Sejadi-jadinya aku di situ membatu. Aku tidak tahu, sepertinya ini adalah pernyataan cinta yang paling aneh di dunia.
Apa aku bahagia? Tentu saja. Bahkan suara Taehyung terus terngiang-ngiang di kepala. Hanya saja 'backstreet' yang dia maksudkan sama sekali tak ku mengerti.
Taehyung kemudian memelukku dari belakang, sekali lagi membuatku tidak tahu harus bagaimana. Pada akhirnya, aku lagi membatu bagai patung. Bahkan lupa cara bernapas dengan normal, hingga dengan tanpa sadar aku menahan napas.
"Apa sebegitu gugupnya?" bisiknya dengan sengaja, sepertinya dia sangat menikmati sikap salah tingkahku.
"A-apa yang kau lakukan?"
"Memelukmu," jawabnya santai. "Bernapaslah, kau bisa mati nanti."
Aku pun patuh.
"Yoojung-ah, kau sudah tahu bagaimana keadaan Jungyeon, benarkan? Dia terus mengancam akan melukai dirinya sendiri jika aku sampai dekat denganmu. Aku mungkin bisa tidak peduli, meninggalkannya seperti apa yang Jimin lakukan, tapi aku tidak ingin kejadian yang sama terulang. Dia terluka maka kau juga akan berujung luka, aku tidak ingin sesuatu terjadi padamu." Taehyung mengeratkan pelukannya, wajahnya ia tenggelamkan di pundakku. Itulah keputusasaan yang dia rasakan.
"Tapi kau malah bertingkah," dumelnya kesal.
"Bertingkah, maksudmu?"
"Kau dekat dengan si Park Jimin. Padahal, aku sudah melarangnya. Kemudian juga dengan dua bocah si pemain musik itu, sekarang di tambah lagi dengan Kim Namjoon dan mantan kekasihmu. Kau pikir aku bisa tahan menyembunyikan semuanya? Kau selalu memancingku!" gerutunya terdengar semakin kesal.
Aku pun tak bisa menahan tawa. Taehyung, cemburu? benar dia sangat cemburu. Jika dipikir pun ia tidak akan mungkin sampai ikut aku bekerja Part Time, walau alasan lainnya adalah paksaan dari orangtuanya, tetap saja dia tidak akan sepatuh itu jika tidak peduli padaku. Aku memang kurang peka, bahkan sama sekali tidak curiga. Itu karena kupikir di hatinya hanya ada nama Jungyeon, dan selamanya hanya gadis itu.
"Sulit untuk bersepakat dengan Jungyeon, rumit." Lirihnya.
"Maafkan aku karena tidak peduli padamu dan hanya egois pada perasaanku sendiri, Taehyung-ah."
"Segampang itu meminta maaf?"
Aku mengangkat alis heran, suaranya terdengar mencurigakan. Taehyung pun melepaskan pelukannya, dan memutarkan tubuhku agar menghadap padanya. Sesaat aku merasa sangat malu, bahkan berpikir jika semua ini hanyalah mimpi. Bagaimana bisa aku berakhir menyukainya? Lelaki yang dulu sangat menyebalkan, seseorang yang terus membuatku kesulitan, namun kini aku berakhir dengan semua kekaguman terhadapnya. Cinta memang aneh.
"Aku sudah menyelamatkanmu dari Lee Hyunwoo dan kau juga banyak melakukan salah. Kau harus menerima hukuman."
Aku mundur satu langkah, tetapi Taehyung menahanku. Ia kemudian tersenyum simpul menyeramkan.
"Apa yang kau pikirkan?" tuduhku.
"Bukankah kau memang sengaja mengundangku ke tempat ini? Kau ingin melakukannya, kan?"
"A-apa?" tanyaku panik.
"Tutup matamu."
Aku mendorong Taehyung kuat. Aku tidak siap melakukannya sekarang, lagi pula ini bahkan hari pertama kami resmi berpacaran. Aku memang tahu jika Taehyung mesum, ia bahkan banyak mengkoleksi hal-hal berbau porno di kamarnya, aku sendiri yang memergokinya. Tapi tidak tahu separah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living with Annoying Boy - KTH [END]
Hayran KurguKim Yoojung memutuskan pindah ke Seoul demi memudahkannya untuk beradaptasi dari kenyataan orangtuanya telah meninggal. Di Seoul dia tinggal bersama keluarga Tn. Kim yang sangat menyayanginya, nahas di sana ada Kim Taehyung si biang kerok. Kim Taehy...