Aku dan Taehyung berlari tanpa menyadari jika kami masih bergenggaman tangan, ini sangat aneh dan membuatku tak nyaman. Aku tahu jika Taehyung melakukannya tanpa sengaja, mungkin dia sangat antusias menunjukan tempat itu kepadaku.
Aku masih tidak tahu ke mana tujuan Taehyung sebenarnya, yang jelas tempatnya terletak jauh dari rumah. Kami bahkan harus menaiki bus menuju Seongdong-gu, tapi entahlah Taehyung masih saja tutup mulut meski sudah kubanjiri berbagai pertanyaan. Ia malah menutup mata dan berniat tidur, menandakan jika perjalanan masih panjang.
Sekitar 45 menit perjalanan akhirnya aku bisa menemukan titik terang, Taehyung membawaku ke sebuah tempat yang sangat menakjubkan. Itu adalah Seoul Forest yang terletak di daerah Ttukseom-ro, Seogdong-gu, Seoul. Mungkin bagi wisatawan tempat ini terbilang asing, karena suasananya memang sepi untuk dibeberapa spot.
Taehyung berjalan dengan cepat, masih saja ia menutup mulut dan membiarkanku tetap mengekornya di belakang. Namun, bagiku ini sudah cukup, setidaknya walau suasananya tidak semirip dengan Pulau Jeju, udaranya sangat segar dan nyaman. Tempat ini memang cocok untuk menjadi tempat menenangkan diri.
"Kita harus masuk lebih jauh jika ingin menemukan tempat yang lebih sepi dan sejuk lagi," ujar Taehyung yang akhirnya angkat bicara.
Setelah berjalan sekitar 15 menit Taehyung akhirnya berhenti di sebuah tempat yang menyuguhkan pemandangan luar biasa indah, jarang sekali tempat ini ditemukan di kota metropolitan semacam Gangnam. Air danau yang hijau, pohon-pohon yang rindang, rerumputan hijau, angin yang pelan berhembus, semuanya terasa sempurna.
Taehyung kemudian merebahkan tubuhnya di atas rerumputan, matanya lurus memandang pada langit.
"Kau yakin memperlihatkan tempat ini padaku?"
"Sepertinya aku sudah gila."
Aku terkekeh, kemudian ikut duduk di sampingnya.
"Terimakasih karena telah mengenalkanku pada tempat ini, kelak aku akan sering berkunjung."
"Terserah kau saja," ujarnya cuek.
Apa yang terjadi pada Taehyung hari ini, mengapa sikapnya berubah dari biasanya. Maksudku bisa saja kan tempat ini adalah tempat yang istimewa untuknya, atau semcam tempat persembunyian miliknya. Tapi kenapa dia membawaku kemari?
Kemudian Taehyung tertawa kecil.
"Kenapa?" tanyaku heran. Tentu saja, dia tadi terdiam dan fokus memandang langit, kemudian secara tiba-tiba tertawa.
"Kau memang aneh?"
Aku menunjuk pada diriku sendiri? Apa dia ingin memulai perdebatan lagi.
"Tadi kau mengeluh soal ini dan itu, kemudian hanya kutunjukan tempat ini langsung berterimakasih padaku. Seperti juga waktu itu, kau duduk di tangga sambil menangis tersedu-sedu, lalu sedetik kemudian malah memaki-maki seseorang. Aku hanya iri padamu."
Mataku membulat. Iri? Dia bercanda.
"Iri padaku? Serius, harusnya aku yang iri padamu. Hidupmu harusnya sangat sempurna."
"Kau hanya tidak tahu saja."
Aku menoleh padanya, penasaran apa yang terjadi kepadanya. Tentu saja kupikir hidupnya sangat sempurna. Dia putra tunggal satu-satunya dari pengusaha sukses di Korea selatan, yang sudah pasti jika kehidupan dan masa depannya terjamin. Ia dibekali paras yang sempurna, aku mengakuinya jika dia memanglah sangat tampan dengan proporsi tubuh yang ideal bagi kaum adam. Dia hanya kurang bersyukur saja mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living with Annoying Boy - KTH [END]
Fiksi PenggemarKim Yoojung memutuskan pindah ke Seoul demi memudahkannya untuk beradaptasi dari kenyataan orangtuanya telah meninggal. Di Seoul dia tinggal bersama keluarga Tn. Kim yang sangat menyayanginya, nahas di sana ada Kim Taehyung si biang kerok. Kim Taehy...