, aku mungkin gak akan pernah bertemu dengannya."

David bernafas lega. Selama ini Dom hanya memperlihatkan sikapnya yang selalu santai dan seenaknya sendiri, dia sampai lupa bagaimana mengerikannya sosok sebenarnya orang didepannya ini.

David bersumpah mulai saat ini dia akan memperbaiki sikapnya saat didepan Januari. Dia gak ingin sekalipun terlibat masalah dengan orang ini hanya karena dia gak suka dengan pacarnya.  Dia gak mau berakhir mengerikan.

David berdehem berusaha menutupi kecanggungannya. Tapi gagal." la..lalu..lalu..a..apa yang kamu lakulan sekarang?. Tanyanya tergagab.

Dominik menjawab tenang. "Tidak ada. Kita lihat saja apa yang akan terjadi selanjutnya. Lagi pula ini bukan hal baru lagi bagiku. Satu atau dua bulan beritaku ini akan menghilang dengan sendirinya." kembali melihat layar hpnya.

"Apa?!."

Dom melirik David dari balik hpnya. " Tapi jangan sampai berita tiga investor sialan itu menyebar keluar."

"Begitu saja!." David gak percaya melihat Dom yang masih sangat tenang melihat layar hpnya. "  Kita terlanjur memproduksi semua mesin seperti rencana awal. Menghentikannya sekarang sama saja dengan menunggu mati. Kerugiannya terlalu besar!. Kita juga harus memikirkan pengembalian investasi ketiga perusahaan itu!. Apa kau yakin kita masih bisa bertahan?!."

"Aku tau." jawab Dom masih tenang.

David menelan ludah. Hatinya merasa berat." Apa kamu gak bisa meminjam modal dari perusahaan(mu) di Amerika?." Tanya David ragu- ragu.

"Bisa." Jawab Dom enteng.

David melihat Dom lega. Mengetahui ternyata masih ada jalan untuk menyelesaikan masalah ini.

"Tapi apa kamu yakin akan ada yang memakai produk mesin kita? Apa kamu bisa pastikan mesin rancanganku yang seorang penyukai sejenis akan laku dipasaran lokal setelah selesai produksi?."

David melihat Dom gak bisa menjawab.

"Kamu sudah lihat sendiri reaksi berlebihan yang ditunjukkan orang- orang ini mengetahui kalau aku gay. Mereka semua pergi. Lari menjauh. Apa kamu bisa menjamin semua barangku akan terjual di negara yang semua orangnya berotak tumpul."

THE BADBOY BILLIONAIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang