Ada banyak kebohongan yang sepertinya sedang kusembunyikan, terutama kepada Jimin. Perasaanku tak nyaman. Ketika dia begitu baik terhadapku, sebaliknya aku terus saja berdusta kepadanya. Seandainya saja hubungan Taehyung dan Jimin dapat segera diperbaiki mungkin aku tak usah menyembunyikan soal hubunganku kepadanya. Jujur saja ini membuatku merasa terus berdosa tiap harinya.
Benar, solusi dari semua ketidaknyamanan ini adalah hubungan Jimin dan Taehyung yang harus diperbaiki. Setidaknya aku harus mencoba membujuk Taehyung, mungkin statusku yang kini lebih istimewa di hatinya dapat menjadi pengecualian. Yah, masalah ini sudah berlarut-larut sekian tahun, tetapi tak ada solusi. Kupikir kehadiranku adalah salah satu cara yang Tuhan kirimkan agar hubungan mereka kembali menjadi normal.
"Aku sudah mengirimkan rekaman itu pada salah satu Producer yang ku kenal, dia bilang akan berusaha membantuku."
Taehyung menyandarkan kepalanya di pundakku. Malam ini kami menikmati pemandangan langit malam Seoul di atas rumah atap. Semilir angin terasa menggelitik, tetapi keberadaan Taehyung di sampingku begitu hangat.
"Suaramu sangat bagus dan benar-benar menyentuh, kau tahu saat waktu itu aku datang ke sini, kau memergokiku menangis. Yah, sejujurnya itu karena suaramu yang begitu indah."
Taehyung hanya terkekeh saat mengingat kejadian itu kembali.
"Tapi, kau yakin ingin menjadi penyanyi?" tanyaku ragu. Tentu saja pertanyaan ini sedikit sensitif.
"Tentu saja," jawabnya mantap. "Aku sudah mengantongi banyak nama perusahaan, setelah lulus aku akan serius."
Aku terdiam sejenak.
"Kenapa? Kau takut jika nanti aku sudah menjadi penyanyi, kita tidak bisa bersama lagi?"
Kim Taehyung, cobalah untuk berbicara lebih lembut kepada kekasihmu ini. Kau pikir aku bisa tiap saat menerima kata-kata kasarmu itu.
"Bukan itu, aku pikir Ayahmu akan menentangnya. Kau tahu maksudku, kan?"
Kami sama-sama terdiam. Sudah pasti ini adalah pembahasan yang sensitif.
Kim Raewon yaitu ayah dari Taehyung adalah seorang pengusaha sukses di bidang property, meski nampaknya kini dia masih segar bugar dan dapat mengelola perusahaannya dengan baik, tapi suatu saat ia membutuhkan seseorang sebagai penerusnya. Taehyung adalah putra tunggal satu-satunya, yang mana semua orang tahu bahwa kelak dialah satu-satunya sang pewaris. Kenyataannya semenjak tumbuh dewasa bersama musik, ia menjadi jatuh cinta begitu dalam, dibenaknya hanyalah tumbuh menjadi seorang pemusik yang dikenal dunia. Embel-embel pewaris yang sesekali ia banggakan hanyalah sebuah tittle semata, yang mau tak mau ia manfaatkan demi tak ditendang keluar dari rumah karena mimpinya. Ia hanya menunggu waktu yang tepat agar mampu berbicara.
"Aku tidak akan peduli dengan pendapatnya, aku akan hidup dengan jalanku sendiri," katanya lagi setelah hening yang cukup lama.
Aku menghela napas. "Aku akan mendukungmu."
"Tapi, apa kau tidak takut jika nanti kita berpisah? Mimpimu sebagai seorang model dan aku seorang penyanyi. Bagaimana kalau orang-orang melarang kita untuk bersama?"
Aku lagi menghela napas, lebih panjang. Kemudian kulirik irisnya, tanganku yang dingin hampir membeku mengusap pipinya lembut.
"Sekarang saja kita berpacaran secara diam-diam, kupikir nanti juga bisa seperti itu," jawabku ringan tak begitu ambil pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living with Annoying Boy - KTH [END]
FanfictionKim Yoojung memutuskan pindah ke Seoul demi memudahkannya untuk beradaptasi dari kenyataan orangtuanya telah meninggal. Di Seoul dia tinggal bersama keluarga Tn. Kim yang sangat menyayanginya, nahas di sana ada Kim Taehyung si biang kerok. Kim Taehy...