Semuanya telah siap dan sempurna. Buku, seragam dan yang paling terakhir adalah kesiapan mental, semuanya harus tersusun dengan baik. Kukira klimaks kehidupanku di Seoul akan dimulai dari hari ini, aku juga tidak sabar untuk bertemu dengan Jimin. Tidak dapat dipungkiri, jika kini seragam yang ku kenakan memang sama persis seperti miliknya.
Tok, tok, tok.
Ada yang aneh, seseorang mengetuk pintu? Tapi, kukira di rumah ini tidak ada seorang pun yang pernah mengetuk pintu kamarku sesopan ini. Aku kemudian segera beranjak dari menja rias dan dengan ragu membuka pintu, alangkah mengejutkan menemukan sosok yang sopan ini ternyata adalah si biang kerok Kim taehyung.
"Hai, selamat pagi," sapanya ramah, yang ini lebih mengerikan.
"Kau ... kau kenapa?"
"Boleh aku masuk?"
Dia meminta izin dariku? Apa aku ini sedang bermimpi? Serius atau mungkin sebentar lagi kiamat? Tunggu, biar kulihat dari mana matahari terbit hari ini, jangan bilang kalau itu dari arah timur. Em, namun semua prasangku tidak ada yang tepat, hari ini nampak biasa saja, yang jelas lelaki di depanku ini yang tidak waras.
"Kau ... kau serius minta izin dariku?" Aku menggeleng tak percaya. "Biasanya saja kau langsung masuk tanpa permisi dan hari ini tanpa ada pertanda apa pun kau ... kau?" Sungguh aku sampai kehilangan kata-kata karena begitu terkejut, walau sebenarnya ini terlihat berlebihan. Tapi dia itu Kim Taehyung, orang yang paling membenciku.
"Kau semalam telah membantuku, jadi mulai sekarang aku akan memperlakukanmu dengan baik. Sebagai tanda terimakasih. Kita, kan, berteman."
Ia mengedipkan mata, lalu tanpa sadar aku hanya mengangguk mempersilahkannya.
Apa yang sebenarnya dia rencanakan? Sungguhkah Taehyung merasa berterimakasih kepadaku? Tapi gerak-geriknya mencurigakan dan bagiku sangat sulit untuk dapat percaya padanya. Dia itu memiliki banyak trik tipu muslihat, aku yakin dia sedang merencanakan sesuatu yang membahayakanku kali ini. Aku tetap harus waspada.
"Apa yang kau lakukan?"
"Em ... aku sepertinya menjatuhkan sesuatu di sini, biar aku mencarinya."
"Benda apa, aku akan membantumu."
"Gotcha! aku sudah menemukannya, aku pergi dulu ya."
Ia kemudian segera berlari dengan begitu cepat, serta menutup pintu kamarku sambil melambaikan tangannya. Senyum yang ia perlihatkan bagaikan iblis yang telah berhasil mengelabui umat manusia yang suci. Ya!! Betul orang suci yang teramat polos itu aku, sudah benar dugaanku kalau Taehyung memang memiliki rencana buruk. Lihatlah apa yang telah dia lakukan saat ini. Nyatanya barang yang dia cari adalah kunci kamar yang sialnya kutaruh sembarangan di atas meja rias, pada akhirnya bocah tengil itu berhasil mengunciku dari luar.
"Kyaa, Kim Taehyung!!!" pekikku kesal
"Nikmatilah harimu di dalam kamarku yang nyaman itu. Aku tidak akan membiarkanmu pergi ke sekolah, tidak akan pernah!"
"Kya!!! Kya!!!! Kim Taehyung, buka sekarang juga!"
Tak terhitung berapakali aku berteriak, tetapi sepertinya cecunguk itu sudah menghilang di telan bumi. Intinya dia benar-benar meninggalkanku terkurung di dalam kamar dan membuatku tak berhasil datang ke sekolah hari ini. Kenapa dia bisa selicik itu? Darimana idenya muncul? ah, hariku benar-benar buruk dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living with Annoying Boy - KTH [END]
FanficKim Yoojung memutuskan pindah ke Seoul demi memudahkannya untuk beradaptasi dari kenyataan orangtuanya telah meninggal. Di Seoul dia tinggal bersama keluarga Tn. Kim yang sangat menyayanginya, nahas di sana ada Kim Taehyung si biang kerok. Kim Taehy...