Pertengkaran kembali terjadi, Taehyung dan ayahnya kembali bertengkar hebat. Di kursi paling ujung aku hanya dapat perlahan mengusapkan tangan di punggung Park Mina yang tengah terisak. Aku tak bisa menengahi, terlebih ayah dan anak ini memang memiliki sifat keras kepala yang sama besarnya.
"Kau pikir aku akan sehat terus? Kau pikir aku mempertahankan perusahaan ini sendirian untuk siapa Kim Taehyung!!" pekik Kim Raewon untuk sekian kalinya. "Coba kau pikir pakai otakmu."
"Memangnya sejak kapan aku minta agar dapat duduk di posisimu nanti? Yang selalu mengancamku ini itu dengan dalih hak waris siapa? Ayah hanya tidak ingin kalah saing dengan saudara-saudaramu yang lain, kau hanya takut dianggap remeh jika tidak berhasil mendudukanku di posisimu, benarkan? Semuanya bukan semata-mata untukku! Tapi hanya demi kepentinganmu sendiri!" Taehyung tak mau kalah, ia terus menimpali tiap kalimat dari Ayahnya.
"KIM TAEHYUNG!"
"Sudah ... sudah ... sudah ... " Park Mina ikut berteriak dengan isakan yang tak kunjung berhenti, dua lelaki itu hanya mampu memandang. "Sampai kapan kalian akan terus seperti ini? Apa tidak lelah? Kalian berdua sama saja egois, kalian pun hanya memikirkan diri masing-masing."
"Auntie tenanglah," kataku menenangkan, kemudian menggenggam tangannya kuat.
Kim Raewon melemparkan tubuhnya kasar pada kursi, ia remas kepalanya kuat-kuat karena begitu frustasi.
"Aku hanya memilih jalanku, sesuatu yang ingin aku lakukan. Jika tidak, aku akan mati menyesal. Ayah, aku berjanji jika tidak bisa aku akan kembali menjadi putramu yang akan duduk di kursi waris menggantikanmu. Tetapi, aku hanya minta kesempatan untuk membuktikan padamu bahwa aku bisa berdiri sendiri dengan caraku."
Taehyung tak sanggup melihat ibunya yang tertekan, ia kemudian mengambil keputusan untuk mengendalikan diri dan mencoba berbicara dengan lebih berhati-hati.
Helaan napas panjang terdengar dari mulut Tn. Kim, ia tidak langsung menjawab.
"Kau akan sehat terus, bukankah kau lelaki paling kuat di dunia ini? Ayah, aku bersumpah tidak akan mengecewakanmu."
Taehyung bukan seseorang yang pandai berbicara untuk mengekspresikan bagaimana perasaannya, memohon bukan sesuatu yang ia mau lakukan. Tapi, aku merasa begitu bangga terhadapnya, pada tekad dan mimpinya, ia singkirkan segala ego dan memohon kepada Ayahnya. Namun, itu tidak memperlihatkannya seperti lelaki yang lemah, sebaliknya Taehyung terlihat begitu keren.
"Sayang ... " Lirih Park Mina, Kim Raewon hanya memandang. "Kita percayakan pada putra kita."
"Jika kau mempermalukanku, tidak peduli kau di atas panggung, aku akan datang menyeretmu!" tegasnya.
Mendengarnya Taehyung kemudian lompat memeluk ayahnya kuat, tak lama kemudian ia pun menangis. Akhirnya Taehyung mengantongi restu di tangannya, kuharap ini adalah awal yang indah untuknya.
***
Ujian dan semuanya telah selesai, tidak ada yang perlu ku khawatirkan lagi untuk mempersiapkan kelulusan. Yah, kecuali satu hal, Kim Taehyung. Kupikir aku tidak akan pernah menemukan waktu yang tepat untuk berbicara padanya, karena pada akhirnya akan sama saja.
"Yoojung-ah kau sudah tidur?"
Terdengar suara Taehyung di luar pintu kamar, seketika perasaanku menjadi tak keruan. Tidak, malam ini pun bukan hari yang tepat untuk mengatakan semuanya pada Taehyung. Lagi pula dia dalam keadaan yang sangat bahagia setelah berhasil mendapat restu dari ayahnya, aku tidak ingin melihatnya kembali bersedih apabila mendengar kabar dariku. Mungkin aku akan memikirkan cara yang lainnya besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living with Annoying Boy - KTH [END]
FanfictionKim Yoojung memutuskan pindah ke Seoul demi memudahkannya untuk beradaptasi dari kenyataan orangtuanya telah meninggal. Di Seoul dia tinggal bersama keluarga Tn. Kim yang sangat menyayanginya, nahas di sana ada Kim Taehyung si biang kerok. Kim Taehy...