Mungkin diriku terlalu keras pada Jimin, di saat aku ingin memberinya kesempatan untuk menjelaskan ia malah tidak datang ke sekolah. Aku ingin mengirim pesan, tapi malah berualang-ulang menghapusnya. Begitu juga dengan dua kawannya yang ikut tak nampak di kelas.
Di depan kelas wali kelasku yang mengajar kesenian sudah mulai mengabsen satu-persatu kelompok untuk mengumpulkan makalahnya. Aku hanya bisa tertunduk sambil gemetaran menunggu giliran. Jika saja aku bisa tetap fokus belajar dan tidak terpengaruh mungkin makalah itu sudah selesai. Lalu bagaimana jika aku mendapat nilai yang buruk? Auntie dan Uncle mungkin akan kecewa.
"Kim Taehyung, Park Jimin dan Kim Yoojung, kelompok 6 mana makalah kalian?"
Aku menelan ludah.
"Mana tugas kalian?" pekik Kim Yura. "Kalian maju ke depan."
Seluruh kelas mulai ramai, mungkin mereka sudah bisa menebak jika kelompokku tidak akan berjalan dengan damai.
"Apa masalahnya, kenapa tidak bisa mengumpulkan makalahnya tepat waktu?" tanya Kim Yura tegas.
Tapi bagaimana aku harus menjawabnya? Aku tidak mungkin mengatakan jika itu semua karena alasanku yang tidak ingin berhubungan lagi dengan Taehyung maupun Jimin, bagaimanapun Kim Yura tidak akan mau mendengar alasan konyol itu. Ini memang kesalahanku, jadi sebaiknya hanya menerima omelan saja.
"Kau ingin menukar kelompok?"
Aku dengan perlahan menoleh, tetapi Taehyung kemudian menggengam tanganku erat.
"Tidak Saem."
Aku kemudain menghempaskan tangannya cepat. Beberapa murid mungkin sudah memergokinya, tapi bagaimana kalau Jungyeon juga sampai tahu.
Dia memang tidak pernah berhenti untuk membuatku marah, apa maksud dari dia melakukan itu. Lalu seenaknya saja tidak setuju, padahal jika dia berganti kelompok itu artinya dia bisa menjauh dariku. Ah, menyebalkan.
"Lalu mau kalian bagaimana?" tanya Kim Yura frustasi. "Kalian punya ide tidak?" tanyanya pada murid-murid yang lain.
"Saem, suruh mereka perfrom di depan kelas saja, pertunjukan bakat!!"
"Betul Saem, kami ingin melihat Taehyung menyanyi dan Jimin menari."
"Iya Saem, tolong!"
Oke, yang dibahas oleh mereka hanyalah Kim Taehyung dan Park Jimin saja, sementara aku hanyalah sesuatu yang tidak terlihat.
"Baiklah, aku tetap ingin kalian mengumpulkan makalahnya. Dengan catatan kalian tidak akan mendapat nilai A! lalu seperti yang teman-teman kalian minta, perlihatkan sesuatu yang menarik untuk ditunjukan minggu depan. Aku tidak ingin mendengar alasan apa pun."
"Baik, Saem." Pasrahku dan Taehyung.
"Ya sudah kalian kembali duduk."
Mengerikan, di saat ujian dan kelulusan yang sudah dekat, aku bahkan tidak bisa mendapatkan nilai A. Aku sungguh menyesal dengan segala keegoisanku ini, dan lagi harus menarik Jimin dan Taehyung.
"Kau yang sabar ya." Jiwoon pun menepuk-nepuk punggungku pelan.
***
"Aaa, kau mengagetkanku!!"
Aku tak langsung pulang dan hanya berdiri di depan pintu kelas, sementara murid lainnya sudah pulang. Entahlah, sepertinya aku ingin berkeliling sekolah dan mencari inspirasi karena aku pun belum mengetahui apa saja yang terdapat di sekolah yang sangat luas ini. Namun, di saat aku tengah sibuk memikirkan hal-hal yang akan kulakukan, Taehyung tiba-tiba berdiri di depanku sambil memegang tanganku. Aku terkejut, sangat malah. Lalu si dalangnya hanya cengengesan puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living with Annoying Boy - KTH [END]
FanfictionKim Yoojung memutuskan pindah ke Seoul demi memudahkannya untuk beradaptasi dari kenyataan orangtuanya telah meninggal. Di Seoul dia tinggal bersama keluarga Tn. Kim yang sangat menyayanginya, nahas di sana ada Kim Taehyung si biang kerok. Kim Taehy...