Chapter 28

141 15 6
                                    

Part 28

Jangan Lupa Follow, Vote dan Komentar

.
.
.

By
Silvia Cherry

.
.
.

Selamat Membaca

.
.
.

Sakura dan Shikamaru telah berada dikamar mereka masing-masing, tentu saja mereka tidur terpisah. Sesuai dengan permintaan orangtua Shikamaru, Tapi, dalam kondisi pagi buta ini. Shikamaru ataupun Sakura belum berkeinginan untuk tidur, bahkan rasa kantuk tak kunjung datang.

Apa yang dipikirkan oleh kedua insan manusia yang tengah merenung dan melamun menatap langit-langit kamar dalam kondisi mereka berbaring.

Cahaya bulan sangat terang masih menemani mereka dan menjadi cahaya yang menerangi kamar tradisional khas Jepang yang lekas dengan ornamen khas klan Nara.

Sakura sendiri terigat percakapannya dengan Shikamaru,

“Hyuuga Hinata,” ucap Sakura sambil mengalihkan tatapannya kearah kolam.

“Putri Hiashi-sama?”

Sakura menggelengkan kepalanya, saat ia dan Shikamaru saling memberikan tatapan dalam satu sama lain. “Lupakan saja,”

Ia tidak heran dengan reaksi dari Shikamaru yang tidak bertanya setelahnya. Pria itu selalu bijaksana dengan tidak memaksa Sakura. Tidak, ada salahnya, begitu.

Disamping lamunan Sakura, dikamarnya Shikamaru sendiri mengubah posisinya menjadi menghadap kesebelah kanan, bersamaan dengan Sakura yang juga menghadap ke sebelah kiri, sekalipun mereka berbeda ruangan dan Sakura berbeda gedung. Tapi, membuat mereka seolah-olah saling berhadapan satu sama lain saat ini.

“Kencan seperti apa yang kau inginkan, Sakura?” gumam Shikamaru yang bertanya-tanya, dirinya malah seperti berbicara dengan bantal satunya yang ia tidak pakai.

“Bagaimaana cara untuk jujur padamu, Shikamaru?” gumam Sakura kepada dinding yang ada dihadapannya saat ini.

Keduanya menghela nafas bersamaan, lalu memejamkan mata mereka dan menarik selimut.

Sepertinya, keduanya frustasi atas dasar satu sama lain.

.
.
.

Kediaman Haruno,

Mebuki dan Kizashi sedang berdiri bersama diperpustakaan, mereka berdua saling memberikan tatapan marah satu sama lain, keputusan yang diambil oleh putri mereka berdualah yang membuat mereka dikondisi saat ini.

“Kau mendukung anak itu pergi?” tanya Mebuki kepada suaminya.

“Ya,”

“Serius? Kenapa bisa-bisanya ka-”

“Demi menghancurkanmu,” potong Kizashi dengan cepat. Ayah dari Sakura itu sedang menahan amarahnya sampai-sampai telapak dari kepalan tangannya memutih.

“Kau menghancurkan dirimu sendiri.” Seakan tidak percaya akan ucapan Kizashi, itulah respon yang diberikan oleh Mebuki.

“Kenapa tidak? Semua ini, berawal darimu dan melibatkan anak itu didalam permainan ini sebagai pion yang cukup bagus untuk dimainkan,”

“Kau akan merusak anakku, Haruno Kizashi.” Baiklah, Mebuki sudah sangat pitam atas hal ini.

“Anak kita, jika perlu kuingatkan!”

Haruno Sakura Love !!! [ SAKURA FANFIC ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang