Perasaanku kian hari semakin memburuk, lalu tanpa kuduga seseorang yang kucintai adalah sosok yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Aku paham betul bagaimana inginnya hatiku, tetapi tak cukup mengerti dalam mengutarakan perasaannya. Alih-alih kini hanya menggerutu bagai orang yang tengah datang bulan. Padahal, aku sudah lewat masa-masa itu dari seminggu yang lalu. Aku tahu bahwa aku sudah jatuh hati pada Kim Taehyung.
Sesungguhnya bukan orang lain yang harusnya heran dan bertanya mengapa aku bisa jatuh hati kepadanya? Terang saja aku dan lelaki itu bagai air dan api yang tidak dapat bersatu—maksudku dalam hal prilaku ataupun kebiasaan. Aku juga demikian bingung, ingin merutuk sendiri betapa hina perasaan yang tengah melandaku. Aku tak ingin lelaki itu adalah Kim Taehyung, sosok yang mampu memikatku. Lalu dari awal pun aku hanya berpikir jika jatuh cinta mungkin Park Jimin orangnya, dia lelaki yang selalu berada di sampingku, lelaki yang selalu menjadi pahlawan. Lalu kenapa? Kenapa justru Kim Taehyung yang mengisi relung kosong setelah pengkhianatan dari Lee Hyunwoo. Atau bahkan aku inginnya Kim Namjoon saja, dia super keren, tinggi, tampan dan sangat cerdas. Namun, kembali pada faktanya, toh cinta memang tidak bisa memilih, benarkan?
TOK ... TOK ... TOK
Aku tengah merenung, tengah memarahi kesalahan fatal yang sudah diperbuat oleh hatiku ini. Lalu, pintu yang diketuk keras sedemikian rupa itu amat mengganggu dan jelas pula siapa dalang dibaliknya.
"Buka pintunya Kim Yoojung!!" pekik Taehyung dari balik pintu.
Aku tak buru-buru beranjak, sejenak kembali menatap diri pada cermin. Kupikir menganggap perasaanku sebagai mimpi adalah yang terbaik, toh memang mustahil untukku berharap pada Taehyung yang hatinya sudah terisi penuh oleh nama orang lain. Akan sangat bodoh jika aku terus berharap pada seseorang yang hanya akan memberi penolakan pada akhirnya.
"Kau pasti bisa Kim Yoojung, semangat!" kataku memberi semangat pada diriku yang kini sungguh gelisah.
"Kim Yoojung, kau sudah tidur?" pekik Taehyung lagi.
Pintu sudah kubuka, kulihat lelaki yang sulit kucela tampangnya itu berdiri menatap.
"Kenapa?" tanyaku sedingin mungkin.
"Apa maksud kata-katamu tadi?"
Aku mendengus kesal. Betapa bodohnya diriku bisa memiliki perasaan pada lelaki sepertinya.
"Aku bilang menjauh dariku. Kau hanya membuat keributan saja, masa begitu saja kau tidak paham. Aku, kan, tidak menggunakan bahasa yang aneh, nilai bahasa koreamu berapa, sih? Huh," gerutuku lagi. Tingkahku semakin aneh.
Taehyung mengernyitkan kening.
"Kau marah padaku?"
"Aku, kan, memang selalu marah padamu, apanya yang beda?"
"Memang begitu, tapi kali ini berbeda."
"AAAAAAAAAAA .... " Taehyung berteriak kencang saat tangannya kugigit. Gigiku sudah tidak tahan bergemeretak di dalam mulut, begitu juga dengan mulut Taehyung yang tidak mau berhenti bertanya. Seharusnya jika perempuan meminta ia lakukan saja, bertanya hanya akan menambah perkara.
"Kenapa menggigitku?"
"Aku sudah peringatkan padamu, jika kau terus membuatku kesal kau akan kugigit!"
"Kau marah karena tadi aku pergi begitu saja? Hal ini juga kau lakukan saat itu, kan? Kenapa kau sangat kecewa ketika aku selalu pergi saat bersamamu?" Taehyung menarik tanganku keras. "Kau cemburu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Living with Annoying Boy - KTH [END]
FanfictionKim Yoojung memutuskan pindah ke Seoul demi memudahkannya untuk beradaptasi dari kenyataan orangtuanya telah meninggal. Di Seoul dia tinggal bersama keluarga Tn. Kim yang sangat menyayanginya, nahas di sana ada Kim Taehyung si biang kerok. Kim Taehy...