Jam dinding baru menunjukan pukul delapan malam lewat empat menit, tetapi mataku terlalu berat untuk tetap terjaga. Mungkin perjalanan yang kulewati memang melelahkan ditambah pula dengan adegan lari-lari yang di luar skenario. Kakiku sedikit pegal, mungkin karena gemetaran dan ketakutan yang kuhadapi.
Aku hanya sibuk memainkan ponsel sambil bertukar pesan dengan Jihoon, ia sangat cerewet seperti biasa. Sepertinya aku akan sangat merindukan Jihoon, dari mulai masakan hingga omelan yang setiap hari ia layangkan. Meski usianya dua tahun lebih muda, tetapi justru ia lebih dewasa. Bahkan aku akan sangat nyaman bertingkah manja padanya.
Kamar Taehyung terlihat sangat rapi, dinding-dinding pun bersih dari tempelan poster yang kutahu biasanya lelaki sangat suka memajangnya. Hanya jejeran komik-komik itu yang menjadi penghias, selebihnya kamar ini bisa dibilang kosong. Oh, tentunya selain boneka-boneka harimau yang begitu lucu yang disimpan di atas ranjang. Kupikir dia memang sedikit di luar nalar, makanya aku susah sekali akrab dengannya.
TOK TOK TOK
"Kim Yoojung, cepat buka pintunya!! Sudah kubilang jangan dikunci!" pekik Taehyung dari luar kamar.
Aku menghela napas pendek. Ingin mengabaikan, tetapi aku tahu bahwa kamar ini bukan milikku, aku tidak berhak melarangnya untuk masuk.
"Kim Yoojung, kau tuli ya!!"
"Tunggu sebentar, kenapa ribut begitu sih!!" sahutku malas
Kemudian ku buka pintunya dengan perasaan benar-benar malas.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaa!!"
Dengan spontan suaraku berteriak, membuat Taehyung yang tak siap terlihat kaget dan sempat mengikuti teriakanku.
Bagaimana aku tidak berteriak, aku benar-benar terkejut saat membuka pintu dan mendapati dirinya hanya mengenakan handuk saja, berdiri di sana dengan menjengkelkan. Mungkin dia sudah teracuni dari semua koleksi kasetnya itu.
"Ada apa?"
Auntie dan Uncle yang sepertinya masih bersantai di ruang Teve ikut terkejut dan kemudian datang menghampiri dengan raut wajah yang panik.
"Maaf Auntie, Uncle, tidak ada apa-apa. E ... aku hanya terkejut karena Taehyung datang ke kamar dengan hanya memakai handuk saja."
Taehyung yang seperti tersangka, kini perlahan menutupi bagian atas tubuhnya dengan kedua tangannya.
"Aishh, bocah ini, apa yang kau lakukan?" omel Auntie.
"Aku lupa tidak menyimpan baju tidur dan pakaian dalamku di atas. Minggir!"
Taehyung kemudian dengan sengaja menabrakku dan melengos masuk ke dalam kamar.
Sebenarnya tidak dapat kukatakan jika dia menerobos, ia memang pemilik syah kamar ini dan faktanya aku hanya dipinjamkan saja. Baiklah Kim Taehyung, kau bisa melakukan apa pun sesukamu, tapi pamer dada tanpa ABS itu kurasa cukup keterlaluan. Apa dia tidak menganggapku sebagai perempuan?
Huh, percuma Kim Yoojung, di mata Taehyung kau ini hanya seorang pengemis.
Beberapa menit kemudian ia sudah keluar lengkap dengan pakaian tidurnya. Sedang Tn. Kim dan istirnya sudah kembali turun setelah memberiku sebuah kata "Sabar". Tidak ada pilihan bagiku, memang sabar adalah jalan terbaik agar aku bisa betah dan nyaman tinggal di sini. Toh, bocah yang berdiri sinis di sampingku ini jarang tinggal di rumah, nanti-nanti aku pasti tidak akan sering bertemu dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living with Annoying Boy - KTH [END]
FanficKim Yoojung memutuskan pindah ke Seoul demi memudahkannya untuk beradaptasi dari kenyataan orangtuanya telah meninggal. Di Seoul dia tinggal bersama keluarga Tn. Kim yang sangat menyayanginya, nahas di sana ada Kim Taehyung si biang kerok. Kim Taehy...