♡f i v e : starry night♡

4K 235 7
                                    

Gabriel Jackson, seorang pemilik perusahaan makanan Jackas Food Company yang sangat sukses. Dia memiliki beberapa anak perusahaan lain di beberapa ibu kota di seluruh dunia termasuk Jakarta dan Sidney.

Di usianya yang masih terbilang muda. Seorang milyader 29 tahun itu telah sukses dan dapat dijajarkan dengan orang-orang paling kaya di majalah forbes. Bagaimana kiat kesuksesan Gabriel? Pria itu sering mengatakan untuk berusaha keras. Karena nyatanya, semua yang ia dapatkan bukanlah sebuah warisan turun temurun, namun buah dari kerja kerasnya selama ini. Ditinggal kedua orang tua dan harus mengurus seorang adiknya membuat semangat juang Gabriel terlecut. Ia tak ingin adiknya menderita, itulah sebabnya Gabriel remaja bekerja sekeras mungkin. Mendapat banyak beasiswa dan belajar di luar negeri agar dapat membangun sebuah perusahaan raksasa seperti sekarang.

"Sedang apa kau disini Lea?" tanya Gabriel.

"Nathan ada?" tanya gadis itu sambil menengok kanan kiri. Gabriel mendengus.

"Untuk apa mencari Nathan di kantor utama. Jelas dia tidak ada. Kau pasti ingin menemuiku bukan?" Gabriel tersenyum miring.

Alea tertawa, "bukan Gab. Aku hanya ingin mengajak Nathan ke suatu tempat." Gabriel benar-benar tak habis pikir. Bagaimana bisa Alea lebih tertarik pada Nathan yang bocah ingusan itu daripada dirinya. Seorang most wanted guy itu. Alea pasti akan menyesal karena menolaknya. Gabriel menyandarkan tubuhnya di dinding dan melipat tangannya di depan dada. Ia menatap Alea yang sibuk mengamati ponselnya sambil tersenyum. Alea cantik dan manis. Ia terpelajar dan anggun. Gabriel menyukai semua kriteria yang ada pada wanita berumur 27 tahun itu. Meski ia tahu ia sama sekali tak mencintai Alea, namun egonya memaksanya untuk memiliki gadis itu dengan tujuan mewujudkan semua goal dalam hidupnya.

Alea hanyalah seorang wanita yang kebetulan cocok dengan semua kriteria idaman bagi Gabriel. Ya, hanya sebatas itulah Alea di mata Gabriel dan tak ada seorangpun yang tahu. Mungkin Toby tak termasuk ke dalam 'semua orang' itu bagi Gabriel. Gabriel yakin Toby tahu tentang perasaannya pada Alea.

"Gab, aku pergi dulu." Gabriel mengendikkan bahu. Alea yang melibatnya juga balas mengendikkan bahunya dan meninggalkan Gabriel.

Kenapa ya, aku menjadi tidak bersemangat untuk mendapatkan Alea?

***

Carren terlihat mengajari Krysan untuk membuat sebuah kue pie mini. Meski bentuknya mungil semungil dirinya, Krysan tampak kesulitan dibuatnya. Carren tertawa melihat tepung menempel dimana-mana di tubuh Krysan.

"Jangan menertawakanku." keluh Krysan.

"Maaf Krys, hanya saja kau mirip rusa salju sekarang." Krysan mencebik kesal. Ia mencelupkan tangannya ke dalam tepung dan menangkup kedua pipi Carren hingga gadis itu terhenyak. Ia melotot menatap Krysan yang tersenyum manis di depannya.

"Ya Tuhan, bagaimana aku akan marah ketika kau tersenyum seperti itu?" Krysan menunduk malu. Dua hari berada di rumah Carren membuat keadaan Krysan bertambah jauh lebih baik. Matanya mulai tampak bersinar dan bibir mungilnya lebih berwarna. Kulitnya juga tak lagi kusam seperti dulu.

"Carren, terima kasih." ucap Krysan tulus.

Carren menatap sendu ke arah Krysan, ia lantas menangkupkan tangannya di pipi Krysan, "Aku akan menerima ucapan terima kasihmu jika kau mau menuruti keinginanku." kata Carren.

"Apa itu?" tanya Krysan.

"Jangan tinggalkan aku." Krysan tertegun. Ia baru kali ini bertemu dengan seseorang semacam Carren. Bahkan tanpa berpikir panjang ia malah mengajaknya tinggal di rumahnya. Dan Carren memberinya nama. Krysan. Bunga beraneka warna itu terlihat sangat cantik. Dan... Ia merasa nama itu terlalu cantik untuknya.

The Shabby Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang