Chapter 18

1.7K 107 7
                                    

CHAPTER 18

Jangan Lupa Follow, Vote dan Komentar

.
.
.

By
Silvia Cherry

.
.
.

Selamat Membaca

.
.
.

Sakura benar-benar beniat untuk memulai kencan dari perjodohan yang telah dilakukan oleh keluarganya. Walaupun ia merasa dirugikan tapi akan ia lakukan, secara adil. Berkencan dan mengenal mereka satu persatu, dengan hati dinginnya.

Bukan tanpa alasan Sakura melakukannya, ia hanya ingin membuat kencan itu menjadi pengalihan dari rencana yang ia buat.

Kalaupun ia suatu saat akan merasa cocok dengan seseorang diantara mereka, mungkin ia akan mengikat sebuah tali pernikahan. Jika salah satu diantara mereka benar-benar serius dan tulus kepadanya.

Tali pernikahan.

Hal yang sebenarnya tidak pernah Sakura inginkan, karena ia merasa hal itu tidaklah penting. dirinya pernah menyukai seseorang dan yah.. sosok yang lebih tua darinya. Tapi ia sudah menganggap hal itu tidak penting. Karena hal itu sebenarnya hanya mengatasnamakan hubungan saling untung.

Sebuah topeng yang selalu terpasang di wajah cantik Sakura, untuk menutupi rencana yang ia susun.

Rencana yang sebenarnya adalah..
Membuat sosok itu terbangun dari tidur panjangnya dan membuat sosok itu kembali ke tempat yang seharusnya atau setidaknya Sakura lah yang merasa hal tersebut itu benar.

Agar..
Dirinya bisa terbebas dan berkeliaran kemana pun ia inginkan. Bersenang-senang dan mencoba bahagia.

Egois, Sakura memang begitu. Memaksakan kehendaknya agar orang lain yang memegang tanggung jawab dirinya.

Sakura hanya ingin sosok itu bangun!
Melepaskan dirinya dari belenggu yang menyiksa ini dan membiarkan pria itu masuk ke dalamnya. Ia tidak membenci sosok itu, ia sangat menyayanginya dan Sakura merasa semua hal yang ia rasakan adalah hak pria itu.

Ia lah yang merasa merebut hak pria itu.

Ya, kakaknya lah. Sosok yang menjadi kunci dari gembok yang mengikat rantai milik Sakura.

Jujur, Sakura sangat merindukan kakaknya itu. Jika mengingat kembali sudah sekian tahun lamanya kakaknya itu tetap bertahan dengan tidur panjangnya ditemani oleh alat bantu agar tetap menjaganya terus hidup.

Walaupun Sakura tidak mempercayai adanya Tuhan. Tapi ia berharap kali ada sebuah keajaiban akan datang menghampiri kakaknya itu. Membuatnya segera sadar.

Semoga saja.

Ngomong-ngomong, Sakura sedang kabur saat ini.
Kemana dirinya kabur?

Seperti yang dibahas barusan, mengenai kakaknya itu. Ya, tebakan kalian tepat. Sakura dengan berasa di ruangan yang berisi seseorang yang tengah terbaring. Pria tampan, berambut merah, wajah pucat yang menunjukkan tidak ada perkembangan signifikan pada pria itu.

Wajah yang baby face hadir disana padahal usia pria itu sudah menginjak kepala 20an. Tepatnya 26 tahun. Ya, Sakura dan Sasori berbeda 9 tahun.

Sakura tersenyum menatap kakaknya itu, mengusap telapak tangan nan lembut milik kakaknya itu. Sakura sedikit bergeser kursi dari tempatnya duduk menjadi lebih dekat kearah Sasori.

"Hey, kak. Aku merindukan dirimu. Kapan kau akan bangun? Tidakkah kau akan bangun secepatnya? Tidak kasihan pada adikmu ini? Ibu, ah.. tidak.. sekarang seluruh keluarga ini ingin mengikat diriku lebih dalam. Kumohon, bangunlah!" pinta Sakura sambil berbisik di telinga milik Sasori, dengan tangannya yang tetap menggenggam tangan milik Sasori yang ia letakkan pada pipinya.

Haruno Sakura Love !!! [ SAKURA FANFIC ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang