Aku sebelumnya tidak pernah berpikir akan secepat ini untuk memutuskan, terlebih sesuai dugaan jika hal ini akan membuat kedua orangtua angkatku ini begitu terkejut. Tapi bukankah sudah jelas jika Taehyung akan menyukai keputusanku ini, memang sejak lama dirinya ingin aku angkat kaki dari rumahnya.
"Tunggu, tunggu ... apa maksudnya?" Park Mina menatapku nanar. "Kau membutuhkan uang?"
Aku cepat menggeleng.
"Taehyung, kau membuat Yoojung kesal lagi?" tuduhnya pada Taehyung.
"Kenapa aku?" tanya Taehyung tak merasa bersalah. Padahal, jujur saja jika sebagian dari keputusanku adalah pengaruh dari sikapnya.
"Kau boleh kerja sambilan, tapi kenapa harus sampai pindah? Tidak, aku tidak akan pernah setuju."
"Tapi sepertinya aku hanya membuat repot dan aku .... "
"Yoojung-ah, apa kebaikan kami membuatmu terbebani?" tanya Kim Raewon memotong pembicaraanku, sebenarnya itu sama sekali bukan kepribadiannya, ia selalu dengan baik membiarkan lawan biacaranya biacara hingga selesai, tetapi sepertinya keputusan yang baru saja kuajukan membuatnya sangat kecewa sehingga ia perlu untuk memotong kata-kataku.
"Tidak, tidak mungkin, justru aku sangat bersyukur. Tanpa kalian aku tidak akan bertahan sejauh ini, aku hanya berpikir untuk belajar hidup mandiri saja."
"Kau mungkin terlalu terbebani dengan banyak tugas dan masalah lainnya, tapi kumohon jangan pernah berpikir untuk pergi. Aku tidak bisa tanpa dirimu, kau adalah putriku, tolonglah."
Park Mina yang biasanya terlihat begitu ceria kini bahkan menangis dan memelas di depanku, rasanya hatiku hancur. Aku bahkan orang yang berulang kali mengingatkan Taehyung agar kelak tak lagi membuat ibunya menitihkan air mata, lalu sekarang apa yang telah kuperbuat? Karena kenyataannya aku hanya terlampau kesal pada Taehyung, lalu kemudian melampiaskannya pada semua orang. Perasaanku ini sungguh membodohkan.
"Apa tidak usah jadi ke Hawainya?" tanya Park Mina pada suaminya karena begitu putus asa.
"Ja-jangan, aku, aku tidak akan pindah, kalian liburan saja. Yah, jangan sampai dibatalkan."
"Serius?" Ia memegang tanganku kegirangan. "Kau harus berjanji ya. Jika kau sampai pergi, Taehyung akan mendapatkan hukuman yang tidak akan pernah dia bayangkan sebelumnya."
"Kenapa harus aku?" Kesal Taehyung.
"Ya sudah masalah selesai, kalian pergilah tidur."
"Baik," kataku serempak dengan Taehyung.
Aku berjalan menaiki tangga bersamaan dengan Taehyung yang mengikuti di belakang. Namun, ia masih saja mengikuti meski kini aku sudah berdiri tepat di depan kamarku.
"Jangan khawatir, meski mereka tak ingin aku pergi, tetapi keputusanku sudah bulat. Kau bisa tinggal di rumah dengan leluasa nantinya, tak perlu lagi peduli dengan kehadiranku yang mengganggu," jelasku meski Taehyung tidak bertanya sama sekali.
"Kenapa kau jadi sangat sensitif sekarang?"
Aku menoleh lantas memandangnya heran.
"Kau akan ikut dengan lelaki itu? Padahal, kau baru mengenalnya? Aku tidak akan mengizinkannya."
Alisku sempurna terngakat tinggi-tinggi, hal konyol apalagi yang ia coba katakan padaku saat ini. Tidak puaskah selalu mempermainkan, tidak puaskah memberiku sebuah harapan palsu yang sebenarnya tidak akan pernah ia sanggup berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living with Annoying Boy - KTH [END]
FanfictionKim Yoojung memutuskan pindah ke Seoul demi memudahkannya untuk beradaptasi dari kenyataan orangtuanya telah meninggal. Di Seoul dia tinggal bersama keluarga Tn. Kim yang sangat menyayanginya, nahas di sana ada Kim Taehyung si biang kerok. Kim Taehy...